21. Rahasia Dimas

27 12 8
                                    

Dimas berlari mengejar Celine yang sudah berjalan terlebih dahulu sedari tadi. Pria itu mengekori Celine seraya masih terkekeh kecil, menggoda Celine sangatlah menyenangkan baginya.

"Tungguin gue dong, cantik.."

"Ssst! Nama gue Celine, bukan cantik."

Dimas mensejajarkan langkah kakinya dengan gadis disampingnya, gadis yang akhir-akhir ini memenuhi pikirannya. Bahkan berkat Celine, endorsement Dimas naik drastis tanpa disangka-sangka.

"Iya-iya Cel, astaga lo tuh galak banget ya."

Celine menyikut pinggang Dimas dengan gemas. "Lo itu udah masuk tujuh manusia paling menyebalkan menurut gue!"

"Sedih banget gue cuma masuk ketujuh besar," ada jeda sebelum akhirnya Dimas kembali melanjutkan, "kenapa enggak satu-satunya aja sih, Cel."

Celine menggembungkan pipinya kesal, pria disampingnya ini sangat suka menggoda dirinya. Gadis itu tetap melanjutkan langkah kakinya tanpa memperdulikan celotehan Dimas.

Beberapa menit kemudian mereka telah sampai diparkiran kampus. Mereka berdua berjalan kearah motor milik Dimas yang terparkir dengan rapi. Pria tersebut memberikan helm yang khusus ia beli untuk digunakan oleh Celine. "Silahkan dipakai, cantik," ucap Dimas seraya menyeringai menggoda.

"Ih! Dimas nyebelin banget!" Celine menggunakan helm yang diberikan oleh Dimas. "Lo itu emang manusia kardus, ya!"

Dimas terkekeh geli seraya menaiki motor miliknya. Sementara itu, Celine ikut naik dijok belakang motor milik Dimas. Pria tersebut berkata sebelum mengendarai motor miliknya. "Pegangan, Cel," ada jeda sebelum akhirnya Celine kembali melanjutkan, "nanti kalau kejengkang kebelakang, berabe urusannya."

Celine mengangguk sebagai jawaban, gadis itu memajukan badannya dan melingkarkan tangannya dipinggang Dimas. Mendapatkan perlakukan tersebut, Dimas tersenyum dibalik helm miliknya kemudian menjalankan motornya dengan kecepatan sedang.

Tujuan mereka berdua kali ini adalah kerumah Celine karena gadis tersebut meminta untuk diajarkan mata kuliah yang tertinggal dan Dimas berjanji ingin membantunya.

Selang beberapa menit kemudian mereka telah sampai digerbang milik keluarga Celine. Mereka disambut oleh ketiga satpam Celine yang membukakan pintu gerbang. Setelah menaruh motor dibagasi, mereka berdua memasuki rumah Celine yang langsung disambut oleh ART keluarga besar Celine.

Setelah duduk dengan nyaman disofa ruang tamu, Dimas menatap penuh Celine yang juga duduk disamping Dimas. "Lo enggak mandi dulu, Cel?"

Celine menoleh kearah Dimas. "Hm? Kenapa emangnya? Gue bau ya?"

Dimas menggelengkan kepalanya. "Bukan gitu maksud gue, Cel," ada jeda sebelum akhirnya Dimas kembali melanjutkan perkataannya, "gue fikir lo tipe cewek yang baru pulang kampus disore hari langsung mandi, biasanya kan cewek-cewek begitu, Cel."

Celine mencibir tak suka. "Biasanya ya, Dim? Berarti mantan-mantan lo itu selalu mandi setelah pulang dari kampus sore hari, ya?"

"B-bukan gitu, Cel. Tuhkan lo jadi salah paham sama gue."

Celine bangkit dari duduknya dan meninggalkan Dimas yang terdiam disofa ruang tamu sendirian. Namun sebelum Celine menghilang naik tangga, gadis itu sempat mengatakan hal yang membuat Dimas berfikir keras mencari alasan.

"Emang dasarnya playboy ya tetap aja begitu, Dim!"

***

Celine menatap cermin dimeja rias yang berada didalam kemarnya. Gadis itu menghela napas panjang, ia sudah berharap banyak dengan Dimas. Bahkan sepertinya Celine sudah menaruh hati kepada Dimas, walau saat ini dipatahkan oleh Dimas.

Relationshit! [TERBIT-OPEN PO✅]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang