Hari ini adalah hari yang paling bahagia untuk kedua pasangan yang baru saja melangsungkan pernikahan yaitu jaemin dan jeno.
"selamat ya jem" ucap haechan sembari memeluk jaemin.
"terima kasih haechanii, oh ya mana chenle kenapa ga kalian ajak?" tanya jaemin pada mark dan haechan
"hari ini dia ikut ujian akhir tahun jadi ga bisa di tunda." sahut mark
"oh, gimana kamu chan? udah ngisi belum?"
tangan jaemin terjulur menyentuh perut rata haechan sedikit elusan. haechan tersenyum kikuk mendengar pertanyaan jaemin.
"belum jem."
Mark yang menyadari ekspresi haechan yang tidak enak itu ia genggam jemari haechan sesekali ia usap.
"jika tidak hamil juga aku tidak peduli, chenle sudah cukup bagi kami."
haechan menatap mark yang berbicara menatap jaemin.
"iyaa bener juga, maaf ya chan aku nanyain hal sensitif." ucap jaemin yang tidak enak melihat ekspresi sepupunya itu.
haechan menggeleng cepat. "tidak, tidak apa apa jem. aku doain kamu cepet cepet punya momongan ya."
"terima kasih chan ..."
sudah hampir 3 jam acara pernikahan jeno dan jaemin, haechan dan mark segera pulang karena acara tersebut telah selesai.
"sayang aku mandi dulu ya." ucap mark sembari melepaskan jas nya
"iyaa mas."
setelah mark masuk kedalam kamar mandi, haechan kini duduk di pinggir ranjang menyandarkan punggungnya di kepala ranjang, ia ambil bantal guling kemudian ia taruh di atas pahanya.
haechan kepikiran dengan perkataan jaemin sebenarnya tidak hanya jaemin, mama mertuanya alias mama mark juga sering menanyakan hal yang sama.
haechan selalu menjawab 'iya sesegera mungkin' tapi mark selalu membantah dan mengatakan hal yang sama 'chenle sudah cukup untuk kami' kadang haechan bingung kenapa dengan mark ia sulit hamil bahkan sudah bulan ke7 tidak ada tanda tanda kehamilan.
haechan sudah berpengalaman saat hamil chenle, dulu saat menikah dengan jung malvin hanya sekali bercinta ia langsung hamil di bulan kedua. padahal mark itu subur bahkan sebelum menikah mereka mengecek kondisi kesehatan pada dokter dan hasilnya baik dan aman, bahkan mereka sering bercinta dan terakhir mereka melakukannya di dapur dengan harapan kuat tapi nyatanya nihil.
cklek
"sayang?"
haechan tersadar dari lamunannya ia menolehkan kepalanya ke arah pintu kamar mandi disana ada mark dengan pakaian siap untuk tidur.
mark menghampiri haechan duduk di sampingnya. "ada apa, hm?"
"tidak ada mas, aku kepikiran chenle semoga lulus ujiannya."
bohong, itu yang dapat mark lihat dari wajah haechan. ya memang istrinya ini pandai menutupi masalah kadang ia kesal karena haechan tak mau bercerita.
mark sadar kok haechan sedang memikirkan apa, dari perjalanan pulang tadi saja haechan banyak diam biasanya dia akan bercerita meski itu hal hal kecil. tapi ia tak ingin membahasnya sekarang karena mood haechan sedang tidak baik.
mark tersenyum manis mengusap surai sang istri sesekali ia kecup.
"gimana les nya chenle?" tanya mark
"chenle udah lancar bahasa inggrisnya mas, tinggal beberapa kata aja belum fasih menyebutkan nya." jelas haechan sembari menyandarkan kepalanya di pundak mark.
"baguslah, chenle memang pintar jadi dengan cepat ia bisa melakukannya. kita hanya butuh satu bulan lagi disini setelah itu akan pergi ke canada."
ah haechan baru ingat mereka akan sesegera mungkin meninggalkan korea selatan untuk selamanya (?)
"sudah jam berapa? mas mau jemput chenle dulu." ucap mark sembari melirik jam di ponsel nya.
"ah iya mas, nanti chenle nungguin." haechan melepaskan pelukannya
"ya sudah mas pergi dulu"
cup!
"hati hati mas"
saat mark pergi meninggalkan rumah haechan bergegas menuju kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya dan untuk menyiapkan makan malam nanti.
cklek
"mommy!" teriak chenle yang baru saja pulang.
cup!
haechan mencium kening sang putra, "gimana ujiannya?"
"gampang banget mom, kan daddy udah ngajarin chenle." ucap chenle sembari tersenyum manis
mark tertawa kecil mengusap kepala chenle gemas. "nanti kalo nilainya gede, mau hadiah apa?" tanya mark
chenle menaruh jari telunjuknya di bawah dagu seolah berfikir. "ah! chenle mau adik!" ucapnya dengan semangat.
deg
mark melirik haechan sekilas kemudian tersenyum kecil menatap chenle.
"hadiah lain saja sayang"
"memangnya kenapa? chenle ga boleh punya adik ya dad?" tanyanya dengan polos
"boleh, tapi nanti kalo chenle udah besar dan udah bisa jagain adiknya. lagian chenle ga takut kalo nanti mommy lebih sayang sama adik?" tanya mark
chenle langsung menggeleng ribut "GA MAU! chenle masih mau di sayang mommy sama daddy."
"nah jadi nanti aja ya adiknya?" ucap mark
"oke dad, nanti aja deh."
"jadi mau hadiah apa?" tanya mark sekali lagi
"mau legoo yang banyak!"
"oke besok daddy beliin ya, sekarang naik ke atas bersihkan diri nanti kita makan malam." ucap mark sembari memberikan tas yang tadi ia pegang.
"oke dad"
chenle meninggalkan dapur dan naik ke atas untuk membersihkan diri. mark menghampiri haechan yang memunggunginya menyibukkan dirinya memasak.
"sayang, kamu masak cumi ga?" tanya mark sembari menumpu dagunya pada bahu haechan.
haechan mematikan kompornya kemudian membalikkan badannya menatap mark sendu. "mas aku kepikiran terus."
"haechan siapkan dulu makana—
belum sempat mark mengucapkan kalimat haechan lebih dulu memotong ucapan mark.
"apa kamu ga pengen punya anak dariku?"
deg
mark menghela nafas pelan. "mas sudah bilang jangan dipikirkan haechan, kita tunda dulu sampai chenle udah sedikit besar."
"besok mama ke rumah, gimana kalo mama nanyain itu lagi? aku ngerasa buruk karena ga ngasih kamu keturunan —
cup!
bibir plum itu di kecup oleh mark sekilas.
"don't say that again, haechan! dari dulu mas bilang kamu bukan istri yang buruk, bukan karena tidak memberikan ku keturunan bukan berarti kamu buruk. I do not like it, mas benar benar marah jika kamu membahas itu lagi." ucap mark tegas
haechan menundukkan kepalanya memainkan ujung bajunya. "mama ga akan nanyain hal itu lagi mas jamin."
haechan menatap mark bingung. "sudah jangan di pikirkan, jika belum hamil kita bisa konsultasi dengan dokter buat program kehamilan. sekarang jangan memikirkan itu kita akan makan malam." finalnya.
"iyaa mas"
"sekarang senyum! mas ga mau nanti chenle liat mommynya sedih."
haechan melebarkan bibirnya tersenyum manis menatap mark.
"love you"
"love you more mas"
KAMU SEDANG MEMBACA
I got you Haechan!
FantasyHaechan single parent yang mengharuskan menghidupi anaknya chenle tak sengaja betemu dengan pria blasteran canada bos nya di sebuah kantor tempat ia bekerja. "Kapan kau akan menerimaku?" -mark "maaf, aku butuh waktu mas" -haechan "mom, om malk tadi...