Dengan jantung yang berdebar, Krystal memegang sebuah tespek yang berada di tangannya tanpa berani melihat hasil tespek tersebut.
Dia beberapa kali menghela napas, berharap bahwa dugaannya salah, tetapi ketika hendak melihat hasilnya, keberaniannya menghilang begitu saja.
Lagi-lagi dia menghela napas. Kepalanya menengadah penuh harapan bahwa hasilnya negatif, sedangkan tangannya mulai terangkat memegang benda sedikit panjang yang pipih tersebut.
Namun, lagi-lagi dia tidak berani melihat hasilnya.
“Semoga hasilnya negatif dan aku tidak hamil,” ucapnya di dalam hati. Memicingkan mata, menurunkan kepala dan dengan takut-takut membuka matanya.
Hasil yang dilihat oleh mata yang setengah dipejamkan yaitu terdapat dua garis yang terlihat jelas pada benda itu. Membuatnya matanya langsung terbuka dengan tatapan lemas dan juga khawatir.
Belum begitu yakin dengan hasil tespek itu, dia pun melakukan hal yang sama dengan dua tespek berikutnya, tetapi hasilnya tetap sama.
“Bagaimana jika Austin tahu?” gumumanya, “pokoknya dia tidak boleh tahu!” serunya. Dengan cepat tangannya membuang tespek tersebut karena dia tidak ingin Austin tahu tentang kehamilannya.
Setelah itu, dia pun keluar dari kamar mandi.
*****
Tidak berselang lama, Austin pulang, tetapi Krystal bersikap seperti tidak terjadi apa-apa dan dia sudah memutuskan untuk menyembunyikan, sebab jika Austin tahu, pria itu tidak akan menerima anaknya.
“Ada apa? Apakah ada masalah?” tanya Austin melihat Krystal yang termenung.
“Huh? Tidak. Tidak terjadi apa-apa. Tumben kamu pulang agak malam, biasanya sore sudah pulang,” jawab Krystal, mengalihkan pembicaraan.
“Ada pertemuan dengan klien luar, tetapi dia hanya bisa sore hari, dan selesai cukup malam,” jawab Austin. Membuka pakaian atasnya dan melemparkan ke wajah Krystal, membuat Krystal mendengus sembari menyingkirkan baju tersebut.
“Aku ingin mandi, kamu ikut?” tanya Austin.
Krystal merotasikan matanya. “Kamu tidak sakit dan bisa mandi sendiri, kenapa aku harus ikut?” tanyanya.
”Kamu tidak perlu memandikanku, hanya sekedar menonton saja, tapi jika kamu ingin memandikanku juga tidak masalah,” jawab Austin. Tersenyum kecil melihat wajah kesal Krystal.
Setelah Krystal tidak lagi meladeninya, dia memasuki kamar mandi dan melakukan rutinitas mandinya seperti biasa.
Setelah selesai, dia mengambil sabun cukur dan hendak mencukur kumisnya yang sudah kembali tumbuh, tetapi ternyata sabun cukur tersebut sudah habis karena tidak mengeluarkan isi lagi.
“Krystal, tolong ambilkan shaving foam!” pintanya dengan suara sedikit dikeraskan sembari tangannya membuang botol yang sudah tidak ada isi tersebut, tetapi matanya sempat melihat sesuatu yang aneh di dalam tempat sampah ketika tempat sampah itu hendak tertutup lagi.
Dia sempat keheranan. Memutuskan untuk memeriksa apa yang dia lihat tadi dengan cara membuka tempat sampah itu dan mengambil tiga tespek yang ada di sana.
Garis dua pada masing-masing tespek terlihat jelas, yang menandakan bahwa hasil dari tespek tersebut adalah positif. Dia pun kembali memutar ingatannya pada kegiatan panas yang pernah mereka lakukan beberapa bulan lalu.
Mungkin hasil tespek itu adalah hasil percintaan panas mereka di malam itu.
Tidak berselang lama terdengar suara ketukan dan suara Krystal yang membawakan shaving foam yang dia minta.
Dia menyembunyikan tespek tersebut dan membuka pintu dengan perlahan dan mengambil shaving foam yang diberikan oleh Krystal tersebut.
Setelah beberapa saat kemudian, dia keluar dari kamar mandi dan tidak melihat keberadaan Krystal di kamar mereka. Segera berganti pakaian dengan pakaian formal, lalu membawa langkahnya keluar dari kamar tersebut.
Di ruang santai barulah dia melihat keberadaan Krystal, tetapi wanita itu terlihat termenung dengan tatapan kosong, dan Krystal kembali pada kesadarannya ketika dia duduk di samping Krystal.
”Kapan wisudamu?” tanyanya berbisa-basi. Padahal dia sudah tahu jadwal wisuda wanita yang merupakan istri yang dia nikahi karena keterpaksaan tersebut.
“Tanggal 14,” jawab Krystal seadanya. Matanya saat ini fokus terhadap TV di depan mereka.
Hingga, pada akhirnya Austin mengeluarkan tiga tespek yang dibuang oleh Krystal tadi dan Krystal langsung terkejut melihat tespek yang dipegang oleh suaminya itu.
“Da-dari mana kamu mendapatkan itu?” tanya Krystal dengan mata yang masih membulat lebar.
”Tidak perlu kamu tahu, sekarang jelaskan kepadaku!” pinta Austin dengan wajah datar dan suara yang terdengar dingin.
Krystal meneguk ludah. Punggungnya seketika dialiri oleh keringat dan dia tidak tahu harus menjawab apa.
“I-itu ….” dia tidak berani melanjutkan ucapannya.
“I-itu a-aku beli karena akhir-akhir ini ada yang aneh dengan tubuhku dan menstruasiku juga terlambat selama dua bulan da-dari kita melakukannya, tapi aku belum tahu pasti apakah hasilnya benar atau tidak, karena aku belum memeriksakannya lebih lanjut dan aku juga tidak merasa mual seperti wanita hamil pada umumnya,” lanjutnya dengan terbata.
“Ya sudah, besok kita akan memeriksanya ke dokter kandungan,” jawab Austin yang terlihat sangat santai, membuat mata Krystal seketika melotot.
“Ada apa?” tanya Austin terhadap ekspresi berlebihan Krystal.
”Kamu tidak marah? Kamu tidak ingin aku menggugurkannya jika aku memang benar-benar hamil?” cerca Krystal dengan pertanyaan.
“Bodoh! Kenapa aku harus membunuh anakku sendiri? Lagipula aku melakukannya secara sadar,” jawab Austin sembari jarinya menyentil dahi Krystal, membuat Krystal meringis sambil memegang dahi sendiri.
“Tapi, kan, tetap saja, ketika itu kamu melakukannya karena marah,” jawab Krystal.
“Iya, tapi bukan berarti aku tidak menyadarinya. Lagipula sekarang sudah terlanjur, tidak boleh menolak kehadirannya, nanti dia akan merasa sedih,” jawab Austin.
*****
Pada keesokan harinya, Krystal dan Austin benar-benar ke Rumah Sakit untuk memeriksa apakah hasil tespek itu benar atau tidak.
”Apakah kalian pasangan suami istri?” tanya dokter pria yang terlihat sudah memasuki kepala empat.
“Ya, kami suami istri,” jawab Krystal.
Setelah itu, dokter itu menanyakan keluhan yang dialami Krystal, kapan melakukannya sebelum menstruasi terakhir dan lain sebagainya. Serta, Krystal juga memperlihatkan tiga tespek yang sebelumnya dia coba.
Setelah selesai, dokter tersebut membawa mereka ke sebuah ruangan yang terdapat alat-alat USG dan sebagainya. Krystal pun diminta untuk berbaring pada ranjang yang sudah disediakan sembari dituntun oleh asisten wanita dokter itu dan dia diberikan sebuah kain.
”Maaf, saya akan menaikkan baju Anda,” ucap asisten tersebut dengan ramah. Menaikkan baju yang digunakan oleh Krystal hingga batas di bawah payudara, lalu mengoleskan gel khusus pada perut Krystal yang masih terlihat rata.
Setelah itu, pekerjaan selanjutnya barulah dilanjutkan oleh dokter kandungan dengan menempelkan alat transducer di perut Krystal dan menggerakkan secara perlahan sembari melihat layar di depan mereka.
Hasil yang ditampilkan oleh layar tersebut adalah perkembangan janin yang ada di dalam perut Krystal, dan tatapan mereka semua tertuju pada layar tersebut.
“Usia janin saat ini masih 9 minggu, ukuran janin sekitar 28 gram, sedangkan CRL yaitu 2,55cm. Di sini embrio akan tumbuh menjadi janin dengan bagian-bagian tubuh yang mulai terbentuk secara perlahan,” jelas dokter itu.
(Cek info visual setiap tokoh di sosial media author, ig : secrett_zr, fb : secrett_zr, TikTok : secrett_zr, dan join grup fb : Readers SecretZR)
KAMU SEDANG MEMBACA
Istri Pengganti (Tamat)
RandomKrystal tidak menyangka bahwa dirinya akan menikah dengan laki-laki yang dicintai oleh kakaknya. Seharusnya hari ini adalah pernikahan kakaknya, tapi ketika acara akan berlangsung, tiba-tiba kakaknya menghilang dan meninggalkan secarik surat yang me...