Bab 19 : Balasan

1.3K 92 27
                                    

"Antagonis utama novel The Eternal Love, ya? Hmm"

Mallory menatap kertas berwarna cokelat muda yang ia genggam setelah sebelumnya menuliskan isi poin keempat alur novel The Eternal Love.

Untung saja ia sempat membawa kertas catatannya yang berisi poin-poin mengenai alur novel dengan latar kerajaan yang pernah dihadiahkan oleh Aura dulu. Setidaknya kertas cokelat muda itu berguna di saat seperti sekarang ini.

Mallory mengumpat dalam hati. Bagaimana bisa ia melupakan hal terpenting di novel bergenre romantis berjudul The Eternal Love itu. Rasa-rasanya ia ingin mengutuk dirinya sendiri.

Mallory kembali mengumpat.

"Cesare..."

Mallory mengetukkan pulpennya di atas meja, menimbulkan suara pelan.

Kini ia tengah berada di kamar asrama sendirian, kelasnya hari ini selesai lebih cepat dari biasanya sehingga ia bisa kembali ke kamar asrama sebelum malam tiba. Sementara kelas peminatan akan dimulai seminggu lagi.

Oh itu artinya Mallory akan memulai kelas memanah bersama Kasia seminggu dari sekarang.

Mallory melirik jam dinding kayu di samping kasur tingkat miliknya dan Kasia, tepat pukul empat sore.

Mallory menghela nafas, memperbaiki posisi duduknya di kursi depan meja rias.

"Cesare- dia adalah ancaman terbesarku. Rencanaku, semuanya, bisa-bisa gagal total jika dia berada di pihak lawan"

Mallory meniup anak rambut yang menghalangi pandangannya dengan pelan.

"Dia memiliki pangkat yang tinggi, koneksi yang luas, dan kekuasaan yang bisa saja mengacaukan segala rencana yang telah ku susun dengan sempurna"

Mallory bergumam lagi, masih setia mengetukkan pulpennya di atas meja. Menatap pantulan dirinya di cermin rias yang memiliki ukiran emas di pinggirannya.

"Cesare.. dia adalah lawan"

Mallory kembali meniup anak rambutnya yang menghalangi pandangan.

"Dan lawan seperti Cesare, tidak bisa diremehkan begitu saja"

Mallory meneguk ludah sesaat sebelum suara pintu terbuka menginterupsi telinganya.

Krieett

Mallory reflek menoleh. Elodie menatapnya sejenak sebelum kembali menutup pintu dari dalam dan melangkah menuju kamar mandi tanpa mengatakan sepatah kata pun pada Mallory.

Penampilan gadis itu jauh dari kata baik. Rambut yang berantakan, gaun yang kotor, dan beberapa memar di wajahnya yang sempat Mallory lihat sebelum akhirnya gadis itu menghilang dibalik pintu kamar mandi.

Oh, apakah dia membuat ulah lagi? Seingatnya Elodie Orion menempati posisi kedua si pembuat masalah di Kekaisaran Erios, setelah Mallory Caldwell tentunya.

Ia bahkan heran bagaimana bisa Mallory mendapatkan peringkat satu si pembuat masalah Erios di saat kehidupan Mallory hanya berpusat tentang bagaimana cara menghancurkan Maela?

Mallory menghela nafas, kembali memandang kertas cokelat muda di genggamannya.

Kira-kira apa yang sedang Luke dan Cesare bicarakan kemarin di ruang makan, ya? Seingatnya tidak pernah ada narasi dimana Luke dan Cesare saling mengobrol santai seperti itu.

Luke dan Cesare adalah musuh, mereka adalah lawan.

Mereka masing-masing berusaha untuk menjatuhkan satu sama lain agar dapat mendapatkan hati Maela, sang karakter utama The Eternal Love.

The Antagonist's ThroneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang