2 | Hidup bersama sebagai suami istri

4.4K 145 1
                                    

Hampir dua jam perjalan, akhirnya mobil itu berhenti pada sebuah kawasan apartemen mewah.

Tanpa berucap apa-apa, Austin langsung turun dari mobil. Hal itu membuat Krystal kelimpungan mengejar Austin yang memiliki langkah yang begitu lebar. 

Selain itu, dia juga merasa kesukitab dengan gaun pernikahan yang dia gunakan sekarang ini, karena berat gaun itu mencapai 5kg.

Krystal harus bergerak cepat ketika Austin sudah memasuki lift, jika dia terlambat bisa-bisa Austin meninggalkannya, dan itu akan semakin merepotkan karena dia sama sekali tidak tahi nomor apartemen Austin.

"Haiss, gaun ini menyusahkan!" keluh Krystal karena dia juga harus berusaha membawa gaunnya yang panjang di area belakang itu masuk ke dalam lift. Sedangkan Austin hanya menatap Krystal ujung matanya yang sedang menggerutu.

Ternyata Austin tinggal di penthouse, karena dia menekan tombol paling atas dari apartemen itu, setelah lift berhenti dugaan Krystal semakin tepat.

Ketika Austin keluar dari lift, Krystal dengan cepat juga keluar, kemudian menyusul Austin yang berjalan terlebih dahulu darinya. 

Baru saja menikah tapi Krystal sudah merasakan penderitaan yang luar biasa, apalagi untuk selanjutnya.

Austin membuka pintu penthousenya dan seketika terpampang keindahan dari isi penthouse yang tidak begitu besar itu. Walaupun terlihat kecil tapi sangat mewah dengan barang-barang mahal yang ada di dalamnya. Selain itu, penthouse itu juga terlihat sangat nyaman.

"Di sini hanya ada satu kamar. Aku membelinya untukku tinggali bersama kakakmu, tapi berani-beraninya wanita sialan itu kabur!" Austin berucap dengan bengis, tapi Krystal hanya diam, tidak tau harus menjawab apa, karena memang kakaknya lah yang salah.

"Baiklah. Apakah aku boleh menempati kamar itu?" tanya Krystal dengan berhati-hati, dia takut membuat Austin marah dan Austin akan memukulinya layaknya di film-film yang pernah dia tonton; suami menganiaya istri karena pernikahan paksa.

"Hm, kamu di sini menggantikan kakakmu, kamu juga akan menjalani kewajiban sebagai istri hingga aku menceraikan mu," ujar Austin mutlak, kemudian dia meninggalkan Krystal yang masih terkejut dengan ucapannya.

Krystal masih mencerna kata-kata 'menjalani kewajiban sebagai istri', kewajiban seperti apa yang barusan dikatakan oleh orang yang baru beberapa jam menjadi suaminya itu?

Tapi detik berikutnya dia baru mengingat hal lain, yaitu dia lupa membawa pakaian ganti.

Krystal menepuk jidatnya karena bisa-bisanya dia melupakan hal yang sangat penting. Lalu sekarang bagaimana? Apakah dia harus menggunakan gaun pengantin hingga pagi. Holy shit! Itu tidak mungkin!

Lama dia mondar-mandi di ruangan tengah sambil memikirkan cara untuk mendapatkan pakaian, tapi tidak ada cara yang menurutnya tepat. 

Jika dibeli saja, tapi dia tidak memiliki uang. Jika meminta Austin untuk mengantarkannya kerumahnya mengambil pakaian, itu tidaklah mungkin.

Krystal mendudukkan tubuhnya pada sofa, kemudian memukul-mukul kepalanya sendiri karena sudah melupakan hal yang sepenting itu.

"Apa yang kamu lakukan?" tanya Austin yang tiba-tiba sudah berada di depan Krystal.

Dengan tampang mengiba Krystal mendongakkan kepalanya dan melihat Austin yang sudah berubah tampilan, sepertinya Austin baru selesai mandi. Pria itu mengenakan baju kaos dan celana training bewarna abu-abu.

Istri Pengganti (Tamat) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang