22. Rencana Dini

27 12 6
                                    

Setelah mengetahui rahasia yang selama ini Dimas tutupi rapat-rapat, membuat hubungan Celine dan Dimas menjadi lebih dekat dari sebelumnya. Bahkan tak segan-segan untuk saling bertukar kabar setiap harinya dan saling menjumpai satu sama lain saat berada dikampus. Hubungan mereka berdua pun sudah memasuki bulan ketiga, yang artinya sudah seperempat tahun mereka telah bersama-sama sebagai seorang kekasih.

Adimas Bagaskara, seorang influencer yang sejak memasuki bangku sekolah menengah atas dan sekarang menjadi lebih terkenal saat duduk dibangku perkuliahan. Karena memiliki wajah oriental khas asia, Dimas banyak dikagumi oleh mahasiswi-mahasiswi fakultas lainnya.

Sedangkan Celine Angelia, seorang gadis yang menarik perhatian karena prestasinya yang pernah menyandang sebagai muli mekhanai di provinsi lampung. Awal karirnya dimulai saat duduk dibangku perkuliahan semester dua, mulai dari tawaran sampel barang gratis sampai endorsement produk-produk dan diberikan tarif setiap postingannya.

Mereka berdua sama-sama memiliki bakat dibidang yang sama. Sehingga kabar berpacaran mereka sudah menyebar keseluruh penjuru kampus, dikarenakan mereka berdua sama-sama menjadi influencer yang terkenal. Tetapi mereka berdua juga sama-sama memiliki trauma kelam masa lalu masing-masing.

Ketukan dikamar Dimas membuat sang empu menoleh kearah pintu. Sedetik kemudian pintu terbuka dan menampilkan sosok wanita paruh baya yang menyandang status sebagai ibu kandungnya.

Dini memasukki kamar anak semata wayangnya dan duduk tepat disamping kiri Dimas. "Tumben kok kamu belum tidur?" tanya Dini penasaran, pasalnya jika sudah pukul sepuluh malam biasanya Dimas sudah terlelap dialam bawah sadarnya.

"Belum ngantuk, Ma," jawab Dimas berbohong. Tentu saja Dimas bohong jika tidak bisa tidur karena belum ngantuk. Pasalnya pria itu tidak bisa tidur karena baru menyadari bahwasannya obat penenang miliknya habis. Ia meminum obat penenang tersebut kemarin malam, dan itu adalah tablet yang terakhir.

Niat pagi tadi sebenarnya Dimas ingin membeli kembali obat penenang tersebut, namun gagal. Dikarenakan ia harus bimbingan skripsi bersama Pak Ridho yang sudah berjalan setengah tahun menjadi dosen pembimbingnya.

Skripsi yang dikerjakan oleh Dimas sudah mencapai bab dua, minggu depan sepertinya ia akan seminar proposal skripsi. Target Dimas untuk lulus tinggal setengah tahun lagi, pas untuk ia menempuh pendidikan selama empat tahun lamanya.

Dini berdeham, membuat lamunan Dimas buyar. Wanita parah baya itu mengelus puncak kepala Dimas dari samping dengan penuh kasih sayang seorang ibu. "Are you okey?" tanya Dini memberi jeda sebelum akhirnya melanjutkan perkataannya, "kalau ada apa-apa bisa cerita sama Mama, sayang.." lanjut Dini.

Sebenarnya Dini tau jika Dimas ada yang difikirkan, karena dari raut wajah Dimas sudah terlihat gusar, pria itu terlihat tidak tenang. Oleh karena itu, Dini bertanya demikian maksud hati agar sang putra bisa terbuka olehnya. Namun Dimas menunjukkan reaksi sebaliknya, pria itu paham jika Dini mengkhawatirkannya dan memberikan jawaban yang menenangkan hati sang ibu, Dini. "Dimas enggak apa-apa, Ma."

"Beneran?" tanya Dini mencoba meyakinkan dirinya sendirinya. "Skripsi kamu bagaimana?" lanjut Dini bertanya lagi.

Pertanyaan dari Dini mengenai skripsinya tersebut membuat Dimas menghela napas panjang. Sebenarnya ia bangga akan melaksanakan seminar proposal skripsi minggu depan, tetapi jika melihat beberapa teman-temannya yang sudah melaksanakan seminar proposal skripsi membuat Dimas merasakan kesedihan. Walau baru tiga orang yang sudah menyelesaikan seminar proposalnya dari enam puluh orang dalam sekelas. Tetapi tetap saja, rada minder dan sedih akan selalu hadir didalam diri seorang Adimas Bagaskara.

"Lancar Ma, minggu depan Dimas seminar proposal skripsi."

Kedua bola mata Dini berbinar, ia merasa bangga dengan anak semata wayangnya. Ralat, jika adik Dimas masih hidup, mungkin Dimas bukanlah anak semata wayangnya seperti sekarang.

Relationshit! [TERBIT-OPEN PO✅]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang