haechan dikagetkan oleh kedatangan mark, kedua mata mereka saling menatap tidak ada yang mau mengalah.
"OM MALK!"
Lamunan terbuyar saat mark melihat chenle berlari menghampiri dirinya, dengan senang hati mark menggendong nya.
"sudah siap?"
"sudah!"
"pak, chenle suruh jalan aja ga usah di gendong." ucap haechan pelan. sejujurnya haechan tak enak dengan mark apalagi dia ini bosnya.
mark tersenyum manis menatap haechan. "sudahlah biarkan saja haechan, ayo sudah siap?"
haechan mengangguk pelan. mereka masuk kedalam mobil dan langsung pergi untuk menonton flm di bioskop.
"kita mau nonton apa om?" tanya chenle menatap mark.
chenle duduk di pangkuan haechan, "the Godzila, om liat banyak yang merekomendasikan flmnya bagus jadi om ajak chenle aja deh."
"wahh, terakhir chenle nonton flm sama daddy." cicitnya pelan tapi dapat haechan dan mark dengar.
haechan tersenyum canggung kemudian menatap mark yang juga menatapnya. "sekarang kalo mau nonton ada om malk."
"yey!! makasih om."
"sama sama sayang."
setelah 30 menit perjalanan akhirnya mereka sampai juga di bioskop, antrian panjang tapi untung saja mark sudah memesan online jadi tidak payah lagi mengantri.
"ayo masuk."
"tunggu, haechan kamu pesen makanan?" tanya mark pada haechan.
"tidak perlu pak, sebelum kesini saya sudah makan." tolak haechan.
"yasudah untuk chenle aja."
haechan ingin menolak tapi ya sudahlah, chenle pasti mau makan kalo udah liat orang sebelah makan.
setelah memesan makanan mereka langsung memasuki teater bioskop. posisi mereka, haechan duduk berdampingan dengan mark dan chenle duduk di pangkuan mark.
awalnya haechan menolak dan menyarankan agar chenle duduk di kursi tengah, tapi chenle tidak mau jadilah ia duduk di pangkuan mark.
mark tak masalah lagipula dengan begitu ia semakin dekat dengan haechan ekhm!
"sebentar lagi mulai~" seru chanle
selama flm berlangsung mata bocah 7 tahun itu tak lepas dari layar sembari menyuapkan popcorn terus menerus kedalam mulutnya. mark terkekeh pelan melihat tingkah chenle sangat menggemaskan, lihatlah mulutnya menganga sedangkan tangannya terus memasukkan makanan kemulutnya.
"lucunya." gumam mark.
haechan mengalihkan pandangannya dari layar ke wajah mark dan anaknya. "pak apa tidak pegel?" bisiknya
"tidak, sudah fokus saja menonton."
haechan mengangguk pelan.
Sudah hampir dua jam setelahnya mereka keluar dari ruang bioskop. ternyata hari sudah semakin larut malam, haechan dan mark sudah berada dalam mobil sedangkan chenle sudah tertidur sejak tadi berceloteh tentang flm mark dan haechan sampai sampai kewalahan menjawab pertanyaan chenle.
"terima kasih ya pak udah mau ngajak nonton." ucap haechan sembari tersenyum manis.
"sama sama haechan, senang sekali liat chenle se excited itu."
haechan mengulas senyum sembari mengusap lengan putranya itu.
"ayo saya antar ke kamar."
untuk kedua kalinya mark menggendong chenle ke kamar untuk meniduri jagoannya itu.
"haechan."
"iyaa pak?"
"boleh kita bicara sebentar di depan?"
haechan menatap mark kemudian mengangguk. mereka langsung pergi meninggalkan chenle dan berjalan ke depan pintu.
"ada apa pak?"
mark menarik nafas sebentar kemudian menatap haechan lamat dengan penuh keberanian ia mengulas senyum manis nya.
"mungkin ini terlalu cepat, tapi saya tidak tau untuk mengatakan apa lagi saya suka sama kamu."
deg
meski jantung haechan berguncang entah tak karuan sebisa mungkin ia tetap biasa saja dan tersenyum kecil menunggu kelanjutan dari ucapan bosnya itu.
"boleh kah saya mendekati kamu? ah, saya tau ini mungkin sulit tapi izinkan saya mendekatimu. tolong jangan menganggap saya bos kamu jika kita tidak dalam kantor dan masalah pekerjaan ini tulus dari diri saya haechan."
"kenapa bisa bapak suka sama saya?" tanya haechan penasaran.
"i don't know but, ilove you. saya suka sama kamu saat pertama kali kamu melamar pekerjaan di tempat saya, saya suka senyuman kamu, saya suka suara lembut kamu, saya suka cara bicara kamu, saya suka wajah cantik kamu, dan saya sudah jatuh dalam pesona kamu."
tolong siapapun bawa haechan pergi sejauh mungkin, mungkin sekarang pipinya merah mendengar pujian dari bosnya itu.
haechan menundukkan wajahnya memejamkan matanya sejenak kemudian menatap mark yang juga menatapnya dengan gugup.
"terima kasih karena sudah menyukai saya but, saya tidak ingin ini terlalu jauh."
mark menatap bingung dengan ucapan haechan. "maksud nya?"
haechan tersenyum kecil. "saya tidak ingin mengecewakan bapak, kita baru bertemu mungkin 2 bulan tapi bapak sudah jatuh hati pada saya. saya minta maaf—
haechan menjeda ucapannya.
"saya tidak sedang menerima pendekatan ataupun menerima kehadiran seseorang, karena saya sudah menikah."
deg
mark masih setia mendengar ucapan haechan, jujur mungkin ini menyakitkan tapi ia harus tau apa setelah ini yang akan di ucapkan haechan.
"saya memutuskan untuk melajang seumur hidup, dengan putra saya chenle."
apa ini yang dinamakan kegagalan untuk kedua kalinya?
"l-lalu bagaimana dengan perasaan saya haechan?"
"kubur saja sedalam dalamnya, ini belum jauh bapak bisa melupakan saya."
mark terkekeh pelan mengusap wajahnya. "tapi masalahnya saya sudah jatuh amat dalam, bahkan bebatuan tidak dapat menyangga tubuh saya untuk keluar."
"tolong beri saya kesempatan untuk mendekati kamu, dan jika dalam waktu itu saya tidak bisa meluluhkan kamu. maka saya akan menyerah." ucap mark yakin.
haechan menghela nafas pelan kemudian menatap mata mark yang memerah itu.
"apa bapak yakin?"
"of course, haechan."
"hari sudah malam, hati hati di jalan pak."
haechan hendak menutup pintu namun seketika pergerakannya terhenti saat mark menyentuh jemari lentiknya untuk di genggam.
"tunggu! a-apa kamu benar benar memberikan saya kesempatan?"
haechan melepas genggamannya dengan pelan. "besok saya harus bekerja, takut kesiangan."
"tolong jangan mengalihkan pembicaraan haechan."
mark berjalan mendekati haechan menatap lekat bola mata indah itu, begitu pula haechan menatap mata mark.
"iyaa."
KAMU SEDANG MEMBACA
I got you Haechan!
FantasyHaechan single parent yang mengharuskan menghidupi anaknya chenle tak sengaja betemu dengan pria blasteran canada bos nya di sebuah kantor tempat ia bekerja. "Kapan kau akan menerimaku?" -mark "maaf, aku butuh waktu mas" -haechan "mom, om malk tadi...