8. Magnet yang Menarik

33 14 18
                                    

Adimas Bagaskara : Mau keluar?
Adimas Bagaskara : Gue ada didepan gerbang rumah lo, Cel.

Notifikasi dari Dimas tersebut membuat Celine sedikit mengerutkan dahinya, untuk apa Dimas mengajaknya keluar rumah?

Suara mobil keluar gerbang membuat kedua kelopak mata Celine melihat kearah jendela karena merasa penasaran. Sudah pasti mobil tersebut adalah mobil milik ayahnya.

Adimas Bagaskara : Cel
Adimas Bagaskara : Gimana?
Adimas Bagaskara : Kalo enggak mau, gue maksa.
Adimas Bagaskara : Ehh.
Adimas Bagaskara : Kalo enggak mau, gue pulang.

Celine menerima pesan berturut-turut dari Dimas. Gadis itu menimang-nimang ajakan Dimas, perasaan sediki8t takut melanda pikirannya, namun sepertinya ia memang harus mencari udara segar. Celine mengetikkan sesuatu untuk membalas pesan dari Dimas tersebut.

Celine Angelia : Ok.

Setelah membalas pesan tersebut, Celine berganti pakaian dan bersiap-siap untuk keluar rumah. Sementara disisi lain, Dimas tengah membaca pesan yang dikirimkan oleh Celine, hanya dua kata namun bias membuat Dimas tersenyum kecil seperti saat ini.

Pria itu menunggu Celine tepat diatas motor miliknya, bahkan ia tidak turun sama sekali. Satpam yang berada dipos kediaman milik keluarga Panji melihat kearah Dimas berkali-kali seperti mengawasi. Namun tatapan satpam tersebut mulai berubah menjadi santai saat ia melihat Celine keluar dari gerbang dan menemui Dimas.

Dimas yang melihat Celine mendatanginya pun tersenyum simpul, pakaian yang digunakan Celine sangatlah anggun membuat kesan sangat sempurna bagi seorang Dimas.

Dimas memberikan helm yang sengaja pria itu beli untuk digunakan oleh Celine, menurutnya Celine sangatlah istimewa sehingga berhak diperlakukan dengan istimewa juga. Celine mengambil helm tersebut dan memakainya, kemudian ia menaiki motor milik Dimas.

"Mau kemana kita, Cel?" tanya Dimas saat Celine sudah naik diatas motornya.

"Terserah.."

"Lo udah makan?"

"Udah."

"Kalau minum?"

Celine mengernyitkan dahinya merasa sedikit bingung untuk apa Dimas menanyakan sudah minum atau belum. "Hm?"

Respons Dimas terkekeh geli. "Lagian semuanya udah, kan gue jadi bingung mau ajak lo kemana, Cel."

Celine diam saja tak bergeming membuat Dimas menghela napas panjang dan kembali bersuara. "Gimana kalau eskrim? Gue lagi mau eskrim, nih."

Celine sedikit terkejut. "Hm?"

"Eskrim Cel, eskrim."

Celine menganggukkan kepalanya dari balik helm yang ia gunakan. "Iya gue tau, Dim."

"Terus apa salahnya?"

"Enggak ada yang salah, sih," ada jeda sebelum akhirnya Celine kembali melanjutkan, "biasanya cowok kurang suka, eskrim."

Dimas menganggukkan kepalanya. "Kalau pizza?"

Celine terdiam ditempatnya, bagaimana bias Dimas mengetahui dua hal yang Celine sukai.

Sementara itu Dimas kembali berkata. "Gue dikasih tau sama Rino, bye the way dia sodara gue. Katanya lo suka pizza dan eskrim kan?"

Celine tidak menjawab, gadis itu hanya menganggukkan kepalanya membenarkan pertanyaan yang dilontarkan oleh Dimas. Karena merasa tidak ada penolakan dari Celine, Dimas menghidupkan motornya dan mulai mengendara dengan pelan dan hati-hati.

Relationshit! [TERBIT-OPEN PO✅]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang