8 | Membunuhnya?

4.3K 144 1
                                    

Lagi-lagi, mereka menjadi bahan perhatian oleh para karyawan yang masih berada di perusahaan tersebut. Bisik-bisik kian terdengar ketika Austin menggendong Krystal yang tengah tertidur lelap. 

Akan tetapi Austin sama sekali tidak menghiraukannya. Dia tetap membawa langkahnya yang lebar namun tenang tersebut keluar dari perusahaan miliknya, dengan keadaan Krystal yang masih di gendongannya. 


Sesampainya di mobil, dia dengan berhati-hati mendudukkan Krystal di samping kursi kemudi. Meraih seatbelt dan memasangkan kepada Krystal, tetapi tanpa sengaja dia menatap wajah yang tengah tertidur tersebut. 

Ekspresi yang terdapat di wajahnya yaitu datar, entah apa yang saat ini dia pikirkan. Setelah itu dia menjauh dan menempati kursi kemudi. 

Kemudian, barulah dia mulai meninggalkan area perusahaan tersebut. 

Selama perjalanan hanya terdapat keheningan, sama seperti ketika dia berangkat tadi. Bedanya, tadi Krystal dalam keadaan sadar sepenuhnya, sedangkan sekarang wanita itu tertidur pulas.


Perjalanan yang dia tempuh tidaklah membutuhkan waktu yang lama. Saat ini dia sudah berhenti di basement dan mematikan mesin mobilnya. 


Dia kembali mengalihkan pandangan ke arah samping yang terdapat Krystal yang masih tertidur. 


“Kita sampai!” beritahunya. Namun, apa yang dia ucapkan sangatlah sia-sia karena Krystal sama sekali tidak berkutik. 


Dengan terpaksa dia keluar dari mobil dan berjalan ke arah samping. Membuka pintu mobil di samping Krystal dan mendekati wanita itu. 


Dia membuka seatbelt yang masih terpasang di tubuh Krystal dan dengan berhati-hati mengeluarkan Krystal dari mobil, sembari kakinya menendang pintu mobil dengan pelan agar tertutup. 


Namun, belum beberapa langkah menjauh dari mobil, Krystal menggeliat di dalam gendongannya Austin. Kemudian, mata indah itu dengan perlahan terbuka. 

Mata yang tadinya sayu dan hendak membiasakan cahaya memasuki retinanya, seketika langsung terbuka lebar ketika melihat wajah Austin yang ada di depannya. 


“Apa yang kamu la—“

Bruk!

”Awww!” 

Krystal langsung berteriak sembari menyentuh bokongnya yang sakit ketika bokongnya menghantam lantai karena Austin melepaskannya begitu saja. 


“Kenapa kamu sangat kejam?” tanyanya sembari meringis dan berusaha untuk berdiri. 


“Karena kamu sudah bangun, aku rasa aku tidak perlu lagi menggendongmu,” jawab Austin. Membawa langkahnya dengan tenang, meninggalkan Krystal tanpa rasa bersalah. 


“Aaaah! Bokongku sangat sakit!” keluh Krystal, masih menyentuh bokongnya dan mengikuti Austin yang sudah berjalan terlebih dahulu. 


Austin yang saat ini sudah berada di lift hanya memperhatikan Krystal dengan tatapan datar. Tangannya menahan tombol lift untuk menunggu Krystal. Ketika Krystal sudah masuk, barulah dia kembali menutup pintu lift tersebut. 

Namun, lagi-lagi tidak ada pembicaraan diantara mereka. Hanya saja Krystal yang masih mengerutu karena bokongnya yang masih sakit. 

Istri Pengganti (Tamat) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang