7 | Ketegasan

4.5K 152 0
                                    

Austin menatap kedua orang itu dengan tatapan tajam dan tidak pernah mengalihkan pandangan dari kedua orang tersebut semenjak memasuki restoran.

“Ada apa, Austin? Apakah ada sesuatu yang mengganggumu?”

Austin tidak menjawab pertanyaan koleganya. Dia segera berdiri dan meminta maaf bahwa dia tidak dapat melanjutkan pertemuan.

Kemudian, dia membawa langkahnya menuju kedua orang yang masih tampak mesra tersebut. Terlebih, Krystal tidak menghindari kecupan-kecupan yang dilakukan oleh Robert.

Sesampainya di sana, dia segera menarik lengan Robert hingga Robert berdiri. Lalu melayangkan pukulan keras pada rahang Robert secara bertubi-tubi, tidak peduli Robert yang belum siap menerima pukulannya.

Krystal yang melihat itu seketika terkejut sambil menutup mulutnya yang ternganga dan jantung yang berdetak cepat. Sesaat kemudian, baru dia tersadar dan segera melerai Austin yang memukul Robert.

“Berhenti! Austin, aku mohon berhenti!” teriaknya dengan panik.

Namun, Austin sama sekali tidak mempedulikan permintaannya. Austin masih melayangkan pukulan telak pada wajah Robert yang babak belur dan tidak peduli Robert yang sudah tampak lemas karena pukulannya.

Melihat itu, Krystal semakin panik dan khawatir. “Austin, aku mohon berhenti!! Dia sudah tidak bisa bergerak lagi!” mohonnya, berusaha melerai perkelahian sebelah pihak itu.

Berhasil. Austin berhenti dan membebaskan Robert yang sudah benar-benar babak belur dan tubuh Robert langsung merosot ke lantai karena sudah tidak ada tenaga.

Krystal pun langsung mendekati Robert dengan wajah yang penuh kekhawatiran, tetapi tangannya langsung ditarik oleh Austin dan dia dibawa ke arah luar.

“Lepaskan aku!” berontaknya. Berusaha membebaskan pergelangan tangannya dari cengkeraman Austin, tetapi cengkeraman itu sangat kuat dan Austin tetap menariknya keluar dari restoran.

“Austin, sakit! Lepaskan aku!” serunya kembali.

Sesampainya di mobil, barulah Austin membebaskan tangan Krystal dan menatap Krystal dengan tatapan tajam.

“Kamu masih berstatus istriku dan kamu harus menjaga martabatmu sebagai istriku! Masuk!” perintah Austin, membuka lebar pintu mobil.

Krystal mengalihkan pandangan ke arah belakang. Dia masih khawatir dengan keadaan Robert, tetapi Austin kembali memintanya untuk masuk ke dalam mobil dengan suara yang lebih tegas dari sebelumnya.

Tidak ada pilihan lain, dia pun segera memasuki mobil dan duduk dengan patuh di dalam mobil sport tersebut.

Austin segera menuju kursi kemudi dan mulai menjalankan mobilnya dengan raut wajahnya yang masih terlihat dingin dan bengis. Serta, dia masih terlihat marah, walaupun tatapannya fokus ke depan.

"Sekali lagi aku melihatmu bermesraan dengan pria itu, jangan salahkan aku jika membuatnya bermalam di Rumah Sakit," ujar Austin dengan nada rendah, tetapi terdengar bukan sekedar ancaman saja.

"Ti-tidak. Aku tidak akan melakukan itu lagi," jawab Krystal dengan takut.

Setelah itu, tidak ada lagi percakapan diantara mereka. Suasana mencengkam hanya di penuhi keheningan, hingga mereka berhenti di depan sebuah perusahaan.

Krystal tahu bahwa perusahaan itu adalah milik Austin, sebab dia beberapa kali menemani kakaknya mengantarkan makan siang untuk Austin ketika Austin masih berpacaran dengan kakaknya.

"Turunlah!" perintah Austin yang turun terlebih dahulu.

Dengan patuh Krystal turun dari mobil dan mengikuti Austin dari belakang, tetapi Austin kembali menarik tangannya dengan lembut dan setelah sejajar, Austin merangkul pinggangnya.

Istri Pengganti (Tamat) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang