Happy Reading🎊🎊
BAB. 8
Jam sudah menunjukkan pukul 21.35 WIB. Alano baru saja pulang dari rumah Jo, dirinya menyempatkan untuk berkumpul bersama teman-temannya sebentar. Alano celingak-celinguk mencari keberadaan Mariam namun tidak ada tanda-tanda Tante itu di apartemennya.
"Dah balik kali ya," gumamnya.
Alano melepas jaket kulit miliknya lalu membuangnya kesembarang arah. Cowok itu mendaratkan bokongnya pada sofa di ruang tamu. Dirinya mengingat ucapan temannya tadi.
"Al. Kenapa lo ngelamun?" tanya Seno pada Alano yang duduk di dekatnya.
"Lo gaboleh sedih sedih terus, Al. Emang lo gak kasihan sama Fellia di sana? Dan jangan nyalahin Loora terus, gimanapun dia juga korban kecelakaan sama kayak Fellia," ucap Faisal yang ikut kesal kepada Alano yang seenak jidat menuduh Loora pembunuh.
"Hari di mana Fellia dimakamin, Loora gak berhenti nyalahin dirinya sendiri. Ini semua musibah dan gada yang mau kena musibah. Lo gak seharusnya bilang Loora pembunuh," imbuh Jo.
"Loora, cewek itu udah kena bully anak-anak di sekolah. Sekarang malah lo tuduh pembunuh," sahut Seno yang memandang Alano.
Theo menghela nafasnya panjang, Alano itu paling tidak bisa dibilangi. "Gue harap lo gak dendam sama Loora," ucapnya lalu bangkit dari duduknya dan keluar rumah.
Alano berjalan menuju kamar miliknya, mendekati tubuh Loora yang masih setia memejamkan matanya. Alano mengusap rambutnya kasar, "Fel, apa pilihan kamu benar?"
"Tapi aku gabisa Fel. Hati aku sakit setiap lihat Loora dan bayang-bayang malam itu selalu datang," ucapnya lirih setelah itu dirinya menuju balkon kamarnya dan melamun cukup lama di sana.
Dering ponsel membuat Alano terkejut, ia bergegas mencari ponsel miliknya namun tidak ada. Alano mengernyitkan keningnya ketika suara dering ponsel itu berasal dari dalam tas milik Loora.
Alano tampak berpikir sejenak, dirinya sangat penasaran siapa yang menghubungi Loora malam-malam seperti ini. Alano menatap pada Loora yang masih tertidur itu lalu tangannya beralih pada tas hitam milik gadis itu dan membuka tasnya.
Alano mengambil ponsel milik Loora, nama Theo tertera pada layar. "Sebenarnya mereka ada hubungan apa?" ucapnya lirih.
"Eunghh."
Alano menoleh pada suara yang berasal dari bibir Loora, sepertinya gadis itu akan sadar. Dengan cepat Alano mengembalikan ponsel itu dan memasukkannya kedalam tas.
"Alano," panggil Loora membuat Alano menoleh dan mendapati Loora yang sudah sadar dan sedang menatapnya.
Alano berjalan mendekati ranjang dengan kedua tangan masuk pada saku celananya. Alano menatap tajam Loora hingga membuat gadis itu menunduk takut.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALANORA
Teen Fiction[DILARANG PLAGIAT] [FOLLOW SEBELUM MEMBACA] ⚠️Mengandung kekerasan dan 18+ harap bijak dalam memilih cerita/bacaan Loora, gadis cantik dan mungil. Dia adalah salah satu penghuni panti asuhan cahaya. Dia dikenal karena seorang murid yang bisa bersek...