11 | Sentuhan lembut

4.8K 147 3
                                    

“Karena skripsiku di ACC atas bantuanmu dan aku sekarang sedang senang, maka nanti siang aku akan mentraktirmu,” ujar Krystal dengan penuh semangat. 

Austin hanya memperhatikan kebahagiaan Krystal dengan wajah datar, dia juga tidak berniat melepaskan tangan Krystal yang memeluknya. 

“Ehh … tapi apakah nanti siang kamu tidak sibuk?” tanya Krystal, dia baru mengetahui bahwa dia tidaklah sedekat itu dengan Austin, sehingga dia kembali melepaskan pelukannya dari pria itu. 

“Tidak. Jadwalku hari ini tidaklah terlalu padat dan aku memiliki cukup banyak waktu hingga nanti sore,” jawab Austin. 

“Oh, baiklah. Apakah setelah ini kita akan ke perusahaan?” 

”Ya, masuklah!” Austin membukakan pintu mobil untuk Krystal. Setelah wanita itu masuk, barulah dia kembali menutupnya dan berjalan ke arah sebelah, duduk di kursi kemudi. 

Kemudian, dia mulai mengendarai mobilnya, meninggalkan area universitas tersebut.

Suasana di dalam mobil tidaklah sehening dan sekaku biasanya meskipun mereka sangat jarang berbicara. Hanya saja saat ini sudah lebih hangat dan cair. 

“Apakah kamu meeting lagi?” tanya Krystal. Mengalihkan pandangan kepada pria yang menjadi suaminya itu. 

“Tidak. Hanya memeriksa kinerja pegawai saja,” jawab Austin dengan tatapan yang masih fokus ke depan, yang dibalas anggukan paham oleh Krystal. 

Untuk beberapa saat, suasana kembali hening, hingga Krystal kembali membawa pandangan kepada Austin. 

Dia menatap pria itu dengan tatapan dalam, melihat wajah tampan Austin dari arah ramping. 

“Terima kasih banyak sudah membantu revisi skripsiku. Tanpa bantuanmu, mungkin sekarang aku masih pusing oleh revisi itu,” ucapnya dengan tulus. 

“Humm … sekarang tugasmu untuk mempelajarinya. Aku tidak ingin nilaimu rendah ketika sidang nanti,” jawab Austin. 

“Apakah kamu akan membantuku? Karena kamu yang membuatnya hingga di ACC, akan lebih bagus aku belajar secara langsung kepadamu,” ujar Krystal dengan bersemangat, tetapi dia langsung ciut ketika Austin mengalihkan pandangan kepadanya dan menatapnya dengan tatapan datar nan dingin. 

“Ti-tidak jadi. Aku hanya bercanda, hehe. Aku akan mempelajarinya sendiri, dan aku berterima kasih karena kamu sudah membantuku,” ulangnya sembari memperbaiki kalimatnya.

”Dimulai dari nanti malam,” jawab Austin. 

Mata Krystal seketika melotot dengan bingung. “Apa yang dimulai dari nanti malam?” tanyanya dengan tidak mengerti. 

Menghela napas. “Memangnya apa yang kamu pikirkan? … Nanti malam aku akan mengajarkanmu!” jelas Austin. 

“Ooo ….” Krystal tersenyum kaku sembari mengusap tengkuknya. “Baiklah, terima kasih,” cicitnya dengan perasaan malu karena dia malah berpikir yang tidak-tidak. 

Tidak berselang lama, mereka pun sampai di perusahaan milik Austin. Mereka keluar begitu saja dan menyerahkan mobil tersebut kepada petugas yang akan diurus oleh petugas itu. 

Kemudian, mereka memasuki perusahaan, tetapi Austin tiba-tiba merangkul pinggang Krystal. 

Merasakan hal itu, Krystal langsung mengalihkan pandangan kepada Austin, tetapi pria itu hanya diam, bersikap seperti biasa, sehingga Krystal memilih untuk tidak protes dan mengikuti langkah Austin hingga mereka memasuki lift. 

Ketika di dalam lift, Krystal kira Austin akan menjauhkan tangan dari pinggangnya, tetapi ternyata tidak, tangan Austin masih bertengger di atas pinggang rampingnya. 

Istri Pengganti (Tamat) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang