ALANORA. 2

86 26 9
                                    

Budidayakan vote sebelum membaca ya hehe:)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Budidayakan vote sebelum membaca ya hehe:)

⚠️

Happy Reading🎊🎊

BAB. 2

Jam dua siang, bel pulang sudah berbunyi. Guru juga sudah mengakhiri pembelajaran kali ini. Seluruh murid berhamburan untuk pulang.

Berbeda dengan Loora Rainata, dirinya akan menunggu lima hingga sepuluh menit supaya koridor dan halaman sekolah sepi. Dirinya takut dibully lagi meski itu adalah makanan sehari-harinya.

Loora membereskan buku dan peralatan lainnya lalu memasukkan kedalam tas warna hitam miliknya. Setelah beberapa waktu dirinya berdiri dari tempat duduknya lalu berjalan keluar kelas seorang diri.

Sampai di depan gerbang, Loora celingak-celinguk mencari angkot namun sayang tidak ada satupun angkot yang lewat.

Tin tin

Loora terkejut oleh suara klakson motor di belakangnya. Loora membawa tubuhnya berpindah memberi jalan untuk motor itu lewat.

"Loh Loora ya," ucap seorang cowok pengendara motor yang mengklaksonnya.

"Emm Rifqi ya?" Loora lupa lupa ingat nama cowok itu.

"Yappp, betul sekali." Rifqi Dio Zegara, salah satu teman Nendra sang ketua osis.

"Lo mau balik Ra?"

"Mau pergi kerja," jawab Loora jujur.

Rifqi melotot kaget. "Loh lo kerja?" tanya Rifqi.

Loora mengangguk, "Iya gue kerja."

"Wahh hebat banget sekolah terus kerja juga," ujar Rifqi.

"Btw lo kerja dimana?"

"Di The Cafe Oniria."

"Itu kayak kafe langganan si Seno," gumam Rifqi.

"Bareng gue aja yuk," ucap Rifqi menawarkan tumpangan.

"Emm ... gue naik angkot aja."

"Udah jalanan lagi sepi bareng gue aja. Rumah gue searah sama tempat kerja lo," ucap Rifqi.

Loora tampak berpikir sejenak tetapi tangannya terlebih dahulu ditarik hingga gadis itu mau tak mau ikut dengan Rifqi.

ALANORA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang