Hari ini haechan super sibuk, dari pagi ia mengurus rumah aeri yang merengek karena lapar, chenle yang sedari tadi main bola di halaman sampai lupa waktu.
haechan rasanya ingin menangis, kenapa akhir akhir ini chenle tidak menurut dan bandel mana aeri juga rewel banget sampe haechan rasanya sakit kepala.
"KAKAK!" teriak haechan memanggil chenle yang masih asyik main bola
"kenapa mom?"
"kak, mommy udah bilang hari udah siang nanti kmu sakit panas panasan. kamu ga mau bantu mommy? adek dari tadi rewel harusnya kamu temenin, mommy kan masak sebentar lagi daddy pulang! liat itu meja bahkan tumpahan susu, mommy minta bantu elapin biar ga semutan."
"mommy kenapa sih marah marah??"
"mommy ga marah, monny cuma mau kamu bantu—
"iya iya kakak bantuin!"
haechan menutup rapat mulutnya kala chenle mengucapkan kata kata dengan nada sedikit ketus, baru kali ini chenle berbicara seperti itu padanya.
setelah menyelesaikan acara masak memasak, haechan menghampiri chenle dan aeri yang tengah bermain di ruang tamu membuat lego.
"kakak ayo makan malam."
"nanti mom, tunggu dad."
haechan menghela nafas pelan, ia kembali ke dapur menyiapkan makanan di atas meja.
tidak berselang lama pintu utama terbuka menampakkan mark yang baru saja pulang."dad??"
"hai jagoan!"
"dad, mommy dari tadi marahin kakak. padahal kakak juga mau main bola tapi mommy nyuruh kakak jagain adek, padahal pagi tadi kakak udah jagain adek."
haechan menoleh ke arah ruang tamu saat mendengar perkataan chenle, mark mengerutkan keningnya menatap chenle.
"t-tidak begitu mas... a-aku mau masak jadi aku suruh kakak jagain adek sebentar, soalnya adek rewel..."
"tapi tidak perlu memarahi kakak, katakan saja dengan benar dia pasti nurut." ucap mark tegas.
haechan diam seribu bahasa, rasanya percuma membela diri kalo memang suaminya itu tak akan percaya dirinya.
"ayo kita makan." ajak mark sembari menggandeng chenle ke meja makan bersama aeri di gendongnya
Setelah selesai makan malam mereka bertiga naik ke atas untuk istirahat sedangkan haechan mencuci piring bekas tadi, sedari tadi ia menahan air matanya agar tidak jatuh dadanya sesak kenapa ia merasa asing sekarang suaminya bahkan anaknya sama sekali tak bertanya bagaimana perasaannya saat ini.
haechan berjongkok melipat kedua tangannya memeluk kedua lututnya, ia menangis.. kali ini ia tidak menahannya, seharian ia lelah tapi selalu saja salah di mata mark bahkan sampai saat ini mark tidak mengucapkan kata maaf hanya untuk memperbaiki hubungan mereka tapi haechan yang harus mengalah.
"hiks! eungg hiks... h-haechan kangen ibuuu hiks!"
haechan mengigit ujung bajunya meredam suara tangisannya, rasa sesak di dadanya semakin menjadi. mungkin ini kali pertamanya ia menangis semenjak lahirnya aeri, terakhir dia menangis sudah sangat lama karena haechan memang sangat tangguh dan tidak cengeng. tapi kali ini dia kalah.
🐻🐯
kringgg
suara dering handphone milik mark berbunyi keras, mark yang tengah menyeduh kopi di pantri kantor langsung mengangkat telpon tersebut.
"halo, ada apa renjun?"
(hiks! daddy!)
deg
KAMU SEDANG MEMBACA
I got you Haechan!
FantasyHaechan single parent yang mengharuskan menghidupi anaknya chenle tak sengaja betemu dengan pria blasteran canada bos nya di sebuah kantor tempat ia bekerja. "Kapan kau akan menerimaku?" -mark "maaf, aku butuh waktu mas" -haechan "mom, om malk tadi...