ALANORA. 17

109 33 2
                                    

🔞

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🔞

Happy Reading

BAB. 17

Malam ini Loora merengek kepada Nuri dan Mario untuk pulang. Sebenarnya sore tadi tiba-tiba badan Loora demam dan beberapa kali mimisan. Namun gadis itu tetap kekeh meminta pulang dengan alasan sudah tidak betah di rumah sakit.

Nuri sebisa mungkin menolak karena keadaan gadis itu belum stabil. Bahkan Mario pun meminta Loora untuk bersabar, jika keadaannya membaik besok akan diperbolehkan pulang.

Sore tadi juga Nining menjenguk Loora meskipun sebentar karena beliau pun masih sakit. Untuk Alano dan inti Enzagros lain sedang di kantin rumah sakit.

"Udah, ya, Ra besok kalo keadaan kamu membaik, kamu boleh pulang," ucap Mario yang sedang duduk di sofa.

Sedangkan Nuri, wanita itu mengupas buah apel di samping brankar Loora. Wanita itu sejak pagi setia menemani Loora, katanya sebagai bentuk tanggung jawab gadis itu yang masuk rumah sakit karena ulah Alano.

Malam itu, Jakarta sangatlah ramai seperti hari-hari biasanya.

Langit yang semula cerah sekarang menjadi gelap pekat. Angin berhembus ke sana kemari membuat udara menjadi lebih sejuk.

Gemerlap kerlip lampu-lampu kota menghiasi sepanjang jalan. Suara klakson saling bersahutan bergema ditelingga.

Setiap trotoar berdiri stand penjual beragam kuliner yang membuat siapapun akan tergiur untuk membeli.

Di tengah-tengah keramaian kota, motor Alano bersama inti Enzagros melaju dengan tenang membelah keramaian jalan.

Suara knalpot dari motor ke tujuh inti Enzagros itu memekik ditelinga para pengendara.

Dengan dipimpin Alano sebagai leader Enzagros, mereka terus menancap gas untuk segera sampai pada tujuan.

Nendra yang biasanya memilih duduk di depan meja belajar bersama setumpuk buku pun ikut meramaikan jalan malam ini.

Sampai pada bangunan yang cukup besar dengan dua tingkat mereka menghentikan laju motor sport itu di halaman yang cukup luas. Membuat orang-orang yang berada di teras bangunan itu memekik terkejut.

"Wah ada apa, nih?" ucap salah satu dari orang-orang yang berada diteras itu.

Alano menatap empat orang di depannya lalu melangkah mendekati tanpa rasa takut. Baginya mereka bukan apa-apa.

"Mana Ariel?" tanya nya tanpa basa basi.

Inti Enzagros ikut mendekati namun tetap berjejer di belakang Alano.

"Mau apa lo cari bos kita?" tanya seorang cowok berperawakan tinggi dan putih itu.

"Nggak usah banyak cincong, deh, lo tinggal jawab aja apa susahnya, sih!" kata Rifqi dengan muka julidnya.

ALANORA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang