18. Kiss at Night

34 14 10
                                    

Dimas memarkirkan mobil yang ia gunakan untuk menjemput Celine dibasemant restaurant. Ia berjalan memasuki restaurant yang disambut dengan ramah oleh para pegawainya. Pria itu menyusuri seluruh isi ruangan untuk mencari sang pacar, Celine. Beberapa detim kemudian kedua bola matanya tak sengaja melihat sosok Celine bersama dengan sepasang kekasih yang Dimas pastikan adalah kedua orang tua Celine.

Dimas menghampiri mereka bertiga yang tampaknya sudah selesai makan bersama. Pria itu berdeham dan menyapa kedua orang tua Celine.

"Halo Om!" ada jeda sebentar sebelum akhirnya Dimas kembali melanjutkan, "Halo Tante!" ujar Dimas seraya menundukkan kepalanya sebentar karena bersikap sopan.

Panji dan Jesslyn yang mendapat sapaan mendadak tersebut menoleh karah Dimas dan menatap sang penyapa. Jesslyn yang mengetahui jika itu adalah Dimas lantas tersenyum manis dan menyapa balik. "Eh! Nak Dimas ya ini? Halo!"

Dimas tersenyum kikuk dan menyalami Jesslyn yang mengulurkan tangan kanannya. Begitupula dengan Panji yang juga mengulurkan tangan kanan agar disalami pula oleh Dimas. Dimas yang melihat hal itu ikut menyambut uluran tangan Panji dan tersenyum kikuk. "Halo Om!"

"Silahkan duduk, nak," ujar Jesslyn yang mempersilahkan Dimas untuk duduk tepat disamping Celine.

Dimas mengangguk dan menuruti hal tersebut. Ia duduk tepat disamping Celine yang tadi sempat menelponnya. Melihat gerak gerik Celine yang tidak nyaman, dapat Dimas simpulkan bahwasannya gadis disampingnya ingin segera menyelesaikan dan keluar dari dalam restaurant tersebut.

Dimas memutar otaknya dengan keras, berusaha mencari cara agar Celine dapat ikut bersamanya tanpa menunggu waktu lama lagi. Setelah mendapatkan ide yang kuat akhirnya Dimas berani untuk mengatakan hal tersebut.

"Maaf Om dan Tante, kedatangan saya kesini karena ingin menjemput Celine," ada jeda sebelum akhirnya Dimas kembali melanjutkan, "Soalnya Celine belum pernah ketemu sama Mama dan Mama mau ketemu Celine, Tan."

Jesslyn yang mendengar hal tersebut mengangguk penuh arti. "Oh silahkan! Lagipula kalian sepasang kekasih sekarang."

Panji menghela napas panjang dan menatap anak semata wayangnya. "Apa kamu mau, Celine?" tanya Panji.

Celine yang ditanya seperti itu lantas menoleh kearah Dimas yang memberi isyarat untuk menganggukkan kepalanya dan kembali menatap Panji. "Iya Pa, Celine mau bertemu dengan Tante Dini."

Dimas yang mendengar hal tersebut sedikit tersentak, darimana Celine tau mengenai nama ibu Dimas? Sedangkan gadis disebalahnya tersebut menghela napas panjang karena merasa tidak sia-sia meminta Rino untuk memberitahu nama-nama keluarga Dimas beserta fotonya juga.

Setelah mendapatkan persetujuan dari Panji dan juga Jesslyn, akhirnya Celine keluar dari restaurant yang bisa disebut neraka tersebut dengan tenang. Tentu saja gadis itu berterima kasih kepada Dimas bisa diandalkan.

***

"Jadi ini kita beneran kerumah lo Dim?"

Dimas menganggukkan kepalanya dan turun dari mobil miliknya yang sudah terparkir digarasi rumah keluarga Bagaskara.

Celine ikut turun bersamaan dengan Dimas disampingnya. Gadis itu mengekori Dimas dari belakang untuk memasuki rumah tersebut. Rumah bernuansa monokrom itu tampak lebih sepi karena hanya ada satu satpam yang menjaga didepan dan membukakan gerbang, berbeda dengan rumah Celine yang bahkan memiliki tiga orang satpam untuk berjaga rumah.

Setelah membuka pintu utama, mereka berdua disambut oleh ART yang berniat ingin pulang kerumahnya karena waktu sudah menunjukkan pukul delapan malam. Namun sebelum pergi, ART tersebut memberikan sepasang sendal rumah yang biasa digunakan didalam rumah kepada Celine dan membuat Celine memakainya.

Relationshit! [TERBIT-OPEN PO✅]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang