The_Last_Vampire_Chapter 5

305 35 12
                                    

🔞🔞

Minho meremas gorden yang ada di depan dirinya. Bulu kuduknya merinding ketika merasakan tangan hangat dan kekar suaminya menyusuri pinggang rampingnya dari belakang. Minho berusaha mengatur napas ketika tubuh mereka kini menyatu.

"Kita pemanasan dulu sayang" bisikan itu bagaikan perintah di telinga Minho. Si vampir manis itu merasakan seluruh tubuhnya diraba dengan sangat baik oleh Chan. Dia selalu punya ide baru ketika mereka melakukannya.

Minho melengguh merasakan penisnya yang sudah mengeras. Tangannya masih meremas gorden yang menutupi jendela kamar mereka. Bokong sintalnya diremas berulangkali hingga Minho tak tahan. Dia meraung mendesah karena apa yang sang suami lakukan.

Chan tersenyum saat melihat cairan bening mulai keluar dari lubang sang istri yang menandakan bahwa tempat itu siap menerima dirinya. Tubuh keduanya sudah telanjang bulat, Minho merasa tergelitik merasakan penis keras sang serigala di belakangnya.

"Sayang ku" desah Chan semakin membuat Minho gila. Tangan kekarnya kini naik ke atas meraba bagian dada sang empu. Meremas dua puting susu Minho yang sudah mengeras karena terangsang.

"Nghhh ahhh Chann" desahan Minho semakin lama semakin gila. Ketika putingnya dipelintir seperti itu rasanya sungguh nikmat. Mata Minho terkejut saat melihat penisnya mengeluarkan cairan putih pekat lagu. Chan pun tersenyum, akhir-akhir ini Minho agak mulai sensitif.

"Diri mu mulai bereaksi, maka dalam waktu dekat mungkin kau bisa hamil" guman Chan. Melihat itu, dia melepaskan pelukannya. Memegang penis kekarnya menuju ke lubang sang istri.

Merasakan benda itu di depan analnya, Minho refleks menunggungkan tubuhnya agar Chan bisa masuk dengan leluasa. Salah satu tangan Chan yang lain merangkul pinggang ramping sang vampir sembari mendorong masuk miliknya.

"Nghhhh nghhhh nghhhh" Minho menggeliat merasakan senjata yang bisa melululantahkan dirinya dalam sekejap. Chan mendesah juga, lubang Minho benar-benar melahap miliknya dengan sangat baik. Walaupun keduanya memang sangat rutin melakukan hubungan suami istri tak membuat milik Minho jadi longgar.

"Ahh nikmat ahh" desah Chan terus mendorong masuk ke dalam. Minho pun demikian, perutnya seperti hangat saat milik Chan semakin terdorong dan mengisi tiap kekosongan di dalam sana.

Minho menunduk ke bawah melihat perutnya yang sudah buncit ulah sang suami. Ketika agak lengah, Minho tersentak hebat saat Chan mendorong agak kuat.

"Ughhh ahh Chan ahh penuh" Minho langsung lepas. Tubuhnya bergetar hebat mendapatkan semua itu. Chan menggeleng memeluk Minho dari belakang berusaha mengatur posisi mereka.

"Tenang dan rileks sayang" ucap Chan menenangkan sang istri. Minho berusaha bernapas dengan mulut yang terbuka. Matanya berkaca-kaca seperti ingin meneteskan air mata.

"Sudah tenang? Apa boleh aku bergerak?" Tanya Chan seperti biasa. Dia tak pernah memaksa Minho melakukan ini, dia akan meminta izin tiap permainan yang akan mereka lakukan pada Minho.

Kepala Minho mengangguk pelan, tangan pria itu kini berpegangan erat pada tangan Chan yang setia memeluk dirinya dari belakang. Chan mulai mengeluarkan dan memasukan kembali penisnya membuat tubuh Minho bergerak maju mundur.

"Nghhh ahhh nghhh ahhh Chan ahh nikmat" Minho mengeliat seperti cacing kepanasan. Apalagi gerakan Chan semakin lama temponya makin cepat. Desahan keduanya mengisi ruangan kamar yang sudah didesain kedap suara.

Tubuh Minho agak menunggung sakit nikmatnya permainan mereka. Dia rela dijamah sampai tempat yang sangat dalam.

"Nghhh hangat ahh" Minho agak mendesah ketika merasakan pelepasan suaminya. Chan tersenyum dengan semangat yang masih menggebu-gebu. Tetesan sperma kini keluar dari lubang Minho yang masih diisi oleh sang suami.

"Biarkan semuanya keluar dulu" Ucap Chan menunggu. Sembari diam dia mencium leher Minho yang seksi. Tangannya juga tak lupa menggerayangi tubuh sang istri yang indah.

"Chan aku mau di cium ah" desah Minho menerima semua ini. Chan kini melepaskan penisnya kemudian membalik tubuh Minho.

"Nghhh ahh hmmm ahhh" Minho mendesah sembari memeluk kepala Chan ketika pria itu menghisap puting susunya. Isapan yang membuat milik keduanya kembali tegang. Liur Chan yang hangat membuat Minho gila. Semua yang Chan lakukan padanya selalu membuat Minho merasa nikmat.

Tubuh Minho kini diangkat dan dibawa atas ranjang. Minho kini menerima ciuman dari sang suami di bibirnya. Semuanya sangat cepat sampai Minho tak sadar jika penis Chan sudah ada di depan lubangnya.

"Nghmmm" Minho tersentak ketika Chan mendorongnya masuk sampai di dalam. Gerakan erotis itu langsung Chan lakukan, menggenjot lubang si manis sampai membuat kedua gila. Minho memejamkan matanya, rasanya sangat nikmat hingga pening. Tak ada hal yang paling dia sukai selain menghabiskan malam dengan Chan.

"Minho ah aku mencintai mu" desah Chan di sela-sela permainnanya. Minho menganga mendesah menerima genjotan Chan yang membrutal tapi nikmat.

"Aku juga ahh, aku mencintaimu Chan" kata Minho tersenyum. Chan mengusap wajah cantik istri vampirnya. Jika sang mate tidak meninggal apa mereka akan tetap bersama? Apa mereka akan dipertemukan sebagai sepasang suami istri?

Chan seperti tidak pernah menyesal ditinggal mati oleh matenya. Yang dia sesali  adalah jika dia tak pernah bertemu dengan vampir ini. Orang pertama yang membuat Chan jatuh cinta secara alami. Minho adalah cinta pertamanya dan terakhir baginya.

"Berjanjilah kau tidak akan pernah meninggalkan aku" ucap Chan. Minho perlahan tersenyum manis. Senyuman yang sangat Chan idam-idamkan selama hidupnya. Senyuman  yang sangat sulit dia dapatkan dulu.

Senyuman yang langka dan hanya dia yang bisa melihatnya. Istrinya Lee Minho, Chan tidak akan membiarkan siapapun menyakiti dirinya walaupun itu adalah orang tuanya sendiri. Dia bersumpah akan melindungi Minho dari apapun, karena Minho adalah tanggung jawab terbesarnya sekarang.

Persentan dengan sejarah kelam kaum mereka yang menjadi musuh bebuyutan. Tak peduli dia apa kata orang, dia sangat mencintai Minho. Selamanya sampai Chan mati.

"Kau memikirkan apa?" Tanya Minho setelah mereka menghabiskan malam panjang. Kini keduanya duduk berhadapan dengan tubuh yang masih telanjang.

"Aku memikirkan mu Minho" ucap Chan. Minho terkekeh sembari mengusap rambut suaminya yang sudah mulai memirang. Walaupun begitu tak membuat ketampanannya luntur. Chan membaringkan kepalanya ke pangkuan sang istri.

Bibirnya seperti biasa mencium perut Minho yang rata. Sebenarnya Chan berharap jika keduanya diberikan momongan. Namun hal itu agak mustahil mengingat Minho adalah seorang vampir. Apalagi dia lahir dari keturunan vampir murni.

Chan tahu semuanya, dia tak akan bisa punya anak. Dia hanya berusaha menghibur Minho dengan mengatakan benihnya yang paten.

"Dari berjuta-juta yang keluar, aku sangat berharap ada satu yang lolos dan tinggal di sini" ucap Chan bercanda. Minho terkekeh pelan, dia pun sama. Walaupun sungguh sangat mustahil terjadi. Tapi semoga ada sebuah keajaiban yang datang untuk mereka.











TBC

Jangan lupa vote dan komen ya

THE LAST VAMPIRE [ Banginho ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang