The_Last_Vampire_Chapter 7

266 38 24
                                    

"Huekkk hueek" Minho mengeluarkan seluruh air di dalam perutnya. Pelukan halus itu dia dapatkan dari Chan yang menyelamatkan dirinya dari siksaan kolam berenang.

"Perut ku sakit hiks" Minho menangis tanpa air mata dengan memegang perutnya. Perut yang sama sekali tidak didesain untuk dimasukan apapun selain darah. Chan bingung harus melakukan apa, dia kini berusaha untuk menenangkan Minho yang menangis.

Momen yang sangat langka melihat orang seperti dia menangis. Minho memegang perutnya seperti tidak tahan akan semuanya. Chan kembali memijat punggung Minho hingga air itu kembali dimuntahkan keluar semuanya.

"Ah ah ah ah" Minho terlihat lemas sekarang. Napasnya sangat cepat untuk menghirup oksigen semakin banyak. Chan kini membantu mengeringkan tubuh Minho. Sebenarnya Chan sangat marah dengan Jungkook dan kawan-kawannya. Kenapa mereka sangat tidak punya hati nurani.

"Apa sudah baikan?" Tanya Chan memegang wajah Minho. Si vampir manis mengangguk tanpa melihat wajah Chan. Perlahan senyuman Chan mengembang.

"Tapi aku haus" ucap Minho padanya.




Setelah mengganti pakaian, Chan membawa Minho ke dalam lokernya. Di sana dia menyimpan minuman yang akan membuat Minho merasa lebih baik.

"Jus tomat? Tapi aku tidak minum jus" katanya sembari memasukan benda itu ke loker Bang Chan. Tangan Chan kembali mengambilnya kemudian memberikannya ke tangan si manis.

"Coba saja" ucap Chan. Minho menelan ludah melihat benda itu, dia cukup takut coba-coba makan makanan lain selain darah. Seperti tadi, perutnya sangat sakit melilit seperti mau mati rasanya.

 Seperti tadi, perutnya sangat sakit melilit seperti mau mati rasanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Anggap aja kemasan jusnya kek gini ya

Minho perlahan membuka tutup jus itu dengan salah satu tangannya. Saat terbuka aromanya sudah dapat Minho hirup, perlahan wajahnya menatap Chan yang berdiri di depannya. Pria itu tersenyum sambil mengangguk.

Minho perlahan berusaha mencicipi, seketika taring miliknya keluar begitu juga dengan manik matanya berubah ungu menyala. Minho memejamkan matanya menikmati minuman itu. Chan dapat melihat bagaimana dirinya meneguk darah kemasan itu dengan rakus.

"Kalian melakukan apa?" Suara itu membuat Chan dan Minho terkejut. Suara guru itu membuat keduanya takut, apalagi melihat Minho dengan kedua taringnya yang mengerikan dan manik ungu di matanya.

Chan refleks menutupi wajah Minho dengan tubuhnya. Tangan Minho refleks menutup minuman itu. Sialnya mata dan taringnya tak kunjung kembali karena panik.

"Apa kalian pacaran?" Tanya guru itu. Chan sudah kehabisan akal. Tapi jujur saja wajah Minho seram sekali jika bentuknya seperti ini.

"Minho tutup mata" bisik Chan di telinga di manis. Minho menurut perlahan, Minho agak terkejut saat merasakan sebuah benda kenyal menempel di bibir tipisnya. Hal itu membuat Minho menjadi takut dan gugup. Apa yang Chan lakukan padanya?

Daru napas hangat dari Chan kini dapat Minho rasakan. Sepertinya wajah pria itu kini ada di depan wajahnya.

"Hai! Dasar kalian nakal!" Tubuh Chan kini lenyap dari depan Minho.

"Rupanya Minho dan Bang Chan ya" kata guru itu terlihat marah saat Minho membuka matanya. Tapi untung saja kedua taring dan matanya mungkin sudah kembali.

"Miss guru tolong maafkan aku, aku tidak sengaja mencium Minho tadi karena dia sangat cantik" kata Chan yang tergeletak di lantai setelah menerima hantaman dari sang guru. Minho terdiam, dia kini memegang bibirnya.

"Hai!!!" Teriak Minho emosi saat menyadari apa yang pria itu telah lalukan padanya.






_____







Minho melangkah dengan cepat dan panjang, sebisa mungkin sang vampir mengatur emosinya agar tidak meledak-ledak. Hari ini sangat melelahkan, mulai dari tenggelam sampai dirapatkan oleh guru karena Bang Chan.

"M..minho" suara Chan terdengar dari belakang sana. Minho tak peduli, pokoknya dia tidak ingin diganggu lagi olehnya. Sudah cukup pokoknya. Tinggal beberapa meter lagi dirinya sampai di rumah, pria manis itu hanya tinggal menyebrang jalanan saja.

Ketika Minho akan melangkah ke jalanan, tangannya dipegang dari belakang. Tubuh Minho sontak berbalik ke belakang melihat orang yang menahan dirinya.

"Minho aku bisa jelaskan" ucap Chan dengan tubuh penuh lebam dan luka di wajahnya. Minho menepis tangan Chan kuat. Agak jahat sebenarnya melihat Chan terluka seperti ini. Dia lupa bahwa Chan bukanlah vampir seperti dirinya.

Chan menunduk malu, rambut pirangnya kini ada di hadapan Minho. Sembari memutar bola matanya pria manis itu memegang bahu Chan.

"Maaf aku memukuli mu tadi" ucap Minho lagi. Walaupun agak menyebalkan tapi Chan memang selalu membantu Minho dari Jungkook dan kawan-kawannya. Wajah sedih sang serigala kini menatap dirinya.

Mata Chan berkaca-kaca seperti penuh penyesalan. Minho kini membuang muka ketika Chan menatap dirinya.

"Maaf ya aku tidak sengaja mencium mu tadi, tapi jujur kau sangat cantik" ucap Chan. Minho kini menatap wajah Chan dengan sinis. Bisa-bisanya dia merayu dirinya lagi. Tanpa berpikir panjang Minho melepaskan pukulannya ke wajah Chan hingga membuat serigala muda itu terkepar ke jalanan.

"Aiss menyebalkan" ucap Minho langsung pergi dari sana.


Dua hari ini Minho merasa aman, Jungkook dan Bang Chan kini tengah mendapatkan hukuman mereka. Kedua orang itu tidak diperbolehkan untuk datang ke sekolah semingguan itu. Akhirnya Minho bisa kembali seperti sedia kala.

Duduk sendirian di bangkunya sembari mendengarkan lagu. Tak ada gangguan apapun, kelas pun juga nampak adem ayem baginya. Kepala Minho tak sengaja melirik tempat kosong di sampingnya.

"Kenapa rasanya aneh hmm" batin Minho tanpa dirinya sadari. Minho menghembuskan napas panjang sembari melipat kedua tangannya ke atas bangku kemudian merebahkan kepalanya ke sana.

"Apa aku terlalu keras padanya?" Batin Minho lagi. Walaupun menyebalkan, tapi jujur Chan selalu membuat Minho tidak kesepian. Mungkin agak cerewet dan menyebalkan tapi hanya Chan satu-satu orang yang peduli dengan dirinya.

Minho jadi ingat kejadian saat Chan menciumnya. Tapi jika dipikir-pikir, Chan tak sengaja melakukannya. Dia sepertinya hanya ingin menutupi taring Minho waktu itu. Dia berusaha melindungi Minho dari masalah.

"Apa aku harus minta maaf? Aiss menyebalkan" ucap Minho sembari memegang wajahnya.




*



"Minho ada apa ke sini?" Tanya sang wali kelas saat melihat anak murid istimewanya datang ke ruangan beliau. Minho menunduk, rasanya sangat aneh bicara banyak. Wajah dinginnya ditatap oleh semua orang sekarang.

Tangan mungilnya terlihat mengepal saking gugupnya. Pria itu mengisyaratkan Minho untuk duduk di depan mejanya menghadap ke arah dirinya.

"Ada apa nak? Apa ada yang menganggu mu lagi?" Tanya pria itu. Minho dengan cepat menggeleng.

"S...saya ingin tahu alamat rumah Bang Chan" kata Minho dengan nada rendah. Pria itu mengedipkan beberapa kali kelopak matanya lalu mengangguk.

"Rumah Chan agak jauh, ada di Distrik Sembilan tepat di depan peternakan Moody. Rumahnya dekat dengan danau" ucapnya. Minho mengangguk perlahan sembari memberikan ucapan terima kasih.









TBC

Jangan lupa vote dan komen ya

THE LAST VAMPIRE [ Banginho ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang