20. Percobaan Saling Mencinta

24 12 3
                                    

Rino Bagaskara : Dimana?
Rino Bagaskara : Gue mau kerumah.

Dimas melihat pesan dari Rino tersebut sedikit mengerutkan dahinya bingung. Biasanya Rino akan langsung kerumahnya begitu saja tanpa adanya bertanya. Ia membalas pesan dari Rino melalui pop up karena sedang bermain game.

Adimas Bagaskara : Dirumah, No.
Adimas Bagaskara : Kesini aja.

Setelah membalas pesan tersebut Dimas kembali bermain game untuk menghilangkan perasaan penasarannya dengan apa yang sebenarnya Celine sembunyikan. Nanti, Dimas akan bertanya dengan Rino mengenai hal tersebut.

Selang beberapa menit, suara pintu kamar terbuka membuat Dimas refleks melepaskan handphone digenggamannya sampai terjatuh.

"Gila lo, Dim! Lo abis ngapain sama Celine, anjir!" ucap Rino saat membuka pintu kamar Dimas.

Dimas terkejut bukan main, dari mana Rino mengetahui hal itu. Ia mengambil handphone nya yang baru saja terjatuh. "Apaan dah?"

"Lo sama Celine ngapain dikamar kemarin, njir?! Yang bener aja, inget umur woi, enggak santai banget pacarannya."

"Lo bahas apaan nih?" tanya Dimas berpura-pura tidak tahu apa maksud Rino.

"Cih! Pura-pura lupa lo!"

Dimas terkekeh geli. "Gue enggak ngapa-ngapain woi!" ada jeda sebelum akhirnya Dimas kembali melanjutkan. "lo mah emang otaknya mesum!"

"Lagian lo ngapain anjir bisa-bisanya sama sahabat gue sendiri, tobat woi tobat."

Dimas masih terkekeh geli mendengar celotehan dari Rino yang takut dan tidak terima Celine diapa-apakan oleh Dimas, saudaranya. "Aman kok, aman. Gue enggak segila yang lo pikirin, No."

"Gue udah mau ngamuk ini padahal, udah siap-siap buat terkam lo!"

"Santai-santai, aman gue mah sama dia enggak ngapa-ngapain, kok," ada jeda sebelum akhirnya Dimas kembali melanjutkan perkataannya, "by the way, lo tau dari mana?"

"Celine."

Dimas membelalakkan kedua bola matanya karena sangat terkejut, apakah Celine seterbuka itu dengan Rino sehingga menceritakan apa yang terjadi antara mereka berdua saat malam itu?

"Oh ya? Dia bilang gimana emangnya, Rin?"

Rino mencibir kesal, "Rin Rin palak lo! Rino ya anjir!"

"Kan nama lo Rino, dipanggil Rin dikit enggak ngaruh wir!!"

Rino menyikut pinggang Dimas. "Tai banget, lo!" ada jeda sebelum akhirnya Rino kembali melanjutkan, "nyusahin banget lo jadi saudara, buset!"

"Sumpah, lo hari ini penuh emosi yang membara. Menyala abangkuu!!"

"Diam enggak?!" Rino menjitak puncak kepala Dimas hingga sang empu mengaduh kesakitan. "Gue mati-matian pengalihan topik biar Celine enggak tanya-tanya banyak hal tentang obat-obatan lo itu. Lagian lo teledor banget sih naro nya? Kenapa enggak disimpan rapat-rapat?"

Dimas menghela napas panjangnya. "Iya gue teledor, gue sadar.."

"Emang! Manusia teledor seperti lo ini wajib dijitak kepalanya sampai benjol, sih."

Dimas terkekeh geli dan menatap Rino dengan tatapan merinding. "Lo psikopat tah, No? Serem bener."

Rino menghela napasnya kesal dan tidak menghiraukan perkataan Dimas tersebut. Sehingga membuat Dimas kembali berkata. "By the way, dia nanya obat-obatan gue ke lo?"

"Bahkan dia ngira lo pakai narkoba, ya! Celine bener-bener diluar nalar banget mikirnya."

"Dia juga bilang gitu waktu itu ke gue," ada jeda sebelum akhirnya Dimas kembali melanjutkan perkataannya, "tampang seganteng ini bisa-bisanya dikira pecandu narkoba sama dia, ya."

Relationshit! [TERBIT-OPEN PO✅]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang