ALANORA. 7

56 12 1
                                    

Aku up hari ini jadi jgn lupa vote😣🫵

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku up hari ini jadi jgn lupa vote😣🫵

Happy Reading🎊🎊


BAB. 7

Setelah pulang sekolah, Loora tidak langsung kembali ke panti. Dirinya tadi menolak tawaran Theo yang akan mengantarnya pulang. Sekarang dirinya sedang berjalan menyusuri setiap kafe guna mencari pekerjaan. Setelah Alano memecatnya semalam, Loora bertekad mencari pekerjaan baru.

"Maaf Dek di sini lagi gak buka lowongan," ucap seorang satpam penjaga sebuah kafe yang ia datangi kali ini.

Loora menghela nafasnya, "Kalau begitu terimakasih ya Pak, saya permisi dulu."

"Iya Dek."

Loora sangat capek. Terhitung sudah lima kafe ia datangi namun tidak ada satupun yang membuka lowongan pekerjaan.

Hari semakin sore namun Loora tidak patah semangat. Saat melewati ruko-ruko yang berjajar, dirinya tak sengaja melihat lembar lowongan pekerjaan di sebuah pintu swalayan. Loora tersenyum senang lalu bergegas mendatangi swalayan tersebut.

"Permisi Kak," ucap Loora pada pegawai swalayan yang sedang menata troli di depan teras.

"Eh iya. Ada yang bisa saya bantu?" tanya pegawai perempuan itu.

"Apa benar swalayan ini membuka lowongan?" Loora berharap jawaban pegawai itu benar.

"Yah ... maaf Dek lowongannya udah ada yang isi baru aja tadi siang," balas pegawai itu membuat senyum Loora sirna.

"Emm ... gapapa Kak. Makasih kalo begitu saya pamit dulu," ucap Loora lalu pergi dari depan swalayan itu.

Loora melangkahkan kakinya tak tentu arah. Hari semakin sore dan dirinya juga belum menemukan pekerjaan. Tatapan Loora jatuh pada sebuah amplop coklat yaang berisi surat lamaran kerja yang telah ia siapkan subuh tadi.

Loora menghela nafasnya dalam-dalam lalu dengan kesal dirinya menendang sebuah kaleng minuman yang tergeletak begitu saja di depannya itu hingga tak sengaja mengenai kepala seseorang.

"Iya Ma ini bentar lagi Al pulang," ucap Alano kepada Nuri dalam sambungan telepon.

"Yaudah Ma tunggu bentar," imbuhnya lalu mengakhiri panggilan telepon itu.

Sepulang sekolah tadi, Alano mampir sebentar ke apartemen miliknya untuk mengambil barang dan sekarang ia sudah membeli kue brownis titipan Nuri. Ketika ingin melangkah menuju mobil, Alano tak menyadari jika sebuah benda terlempar kearahnya.

ALANORA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang