The_Last_Vampire_Chapter 23

201 29 10
                                    

Minho agak bingung dengan dirinya. Sejujurnya dia tahu bahwa Chan adalah pria baik, lembut dan penuh perhatian. Dia selalu memperlakukan Minho dengan baik, tidak pernah marah dengan Minho dan juga selalu melindungi dirinya.

Chan pun tiap minggu mengirimkan bunga dan beberapa stok makanan untuknya. Tapi Minho tidak bisa, dia tidak bisa bersama Chan. Mereka adalah kaum yang berbeda. Mereka punya takdir masing-masing yang tidak bisa disatukan dengan apapun.

Serigala memiliki mate dan vampir memiliki belahan jiwa atau soulmate. Tidak mungkin keduanya bersatu. Minho berusaha mungkin mengatakan tapi Chan membatu. Jadi Minho pun bingung harus bertingkah bagaimana. Diam adalah cara yang menurut Minho paling ampuh. Semoga saja  Chan menemukan serigala betina yang menjadi matenya, bukan Minho.

Dia hanya seorang vampir yang kini menjadi target incaran dari pemerintah untuk di lenyapkan. Tak seindah masa kecilnya, tapi inilah takdir Minho.





_____









Minho terus memikirkan kehidupan masa lalunya, napasnya sudah tersengal-sengal berat. Hampir dua hari dia terkunci di gudang ini. Lemas, Minho sudah lemas.

"Aku seperti tidak bisa mengendalikan diri" kata Minho yang merasa tenggorokannya panas. Dia belum minum apapun. Awalnya dia hangat ingin mengambil beberapa kertas prin tapi dirinya terkunci. Apalagi tempatnya ada di basement, kemungkinan kecil orang sadar jika dia terkunci di sana.

"Rasanya mau mati" ungkap Minho merasa pengap. Tubuhnya seperti berasap apalagi ruangan ini sangat panas. Setahu Minho vampir hanya bisa bertahan tiga hari saja tanpa darah.

Melihat suasana tempat ini sepertinya jarang terjamah, apa Minho memang harus mati secapat ini? Bahkan dia belum bisa merasakan pernikahan dan memiliki anak. Di saat pasrah, suara pintu digedor dari luar.

Minho berusaha keras untuk berpikir jernih, sepertinya ada orang yang datang. Aroma darahnya yang manis bisa dihirup dari dalam sini. Minho menelan ludah, aromanya sangat manis.

Tanpa dia sadari, matanya kian berubah warna menjadi ungu. Kedua taring yang tersembunyi kini menampakan diri mereka. Liur Minho menetes deras, insting vampirnya berusaha mengambil alih kesadarannya.

"Minho!!" Suara itu terdengar, Minho yang sudah tidak terkendali tidak menjawab. Dia mungkin lebih seperti hewan buas yang siap untuk menerkam mangsanya.

Pintu besi itu didobrak dari luar, sesosok pria berjas masuk dengan wajah cemas. Minho semakin gila menghirup aroma darah miliknya. Tanpa berpikir panjang, dia melompat ke arah serigala itu.

"Kau kenapa? Minho!!" Ucap pria itu berusaha menahan Minho yang bringas. Pria itu tahu, bahwa sekarang Minho tidak dapat mengendalikan dirinya.

"Minum darah! Aku mau minum" katanya semakin agresif, dia langsung mendorong tubuh si pria ke dinding hingga terbentur di sana.

Minho dengan ganas menahan tubuh pria itu agar tidak bergerak. Tubuh kekar pria itu lumayan kuat, namun tanpa dia sadari. Serigala itu memeluknya dengan pasrah.

"Minumlah darah ku" katanya sembari membuka lehernya untuk Minho tanpa perlawanan. Minho mengigit leher pria itu kuat. Tanpa memikirkan apapun, dia menghisap kuat dan rakus. Suara tegukan itu terdengar jelas di telinga sang mangsa.

Perlahan Minho mendapatkan kembali kesadarannya, matanya sudah mulai bisa melihat dengan jelas. Darah manis di bibir Minho sungguh membuat dirinya nyaris gila.

"Astaga!!" Teriak Minho melepaskan gigitannya. Matanya terbelakak melihat serigala di depannya. Wajahnya menatap Minho dengan tatapan lemah. Pucat, wajahnya sangat pucat.

"C....Chan apa yang aku lakukan?" Tanya Minho. Chan tak menjawab, dia berusaha menahan rasa sakit di lehernya. Entah berapa banyak darah yang diisap oleh vampir manis itu sampai Chan lemas.

"Aku mencari mu ke mana-mana" katanya dengan memegang wajah Minho. Minho merasakan telapak tangan pria itu dingin, tak hangat seperti biasanya.

"Ughh" pria itu jatuh tak sadarkan diri ke pelukan Minho. Minho bergetar hebat merasakanya, detak jantung Chan begitu cepat dia rasakan. Tanpa berpikir panjang, Minho berusaha memeriksa saku Chan untuk mencari ponselnya.

Dengan tangan bergetar, Minho berusaha mencari nomor yang bisa dihubungi dari ponsel serigala itu.

"Changbin..... tolong..." kata Minho lirih, saking takutnya pria manis itu sampai menangis tanpa air mata.





_____








Minho menunduk murung setelah kejadian itu, walaupun dia sangat kesal dengan pria yang bernama Bang Chan tersebut namun dirinya selalu menyelamatkan Minho. Mata Minho menatap ke arah meja kerja bosnya yang kini kosong.

Sudah sekitar semingguan ini dirinya tidak masuk kerja. Saat Changbin datang, pria itu benar-benar marah. Sekretaris itu sampai memukuli Minho saat melihat atasannya terluka.

"Dasar vampir gila!!" Teriak Changbin padanya. Tatapannya sangat mendominasi dan penuh emosi. Minho sampai tidak bisa berkutik. Pertama kalinya Minho sangat takut dengan serigala. Walaupun katanya dia jenis beta tapi jauh lebih menyeramkan daripada Bang Chan yang Alpha.

Sepi, jujur rasanya sangat sepi. Tiap hari pasti Minho dan Chan akan bertemu lalu bertengkar. Chan yang kekanakan dan Minho yang tidak suka diganggu adalah kombinasi combo.

"Aku takut datang ke sana" gumam Minho. Dia beberapa waktu lalu sempat mengirimkan pesan pada Changbin dan Han. Namun keduanya seperti tak menggubris pesan dari Minho.

"Jika seperti ini aku keluar saja" gumam Minho sedih. Lingkungan kantor ini sepertinya mulai tidak bersahabat. Apalagi apa yang Minho lakukan pada Chan adalah hal yang sangat berbahaya. Dari sisi seorang vampir pun mengigit dan menghisap darah seseorang yang masih bernapas adalah hal terkutuk. Jika pihak berwewenang tahu nyawa Minho akan melayang.

"Setidaknya aku akan minta maaf sambil membawa surat pengunduran diri" kata Minho memberanikan diri. Tidak peduli jika hidupnya terluntang-lantung. Tak peduli jika dia diusir atau mati karena tidak memiliki uang untung membeli darah.

Hidup Minho sudah pasrah, tak ada apapun yang dapat dipertahankan lagi. Minho bagaikan hidup dalam kematian. Apalagi siaran berita pagi menyatakan bahwa populasi para vampir dinyatakan sudah nol hari ini yang menandakan mungkin dirinya adalah vampir terakhir yang masih hidup.

"Seharusnya aku mati kemarin bukan menghisap darah seseorang" kata Minho sembari membawa kardus berisi barang-barang yang akan dia bawa pulang.





_____




Chan merasakan kepalanya masih sangat sakit. Entah berapa kantong darah sudah dimasukan ke dalam tubuhnya. Dirinya merasa sangat jengkel dengan sebuah infus terpasang di telapak tangannya membuat sang serigala tak leluasa bergerak.

"Kapan benda sialan ini akan dilepaskan?" Tanya Chan pada Changbin yang duduk si sofa kamarnya. Chan sangat bosan jika diam saja, dia adalah tipe aktif yang tidak bisa diam.

Hampir seminggu dia tidur di ranjangnya, mandi pun Chan tidak pernah. Sungguh menyebalkan.

"Masih ada dua kantong lagi, kau jangan cengeng" kata Changbin kesal. Pria itu akhir-akhir ini nampak tegang Chan lihat. Dia sangat sensitif dan mudah marah. Bagaimana tidak, saat Chan sakit pria itu yang mengambil alih semua pekerjaannya.

"Baiklah setelah ini kau bisa liburan bersama mate mu, pergi saja pergi" bujuk Chan pada sekretarisnya itu. Changbin baru saja menemukan matenya sebulan yang lalu, mungkin karena itu dia agak kesal terus meninggalkannya.

"Ya ya terima kasih" katanya sembari bermain ponsel. Chan melihatnya kesal, yang sebenarnya bos siapa sih? Changbin atau dia?







TBC

Jangan lupa vote dan komen ya

THE LAST VAMPIRE [ Banginho ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang