[DILARANG PLAGIAT]
[FOLLOW SEBELUM MEMBACA]
⚠️Mengandung kekerasan dan 18+ harap bijak dalam memilih cerita/bacaan
Loora, gadis cantik dan mungil. Dia adalah salah satu penghuni panti asuhan cahaya. Dia dikenal karena seorang murid yang bisa bersek...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
♪Happy Reading♪
BAB. 10
Loora, gadis itu masih setia memejamkan kedua mata. Keningnya sudah diobati dan diberi plester oleh Rifqi, itu pun karena ia tak tahan mendengar Nendra dan Theo adu mulut karena keduanya berebut ingin mengobati Loora.
Sekarang inti Enzagros sedang duduk di sofa panjang ruang tengah markas mereka. Bangunan dengan dua lantai dengan fasilitas yang hampir lengkap. Ada sepuluh kamar tidur, tujuh di antaranya terdapat kamar mandi dalam, kamar mandi luar satu di lantai atas, dan satu di lantai bawah.
Markas mereka terdapat kolam renang dan beberapa alat olahraga. Memiliki garasi dan halaman yang sangat luas. Pagar hitam menjulang tinggi membuat orang tidak dapat melihat atau mengintip dari luar.
Nendra, cowok itu tengah duduk di antara Seno dan Rifqi. Dua anggota inti termuda itu tengah bergelayut manja kepada Nendra, membuat sang empu menahan emosi sejak tadi.
Anggota Enzagros mana yang tidak tahu jika kedua bocah itu sangat manja kepada Nendra yang menjadi anggota tertua meski usia mereka tak jauh berbeda, tetapi pemikiran Nendra sangat dewasa dan suka memanjakan yang lebih muda. Jika yang tidak tahu pasti sudah menyangka jika mereka penyuka sesama jenis. Hiss ... buang jauh-jauh pikiran itu, ya!
Nendra tidak masalah jika Seno maupun Rifqi manja kepadanya asal tahu batasan.
"Ndra, si Loora belum sadar juga?" tanya Rifqi kepada Nendra.
"Hm, dia masih syok," jawab Nendra membuat Seno bangun dan menegakkan tubuhnya.
"Gue jadi kepikiran kalo Loora bakal terus diincer sama geng Elang," ucap Seno membuat semua inti Enzagros menoleh padanya.
"Gue bakal jagain," ucap Theo dan Nendra kompak hingga kedua cowok itu melayangkan tatapan sinis.
"Cih! Pembunuh aja lo rebutin." Alano berdecih sambil memainkan ponselnya.
Theo dan Nendra menatap Alano dengan tatapan tak suka karena ucapan cowok itu.
"Hmm, Loora tanpa sengaja masuk dalam lingkaran geng kita. Pasti Ariel sama antek-anteknya bakal ngincer dia lagi," ujar Faisal yang diangguki oleh Seno dan Rifqi.
"Elah, ribet lo pada tinggal jagain Loora kenapa, sih?" Jo yang sedang bermain game pun ikut berbicara.
"Dahlah, gue laper mau masak." Faisal bangkit dari duduknya lalu berjalan menuju dapur.
"Ikutttttt." Seno berlari mengejar Faisal pasalnya masakan cowok itu selalu enak dan dirinya juga lapar.
Rifqi menghela napas panjang lalu memperhatikan wajah temannya satu persatu. Dirinya terkikik geli membuat Jo dan Alano menatapnya sinis.