Krystal tercengang melihat kartu hitam yang diberikan Austin kepadanya. Matanya membulat lucu, sedangkan dia masih terdiam. "Ka-kamu serius?" tanyanya.
"Ya, tentu saja aku serius. Kamu sekarang adalah istriku, maka kamu adalah tanggung jawabku," jawab Austin.
"Tapi kenapa harus memberikan ini kepadaku? Kenapa tidak kartu lain?"
"Karena aku ingin. Sudahlah, ayo kita keluar! Apakah masih ada tempat yang ingin kamu kunjungi? Sekarang masih cukup siang," tanya Austin, melirik jam mahal yang melingkar di pergelangan tangannya.
"Sebenarnya tidak. Tapi jika pulang sekarang, akan sangat membosankan. Bagaimana jika kita jalan-jalan ke taman?" saran Krystal.
"Baiklah, ayo!" Austin mengambil belanjaan Krystal dan menggenggam tangan Krystal, barulah membawa wanita itu keluar dari mall tersebut.
Mereka menuju tempat parkir mobil. Sesampainya di mobil, ternyata Austin membukakan pintu mobil untuk Krystal, dan itu lagi-lagi membuat Krystal tercengang.
"Kenapa diam? Masuklah!"
Tersadar dari ketercengannya, Krystal langsung memasuki mobil dan duduk dengan tenang, sedangkan Austin saat ini sudah mulai menutup pintu mobil dan meletakkan belanjaan Krystal di belakang. Kemudian, barulah menuju kursi kemudi, memakai seatbelt.
Dengan kecepatan santai dia mengendarai mobilnya keluar dari basement kembali dan menuju taman terdekat.
Lagi-lagi tidak ada percakapan diantara mereka di dalam mobil. Keheningan menyelimuti mereka berdua ditemani oleh suara deru mobil dan hiruk-pikuk kota.
Hingga, akhirnya mobil yang dikendarai oleh Austin berhenti di sebuah taman.
"Tidak masalah di sini? Atau, apakah kamu ingin mendatangi taman lain?" Austin mengalihkan pandangan kepada Krystal yang tampak termenung.
"Ti-tidak apa–apa, ayo turun," jawab Krystal, kemudian bergegas turun dari mobil, yang diikuti oleh Austin.
Mereka saat ini berada di sebuah taman kota yang sangatlah luas. Taman tersebut memberikan keindahan alami yang begitu memukau.
Pepohonan yang tinggi menjulang ke langit, dengan dedaunan yang rimbun dan berwarna-warni. Angin sepoi-sepoi menerpa wajah mereka dengan lembut, memberikan kesegaran dan kesejukan dalam suasana yang hangat.
Di tengah taman, terdapat sebuah danau yang memancarkan kilauan air yang jernih. Airnya begitu tenang, seakan mengundang mereka untuk merenung dan membiarkan pikiran mereka melayang jauh.
Di tepi danau, terdapat bunga-bunga yang mekar dengan indah. Aroma harum dari bunga-bunga tersebut mengisi udara, menciptakan suasana yang menenangkan dan mempesona.
Mereka berjalan menyusuri jalan setapak yang terhampar di taman itu. Setiap langkah mereka diiringi dengan suara dedaunan yang bergesekan, menciptakan irama alam yang harmonis.
Mereka melihat anak-anak bermain dengan riang di lapangan rumput yang hijau. Tawa yang riang menggema di sekitar taman, menambah keceriaan dan kehangatan di tempat tersebut.
Taman kota itu juga menjadi tempat berkumpulnya orang-orang dari berbagai kalangan. Ada pasangan muda yang duduk berdua di bawah pohon, saling berbagi cerita dan tawa.
Ada juga keluarga yang sedang piknik, menikmati makanan lezat dan kebersamaan yang tak ternilai. Semua itu menciptakan suasana yang penuh dengan kasih sayang dan kebahagiaan.
Krystal merasakan sebuah tangan menyentuh pinggangnya; sebelum akhirnya tubuhnya sedikit tertarik ke depan Austin. Sehingga, saat ini posisinya berada di depan Austin yang dipeluk oleh Austin dari belakang, tetapi pucuk kepalanya menjadi tatakan dagu Austin.
"Kamu menyukai taman ini?" tanya Austin, menatap hamparan indah di depan mereka.
"Aku menyukainya. Di sini nyaman dan menenangkan," jawab Krystal.
Tangan Austin semakin memeluk perut Krystal, membuat Krystal terdiam membeku karena aksi Austin tersebut, dan bagian belakangnya terasa sangat jelas bersentuhan dengan bagian depan Austin.
Austin merasakan ketegangan yang dirasakan oleh Krystal, tetapi dia tidak ada niatan untuk membebaskan tubuh Krystal.
Hingga, ada seorang gadis kecil yang begitu cantik dan imut mendekati mereka.
"Uncle dan Aunty tidak boleh berpacalan di sini," ujar gadis kecil tersebut.
Melihat kehadiran si imut itu, Austin membebaskan tubuh Krystal dan merendahkan tubuhnya, sehingga berhadapan dengan gadis tersebut.
"Uncle dan Aunty tidak pacaran, tapi sudah menikah," jelas Austin sembari memperlihatkan cincin nikahnya yang selalu melekat di jarinya semenjak dia menikahi Krystal.
"Itu, kan, hanya cincin?"
"Benar, ini hanya cincin. Tapi cincin ini lambang bahwa kami sudah melakukan sebuah pernikahan dan saling memiliki," jelas Austin, yang hanya dibalas ‘o’ oleh gadis itu dengan wajah yang menggemaskan.
"Di mana orang tuamu? Kenapa kamu hanya sendirian?" tanya Austin.
"Ada, di sana!" gadis kecil itu menunjuk ke arah sepasang wanita dan pria yang tengah berjalan ke arah mereka.
"Maaf, apakah putri kami membuat kesalahan kepada kalian?" tanya pria yang merupakan ayah dari gadis kecil itu.
"Tidak. Dia anak yang pintar dan menggemaskan," jawab Austin, mengusap pipi gadis itu dengan lembut.
Tersenyum. "Baiklah, terima kasih. Kami pulang dulu. Ayo, Sofia, berpamitan kepada Aunty dan Uncle," ucap pria itu.
"Uncle tampan dan Aunty cantik, Sofia pulang dulu," ujar gadis kecil yang bernama Sofia tersebut sembari melambai-lambaikan tangan; sebelum akhirnya orang tua gadis itu membawa Sofia meninggalkan mereka.
"Dia sangat menggemaskan," ucap Krystal yang masih menatap gadis kecil yang sudah menjauh itu.
"Kamu menyukai anak kecil?" tanya Austin, melihat ke arah Krystal.
"Ya, saya menyukainya. Saya dari dulu juga membayangkan jika kakakku menikah denganmu, maka akulah yang akan mengasuh anak kalian. Dulu aku sangat tidak sabar menantikan itu," jawab Krystal dengan jujur.
Sebagai seorang adik, tentu kehadiran keponakan adalah hal yang sangat dia tunggu. Namun, sangat disayangkan, pria yang seharusnya menjadi suami kakaknya malah menjadi suaminya.
Austin terdiam, tidak menanggapi ucapan Krystal. "Bagaimana jika kita pindah tempat?" tanyanya, mencairkan suasana yang terasa awkward.
"Ayo!" sahut Krystal.
Mereka pun berjalan meninggalkan tempat itu, tetapi langkah mereka terhenti ketika mendengar sebuah suara.
"Kalian akan secepatnya juga memiliki seorang anak yang menggemaskan seperti tadi."
Krystal dan Austin langsung mengalihkan pandangan pada sumber suara dan melihat seorang pria dengan pakaian kumuh, rambut panjang dan tubuh yang tidak terurus. Menandakan pria itu seorang odgj di tempat itu.
Austin dengan nalurinya langsung memindahkan Krystal ke arah samping kanannya agar lebih jauh dari pria tersebut.
"Anak kalian nanti akan sangat lucu dan juga cantik. Itu terjadi tidak akan lama lagi. Tapi pria itu tidak menerima kehadirannya dan akan ada orang masa lalu yang akan kembali hadir," lanjut pria tersebut.
Krystal terdiam mendengar ucapan pria dengan gangguan jiwa itu, sedangkan Austin merasa tidak nyaman, sehingga Austin membawa Krystal menjauh dari tempat tersebut.
"Jangan dipikirkan ucapannya. Dia sepertinya orang gila," ucap Austin yang dibalas anggukan oleh Krystal.
Kemudian, mereka kembali melanjutkan perjalanan dan menelusuri taman kota yang luas tersebut, sembari menikmati pemandangan. Namun, tetap saja Krystal kepikiran dengan ucapan pria tadi.
(Cek info visual setiap tokoh di sosial media author, ig : secrett_zr, fb : secrett_zr, TikTok : secrett_zr, dan join grup fb : Readers SecretZR)
KAMU SEDANG MEMBACA
Istri Pengganti (Tamat)
RandomKrystal tidak menyangka bahwa dirinya akan menikah dengan laki-laki yang dicintai oleh kakaknya. Seharusnya hari ini adalah pernikahan kakaknya, tapi ketika acara akan berlangsung, tiba-tiba kakaknya menghilang dan meninggalkan secarik surat yang me...