ALANORA. 5

78 30 6
                                    

⚠️⚠️⚠️

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

⚠️⚠️⚠️

Alooo ... cerita ini sangat bertebaran tindak kekerasan. Dimohon dengan bijak dalam memilih cerita! Pastikan yang kalian baca sesuai dengan umur kalian, ya, readers kesayangan(^o^)


Happy Reading🎊🎊


BAB. 5

Setelah tidak masuk sekolah 2 hari, akhirnya kini Loora siap berangkat ke sekolah. Pagi ini dirinya dijemput Theo di panti, tepatnya Theo yang memaksa.

"Kalian berangkatnya hati-hati, ya, Theo pelan-pelan aja bawa mobilnya!" ucap Nining.

"Iya, Bu. Kalo begitu kami pamit berangkat sekolah dulu, ya," ucap Theo lalu menyalami tangan Nining diikuti Loora.

"Assalamualaikum, Bu," ucap Theo dan Loora kompak.

"Waalaikumussalam."

Mereka berdua pun berangkat ke sekolah, dan tak sampai tiga puluh menit Theo dan Loora sampai di parkiran. Gadis itu sedikit kesal kepada Theo karena tidak menuruti kemauannya.

"Udah jangan cemberut gitu!" ujar Theo.

"Kan, aku udah bilang, turunin aku di halte tadi!" rengek Loora yang kesal terhadap Theo.

"Hei! Jangan takut ada aku!" ucap Theo, seolah mengerti ketakutan gadis itu.

"Ayo, udah terlanjur sampai di sini juga!" ujar Loora, lalu melepas seatbelt-nya, tak lupa membuka pintu mobil, dan bergegas turun.

Siswa dan siswi Bina Jaya yang berlalu lalang pun menatap Loora tak suka, apalagi ketika gadis itu turun dari mobil Theo. Banyak yang berbisik-bisik membicarakan dirinya. Theo menatap tajam mereka yang berani memandangi Loora, hingga gadis itu menunduk takut.

"Udah jangan takut ada aku, jangan dengerin mereka, anggap aja setan!" ucap Theo sarkas.

"Aku punya telinga, Theo!" Loora memutar bola matanya malas.

"Yaudah, ayok!" ajak Theo pergi ke kelas. Dirinya akan mengantar Loora lebih dulu ke kelasnya.

Saat di koridor utama sekolah, banyak sekali yang menatap Loora dengan pandangan menjijikan, bahkan mereka tak segan-segan melontarkan kata-kata yang tidak pantas.

"Jalang mah gitu, ya?"

"Waktu itu sama Rifqi, katanya juga deket sama Nendra, dan sekarang sama Theo."

"Gatau malu banget, sumpah!"

"Jangan deket-deket sama pembunuh, deh!"

Deg!

ALANORA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang