"Kapan musim dingin tiba? Aku sudah sangat rindu dengan salju!"
Mallory menguap bosan, sudah dua jam mereka berada di perpustakaan untuk mengerjakan tugas dari Nyonya Darla -guru mata pelajaran matematika- yang mengharuskan mereka mencari buku di sini.
"Oh, semoga saja musim dingin segera tiba! Aku sudah malas berada di bawah terik sinar matahari yang menyengat kulit!"
Mallory kembali menguap sembari membalik lembar buku yang sedang ia baca. Dua jam tertahan di perpustakaan, dan dua jam itu pula Kasia seolah tak mau melewatkan barang sedetikpun untuk berbicara panjang lebar.
Aelia hanya mendengarkan sembari sesekali mengangguk, masih fokus menyalin jawaban dari buku Mallory. Tentu saja karena Mallory telah menyelesaikan tugas dari Nyonya Darla terlebih dahulu. Mallory ingin cepat-cepat selesai dan bersantai, tidak peduli apakah jawaban dari tugasnya itu benar atau tidak.
Sementara Elodie- baiklah, tolong jangan berharap lebih pada gadis itu. Dia sudah tertidur sedari tadi dengan bantalan beberapa buku tanpa mendengarkan ocehan Kasia sama sekali. Entah bagaimana dengan tugasnya, Mallory juga tak tahu apakah dia sudah selesai mengerjakan atau belum.
Oh tapi tunggu!
Ada hal yang lebih menarik daripada itu.
Kalian tahu apa?
Tadaaaa!
Setelah Mallory dan Elodie berteman dan berbaikan kemarin, kini mereka berdua duduk dalam satu meja yang sama bersama dengan Kasia dan Aelia.
Mallory mendadak menjadi dekat dengan tiga orang sahabat -Kasia, Aelia, dan Elodie- yang bahkan Mallory tak pernah menduga akan menjadi teman dari tiga manusia itu.
Bahkan menjadi teman dari seorang Elodie Orion? Hal itu tak pernah terpikirkan dalam benak Mallory sebelumnya, haha. Ini hampir seperti mimpi.
Tapi tak apa.
Tujuan Mallory adalah mengumpulkan relasi sebanyak-banyaknya. Membangun hubungan yang baik dengan banyak orang sehingga mereka akan berada di kubunya.
Semakin banyak relasi, semakin luas kekuasaan, bukan?
Oke baiklah, itu adalah trik lama.
Mallory menghentikan kegiatan membacanya sejenak, beralih mendongak melihat Kasia, Aelia, dan Elodie yang sedang sibuk dengan kegiatan mereka masing-masing. Kasia yang terus mengoceh tidak jelas, Aelia yang sedang menyalin tugas, dan Elodie yang sedang tidur berbantalkan tumpukan buku.
Mallory mengendikkan bahu acuh, kemudian kembali fokus pada bukunya, tapi-
Wow, sebenarnya Mallory tidak menyangka bahwa mereka berempat akan menjadi teman seperti sekarang ini, haha.
"Kalian lebih suka musim dingin atau musim panas? Hei, aku ingin sekali membuat boneka salju! Bukan kah itu lucu?" ucap Kasia yang lagi-lagi hanya dibalas oleh keheningan.
Yah, setidaknya Mallory memiliki banyak teman di akademi ini yang dapat ia jadikan sebagai alasan untuk tidak membalas surat dari Maela. Oh tentu saja ia tidak membalasnya karena ia sedang sibuk di sini bersama dengan para temannya-
Wow, itu adalah alasan yang bagus.
"Selesai!" Aelia tersenyum puas ketika kata terakhir dari tugas di buku Mallory sudah selesai ia salin setelah hampir satu setengah jam duduk menyalin tugas. Pencapaian yang luar biasa. Aelia bahkan merasa bahwa pinggangnya sudah mulai encok.
"Omong-omong, bukan kah Festival Tahunan akan segera dilaksanakan?"
Mallory kembali menghentikan kegiatan membacanya, beralih memandang Aelia yang sekarang telah berganti posisi menjadi lebih santai dari sebelumnya.
Festival Tahunan? Apa itu? Mallory tidak tahu.
Mallory mengerjap, tentu saja ia tidak tahu. Mallory bukan berasal dari dunia ini. Oh, entah kenapa sekarang ia jadi sering lupa jika dirinya berasal dari belahan dunia lain. Berdinamika bersama orang-orang asing yang semakin lama menjadi akrab di sini membuatnya lupa jika dulu ia pernah menjadi seorang Mallory Novalee.
"Festival tahunan? Apa itu?" tanya Mallory dengan kening berkerut.
Aelia mengerjap, hah? Ia tidak salah dengar kan?
Yang benar saja Mallory tidak tahu apa itu Festival Tahunan?
"Kau tidak tahu apa itu Festival Tahunan?"
Mallory menggelengkan kepalanya, tanda bahwa ia memang tidak tahu. Memangnya semuanya harus ia tahu? Tidak, kan? Wajar saja ia tidak tahu. Mallory bukanlah Dewa yang tahu segalanya.
"Festival Tahunan itu semacam perayaan, pesta, atau sejenisnya yang selalu diadakan oleh Kekaisaran Erios setiap tahunnya. Biasanya diadakan sekitar dua sampai tiga minggu untuk mempersiapkan pertunjukan menarik di hari Festival itu. Ah bagaimana menjelaskannya?" Aelia menghembuskan nafas, susah untuk menjelaskannya secara detail.
"Jadi intinya, di Festival Tahunan kita akan berpesta" Elodie tidak ingin ribet, katakan saja intinya.
Mallory mengangguk-anggukkan kepalanya. Masih tidak mengerti tapi oke lah.
"Biasanya Akademi Beverly akan mengadakan perayaan juga untuk merayakan Festival Tahunan itu. Akan ada lomba-lomba, pertunjukan, dan lain sebagainya. Dan kau harus tahu itu benar-benar mengagumkan!! Ugh aku tidak sabar menunggu! Kapan Festival Tahunan dimulai?" Kasia tersenyum lebar, matanya berbinar cerah.
Se-mengagumkan apa memangnya? Wow.
"Festival Tahunan adalah acara yang selalu ditunggu-tunggu setiap warga Kekaisaran Erios" jelas Aelia menambahkan.
"Memangnya Festival Tahunan merayakan tentang apa hingga semua orang sangat menantikannya?"
Aelia, Kasia, dan Elodie saling bertukar pandang.
Merayakan apa?
Mereka juga tidak tahu.
Selama ini yang mereka tahu Festival Tahunan itu hanyalah sebuah perayaan yang terjadi setiap tahun, dan itu adalah acara yang sangat mengagumkan.
"Aku tidak tahu" Aelia menggelengkan kepalanya, benar-benar tidak tahu jawaban dari pertanyaan Mallory.
"Aku juga" Kasia juga sama, dia juga tidak tahu.
Elodie? Dia hanya mengendikkan bahu acuh. Tanda jika dia juga tidak tahu.
Mallory menghembuskan nafas. Padahal ia sangat penasaran. Festival Tahunan merayakan apa, sih? Hari jadi Kekaisaran Erios? Hm, masuk akal juga.
Tapi entahlah.
"Hei! Kalian berempat!"
Mallory hendak kembali membuka lembaran berikutnya dari buku yang ia baca sebelumnya ketika tiba-tiba saja suara yang familiar menyapa telinganya. Oh, itu Lavena?
Lavena, gadis itu tampak anggun dengan seragam Akademi Beverly yang dipadukan dengan almameter biru menawan. Almameter khas yang digunakan oleh tim organisasi akademi. Rambutnya ditata rapi dengan jepit-jepit lucu. Dia berjalan ke arah mereka berempat setelah sebelumnya melepas alas kaki di pintu depan perpustakaan.
Senyum manis tersungging di bibir merah mudanya, membuat Mallory mau tak mau menutup buku yang sedang ia baca. Tiba-tiba saja niat membacanya hilang begitu saja.
"Kalian, murid dari kamar nomor seratus dua puluh lima?"
Aelia mengangguk. "Ya. Kami berempat dari kamar nomor seratus dua puluh lima. Memangnya ada apa?"
Lavena melebarkan senyumnya. "Apakah kalian bersedia untuk tampil di acara puncak Festival Tahunan?"
Hah?
Mallory tidak salah dengar kan?
Keempat teman itu saling bertukar pandang. Tampil di acara Festival Tahunan? Oh, wow. Tawaran ini bahkan tidak pernah ada dalam benak mereka sebelumnya.
Tbc.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Antagonist's Throne
FantasiMallory pikir, hidupnya sudah berakhir. Ya, seharusnya begitu. Namun, kenapa ia malah berada di sini? "Jangan bermimpi untuk menaiki kursi takhta, adik. Sebaiknya, berlatihlah untuk mencium kakiku di masa depan mulai dari sekarang, adikku sayang" Eh...