15 | Ibu mertua yang kejam

4.2K 128 1
                                    

Austin terdiam tanpa bisa berkata-kata. Tangannya saat ini menahan tubuh Krystal agar tidak merosot dan dia merasakan sesak di bawah sana. 

Dia pun menghela napas, dengan perlahan membaringkan tubuh Krystal dan kembali menyelimuti tubuh wanita itu. 

“Air …!” racau Krystal di dalam tidurnya, sembari tangan menggapai-gapai Austin. 

“Aku ingin minum … air …,” ulang Krystal, sekarang dia menyibak selimut yang menutupi tubuhnya, lalu kembali merengekkan hal yang serupa. 

Sehingga, Austin dengan terpaksa mengikuti keinginan Krystal. Dia keluar dari kamar dan kembali dengan membawa segelas air untuk Krystal. 

“Duduklah dulu, aku sudah mengambilkan minum untukmu,” ucapnya, dengan berhati-hati membantu Krystal untuk duduk dan menahan tubuh Krystal dengan tubuhnya, kemudian memberikan minum kepada Krystal yang langsung diteguk habis oleh Krystal. 

Setelah itu, barulah Austin kembali membaringkan Krystal dan menyelimuti tubuh Krystal. Dia menatap dengan datar wajah Krystal yang saat ini sudah tertidur lelap. Netranya tertuju pada bibir Krystal yang indah dan terlihat seksi. 

Pikirannya masih terbayang lembutnya bibir tersebut ketika bersentuhan dengan bibirnya tadi dan dia sempat kehilangan kesadaran akibat ciuman yang memabukkan itu. 

Saat ini tangannya terangkat, mengelus wajah Krystal dengan lembut, kemudian jarinya dengan perlahan tertuju ke arah bibir Krystal dan menekan bibir lembut tersebut dengan ujung ibu jarinya. 

Dia seketika meneguk ludah, tetapi beberapa saat kemudian dia pun kembali menarik tangannya dan berusaha membawa dirinya kembali pada kesadaran. 

*****

Matahari pagi baru saja memulai debutnya, memanjat perlahan dari cakrawala, mengirimkan sinar hangat yang membelai dunia. 

Cahaya lembut itu menembus celah-celah jendela, menari di wajah Austin dan Krystal yang sedang berpelukan dalam tidur mereka. Mereka terbungkus dalam selimut kehangatan, dua jiwa yang saling berbagi ketenangan dalam diam.

Dalam keheningan pagi, tiba-tiba suara dering ponsel Austin memecah keheningan. Suara itu memekakkan, seperti gong yang dipukul di tengah kesunyian. 

Austin dengan perlahan membuka mata, terbangun dari mimpi indahnya. Meraih ponsel dengan mata masih setengah tertutup. 

Krystal yang sedang tidur dengan damai menggeliat pelan. Namun, bukannya terbangun, dia malah mempererat pelukannya pada Austin. Lalu, dia kembali larut dalam tidurnya, menyerahkan dirinya pada mimpi-mimpi yang menunggu.

Austin memperhatikan ponselnya yang tertera nama sang ibu di layar benda pipih itu. Dengan kondisi yang masih mengantuk dan baru bangun tidur, dia menggeser tanda hijau pada layar tersebut dan mendekatkan benda pipih itu ke telinganya.

”Ya, Ma,” ucapnya, sebelah tangannya masih memeluk Krystal. 

“ … “

”Baiklah, nanti sore aku ajak Krystal berkunjung ke sana,” jawabnya. Lalu pembahasan selanjutnya dia hanya bergumam kecil sembari mengangguk sebagai jawaban kepada ibunya itu. 

Setelah beberapa saat, telepon itu pun berakhir. Austin kembali meletakkan ponselnya dan kembali melanjutkan tidurnya, sembari semakin mengeratkan dekapannya pada Krystal.

*****

Mereka benar-benar bangun karena dering alarm yang disetel oleh Krystal pukul 07.30. Krystal sengaja melakukan itu karena pagi ini masih banyak hal yang perlu dia urus ke kampus, meskipun skripsinya sudah di acc oleh pembimbingnya. 

Istri Pengganti (Tamat) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang