The_Last_Vampire_Chapter 4

293 35 15
                                    

🔞

Minho duduk diam sembari menatap ke jendela kamarnya. Hatinya sangat hancur setelah bertengkar dengan ibu mertuanya lagi. Entah sampai kapan ini akan bertahan, sebenarnya Minho sudah sangat lelah. Satu tahun berlalu, Minho agak mulai  tertekan. Dia hanya diam di rumah saja jarang keluar.

Chan juga tidak membiarkan Minho untuk bekerja. Tapi pria itu jujur sangat meratukan Minho. Minho menghargai itu, tapi sepertinya dirinya tidak berharga di depan kedua mertuanya. Di kamar inilah dia menghabiskan hidupnya meratapi nasib.

Minho tidak bilang jika nasibnya buruk setelah menikah dengan Chan. Tapi dia bingung, rasanya ingin seperti dulu sebelum bertemu untuk kedua kalinya dengan sang suami.

Entah takdir atau bagaimana, tapi Minho selalu dipertemukan oleh Chan tiap fase hidupnya. Apa mereka memang ditakdirkan untuk berjodoh? Atau cuma kebetulan semata?

Di saat pikirannya tengah kalut, suara pintu terdengar dibuka dari luar. Aroma parfume maskulin dari Chan mengeruak di penjuru ruangan. Senyuman manis darinya Minho dapatkan. Seperti biasa dia membuka pelukannya untuk sang istri tercinta.

Minho biasanya akan bangun dan berlari padanya. Melepaskan semua rasa rindu dalam hatinya karena kesepian di hari itu. Tapi hari ini dia seperti enggan melakukannya. Melihat Minho diam Chan tahu pasti ada masalah.

Tubuh mungil itu kini dipeluk erat oleh pasangannya. Minho perlahan merasakan hangatnya tubuh sang suami membuat dirinya mulai nyaman. Ciuman tipis-tipis Chan berikan di seluruh wajah cantik si vampir.

"Aku sangat merindukan mu sayang, seperti ingin rasanya untuk selalu bolos kerja" ucap Chan menggodanya. Minho terkekeh perlahan menatap wajah tampan Chan. Rambut pirangnya kini kian terlihat karena cat rambut yang dipakai Chan mungkin sudah memudar.

Setelah selesai melakukan ritual sore mereka, kini keduanya duduk di ranjang sembari menatap ke layar TV. Tubuh Minho kini ada tepat di depan sang suami dengan bersandar di dada bidang milik Chan.

Chan memeluk Minho dari belakang sembari menyusuk di leher Minho memberikan kecupan penuh cinta pada si manis. Tangan Chan yang nakal seperti biasa akan menyusuri tubuh indah Minho. Mengusap dari perut hingga di bagian atas tubuh si manis.

Saat tidur Minho punya pakaian khusus, yang memang wajib di pakai oleh dirinya saat menemani Chan tidur. Agak aneh terdengar. Namun, tiap pasangan punya sesuatu hal yang unik dilakukan.

"Chan aku geli" ucap Minho ketika Chan memainkan perutnya tepat pada pusarnya. Jari tangan Chan dimasukan di sana dan mengusapnya dengan seksual. Minho perlahan tersenyum melihat tingkah laku Chan yang agak aneh.

Bernafsu dengan istri bukanlah dosa.

"Chan apa aku boleh bekerja lagi?" Tanya Minho tiba-tiba. Chan langsung menggeleng di leher Minho sembari sibuk dengan kegiatannya.

"Kau masih dalam program untuk hamil" ucap Chan. Minho mendengar itu jadi agak sedih. Dia jadi ingat dengan apa yang orang tua Chan pernah katakan dulu padanya sebelum merestui hubungan mereka.

"Bang Chan adalah anak tunggal kami, dia harus memiliki anak untuk bisa melanjutkan garus keturunan keluarga Bang. Kau adalah seorang vampir, semua organ dalam tubuh mu sudah mati. Hal itu tak akan bisa membuat mu hamil Minho"

Minho masih sangat ingat dengan apa yang mereka katakan padanya. Namun, saat itu juga Chan langsung menepis semua apa yang mereka katakan dengan percaya diri.

"Tidak ada hubungannya, Minho akan melahirkan anak ku walaupun dia adalah seorang vampir"

Minho berkaca-kaca saat mengingat kejadian itu. Semua kalimat dan tatapan mereka masih melekat dalam ingatannya. Jika Minho bukan seorang vampir apa dia masih akan diperlakukan seperti ini?

"Baik kami akan merestui hubungan kalian, tapi Bang Chan harus kembali ke rumah. Dan kau, aku berikan waktu untuk kalian. Dalam dua tahun, jika sampai dua tahun kalian gagal melahirkan penerus maka kami akan memisahkan kalian dengan paksa"

Hal itu terus terngiang-ngiang di kepala Minho. Dulu Minho ingat betul menerima Chan karena terpaksa sebab pria itu terus mengejarnya. Tapi setelah bersama berbulan-bulan, Minho seperti takut dan enggan untuk berpisah dengannya. Chan sangat baik dan mencintai Minho dengan tulus.

"Sayang kau memikirkan apa?" Tanya Chan kini memegang wajah Minho yang terlihat tegang dan agak berkaca-kaca.

"Tidak ada Chan, filmnya sedih" ucap Minho kembali bangkit. Chan tersenyum kemudian mencium bibir Minho dengan lembut. Ciuman yang selalu membuat perut Minho merasa aneh.

"Bagaimana jika aku tidak hamil setelah dua tahun, apa kau akan meninggalkan ku?" Tanya Minho setelah ciuman mereka. Chan menggeleng perlahan sembari menatap lekat manik mata cantik sang istri.

"Tidak, tidak akan. Persetan jika aku tidak punya anak" ucap Chan. Cintanya terlalu besar sekarang, mungkin karena memang kodratnya sebagai seorang serigala. Di mana mereka akan mencintai satu orang saja selama hidup mereka. Dan itu adalah Minho.

"Bagaimana pun kita harus mencobanya sayang, malam ini seperti biasa" ucapnya mesum. Jika bisa merona mungkin wajah Minho sudah merah seperti keriting rebus setelah mendengar itu.

Apalagi saat Chan mengangkat tubuh Minho membawanya ke pangkuan Chan. Tangan nakal suaminya kini melepaskan dalaman yang hanya dipakai Minho. Tangannya juga menarik terusan tembus pandang itu dari tubuh Minho.

Minho sangat gugup saat mereka melakukan hubungan suami istri. Tubuhnya masih saja kaku dan merasa malu. Chan jujur sangat suka aura Minho yang begitu menyejukan. Tatapan polos dan sayu dari istrinya begitu menyegarkan.

Tangan Chan mengusap benda yang mulai mengeras di selangkangan Minho membuat Minho menutup matanya berusaha melengguh.

"Aku merindukan saat kau binal sayang" goda Chan. Minho meneguk ludah kemudian memegang wajah sang suami, dia mencium bibir Chan penuh nafsu sama seperti lawan mainnya.

Dirinya kini dipercaya untuk memimpin ciuman mereka sampai Minho tak sadar Chan kini sudah mengobrak-abrik lubangnya.

"Nghmmm" Minho membusungkan dadanya ketika Chan mencapai titik terdalam dalam tubuh Minho. Minho seperti mabuk kepayang karena hal tersebut. Melihat respon Minho itu, Chan sangat bersemangat melakukan pemanasan sebelum permainan inti.

"Ahh ahh ahh ahh" Minho terengah-engah setelah melepaskan ciuman yang begitu bergairah itu. Dia kini menutup matanya menikmati tiap sentuhan oleh hari Chan di dalam perutnya.

"Nghhh Chan, jangan di sana auh" desah Minho seperti pria perawan yang baru saja disentuh. Chan terkekeh, Minho masih tak berubah. Setelah dirasa cukup, Chan kini membangunkan tubuh Minho dan mendudukan si manis di pangkuan dengan benar. Minho refleks melingkarkan kakinya pada pinggang kekar sang suami.

Wajahnya tak berani melihat Chan, di momen seperti ini pria itu terlihat puluhan kali lebih manis dari biasanya. Apalagi Chan menatap Minho dengan senyuman nakalnya, hal itu benar-benar melululantahkan hati seorang Lee Minho.










TBC

Jangan lupa vote dan komen ya

THE LAST VAMPIRE [ Banginho ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang