Pada akhirnya Minho kembali ke flat miliknya dulu. Satu setengah tahun yang lalu Minho masih ingat momen saat dia tidak punya uang. Dia hampir diusir dari sini dan Chan dulu pernah mebayar sewanya. Awalnya Minho kira pria itu membayarnya sebulan namun diluar nakar, dia membayarnya selama dua tahun.
Minho berusaha mengembalikan uangnya tapi pria itu selalu menolak, jadi ya ini juga adalah tempat milik Chan juga. Mata Minho sudah lebam mungkin menangis pria itu. Dia masih tidak terima jika Chan setega ini.
Mereka bukan suami istri, jadi apa? Minho terus memikirkannya. Kenangan indah satu tahun belakangan ini membuat hatinya justru sakit. Yang lebih sakitnya dia sudah jatuh cinta pada Chan.
Ketika kalut pintu flat diketuk dari luar. Minho tahu siapa itu, tapi dia masih terisak membatu. Dia belum siap bertemu dengan pria itu lagi.
"Minho ayo bukan, aku merindukan mu" katanya lembut. Minho kembali menangis, kenapa dia tak tahu rencana Chan dari awal. Kenapa dia baru tahu saat dia sangat menyayangi Chan.
"Pergilah hiks, aku tidak mau bertemu dengan mu" kata Minho. Di luar sana benar, Chan berdiri di sana dengan basah kuyup. Di tangannya ada kresek yang berisi beberapa kantong darah. Tak lupa dia membawa sebuket bunga yang selalu membuat Minho senang.
"Minho sampai kapan pun aku akan jadi suami mu, aku mencintai mu walaupun pernikahan kita tidak sah" katanya dari luar. Minho menutup mulutnya agar tidak terisak, pikirannya kalut. Dia bingung.
"Aku akan menunggu mu di sini sampai kau membuka pintunya" ucap Chan. Minho mengedipkan matanya. Dalam hidupnya pertama kali Minho menangis dengan air mata keluar deras. Biasanya dia menangis tanpa air mata.
Minho tidak tidur sampai larut, jam sudah menunjukan pukul 4 pagi. Chan sepertinya sudah pergi karna tak ada suara dari luar sana. Minho mencoba mengintip lewat lubang pintu, rupanya benar.
Dirinya kini memberanikan diri keluar dari sana, Minho terkejut melihat Chan duduk di lantai sembari bersandar ke tembok tepat di samping flat miliknya. Matanya terpejam, dan wajahnya masih seperti habis menangis. Ketika akan kembali ke dalam tangan pria itu kini menahan celana trening Minho.
"Maafkan aku, tolong Minho jangan tinggalkan aku" katanya. Minho ingin menangis mendengarnya, tapi refleks dirinya menendang tangan Chan dari kakinya.
"Pulang!! Pergi kau! Aku tidak mau bertemu dengan mu lagi" kata Minho. Chan berusaha bangun, tubuhnya sebenarnya kedinginan karena hujan tadi. Melihat mata Minho yang berair dia kembali merasa bersalah.
"Aku tidak bermaksud, percayalah aku mencintai mu. Minho aku tidak bisa hidup tanpa mu" kata Chan. Minho menepis tangan Chan ketika pria itu ingin menyentuh dirinya.
"Pergi! Sebelum kau melihat aku mati. Tapi sepertinya kau lebih suka melihat aku mati kan agar bisa menikahi serigala omega itu?" Tanya Minho. Chan terkejut langsung mengelak.
"Pergi! Bang Chan pergi!!" Teriak Minho. Melihat Minho yang hilang kendali Chan langsung takut. Hati Minho mungkin sangat terluka, Chan tak ingin terjadi sesuatu padanya.
"Baiklah. Aku akan pergi, kau mungkin perlu menenangkan diri mu. Aku akan membereskan semuanya, aku akan mendesak pemerintah untuk mengakui pernikahan kita. Aku janji Minho, aku akan menjemput mu dan kita akan kembali lagi" katanya. Minho sudah tidak mau mendengar apapun, dia berbalik masuk ke dalam dan membanting pintu.
_____
Hari-hari berlalu dengan cepat, Chan benar-benar gencar berusaha menepati janjinya. Dia tak mau mengecewakan Minho lagi. Pokoknya ini adalah terakhir kalinya. Tiap hari Chan ke pengadilan, sudah banyak uang dia keluarkan tapi mereka tetap saja kekeh.
"Baiklah kami akan coba lihat permohonan mu, tapi mungkin memerlukan waktu karena kami harus merevisi undang-undang juga" kata kenalan Chan. Akhirnya, Chan mengangguk. Matanya yang tak pernah tidur kian melek saking senangnya tak sabar memberitahu kannya pada Minho.
Ketika Chan akan berjalan ke mobil, matanya melihat ke layar yang terpasang di jalanan menyiarkan sebuah berita terkini.
"Setelah beberapa bulan pencarian, vampir terakhir yang tinggal di kota akhirnya menyerahkan dirinya. Pihak berwenang akan segera membawa dan mengembalikan mahkluk langka itu ke tempat seharusnya....."
Chan terdiam melihat berita itu, orang yang dimaksud adalah Minho sendiri. Dia kini ada di media dengan sebuah topi dan masker yang menutupi wajahnya.
"Hidup di sini terlalu melelahkan, mungkin di tempat itu aku akan diterima dengan baik dan memulai kehidupan yang baru. Aku sangat merasa bersalah dengan pemerintah karena berusaha bersembunyi selama ini. Aku terlalu takut meninggalkan tempat ini" katanya saat diwawancara.
Chan meremas kedua tangannya, air matanya lolos. Dia tak pernah berpikir jika Minho akan menyerahkan dirinya. Jika seperti ini semuanya akan runyam dan Minho akan pergi meninggalkan Chan selamanya.
_____
Minho mengemas beberapa barang berharga nya yang masih ada. Tidak banyak hanya beberapa baju lama dan berkas-berkas penting pendidikannya. Minho juga membawa beberapa kenangan dari kedua orang tuanya. Foto ketika dia masih kecil.
Dirinya duduk menunggu hari esok di mana dia akan pergi ke tempat baru. Tempat yang seharusnya dia tinggali. Rasa sedihnya sudah mulai hilang, bayang-bayang Chan juga mulai menghilang dalam pikirannya.
Minho menyempatkan dirinya menatap ke arah bulan purnama. Orang-orang mengatakan jika di tempat itu hanya ada kegelapan. Mungkin hanya bintang-bintang saja. Minho berusaha sepuas mungkin untuk melihat bulan yang sangat cantik itu.
Tubuhnya tiba-tiba terkejut saat mendengar suara pintu dibuka dari luar. Mata Minho terbelalak padahal pintunya tadi sudah dia kunci. Apa itu adalah pemilik gedung yang ingin berpamitan dengan Minho atau ingin membereskan flat karena mulai besok unit milik Minho akan kosong.
Tubuh Minho membeku saat melihat seseorang yang familiar. Wajahnya kini tersenyum menatap Minho. Jika dilihat dari wajahnya sepertinya dia tidak cukup tidur.
"K..kenapa kau bisa masuk?" Tanya Minho bergetar. Pria itu kini sudah kembali mengecat rambutnya menjadi hitam, tak lupa dia membawa sebuah buket bunga di tangannya.
"Aku sudah membeli gedung flat ini jadi aku punya kunci masternya" kata Chan. Minho menjadi takut, dia tak menyangka obsesi Chan sungguh besar.
"Jangan takut, aku hanya ingin melihat mu untuk terakhir kalinya sebelum kau pergi" ucap Chan berjalan mendekat. Mata Minho fokus ke jari manis pada tangan kanan Chan. Sebuah cincin pernikahan itu masih dia pakai.
"Apa yang ingin kau katakan? Aku tidak akan berubah pikiran dengan rayuan mu" katanya ketus. Chan tertawa, kini dia memberikan buket bunga itu padanya.
"Huh aku tidak menyangka hari ini akan datang, aku sepertinya sudah berusaha keras tapi mungkin harus sampai di sini" katanya. Minho diam tak menjawab, mata Minho masih fokus melihat ke arah bulan.
TBC
Jangan lupa vote dan komen ya
KAMU SEDANG MEMBACA
THE LAST VAMPIRE [ Banginho ]
FanfictionSEBELUM BACA WAJIB FOLLOW AKUN AUTHOR!!! Hidup menjadi seorang vampir di kota ini sangat sulit bagi Minho. Semakin lama aturan-aturan tentang vampir kian berubah. Selama masih hidup Minho berusaha untuk cuek dan membiarkannya saja. Namun, semua beru...