The_Last_Vampire_Chapter 19

238 33 25
                                    

Minho sangat syok ketika Chan membawa dirinya ke sebuah salon. Ketika sampai semua orang menarik Minho ke kursi layaknya seorang tamu istimewa.

Karena sifat introvert yang mengarah dingin, Minho seperti membeku tidak bisa menolak. Hal hasil dirinya kini menatap wajahnya yang dirias lengkap dengan pakaian rapi.

"Bagaimana Tuan Bang?" Tanya pemilik salon pada serigala yang duduk di belakang sana. Chan menatap wajah cantik Minho dari kaca, Minho melihatnya langsung memalingkan wajah ke arah lain.

"Bagus" ucap Chan bangkit. Pria itu kemudian memberikan kartu debitnya pada pemilik salon.

"Aku berikan kalian bonus dua kali lipat dari harga jasanya" kata pria itu enteng. Semua orang terlihat sangat bahagia mendengarnya.

Minho sangat tidak nyaman dengan keadaan ini, padahal setelah pulang dari kantor Chan hanya menyuruhnya membantu memilih pakaian. Tapi nyatanya kini dia ingin dibawa ke sebuah acara. Entah acara apa, dari setelan yang keduanya pakai sepertinya formal.

"Kau cantik sekali" ucap Chan menyentuh wajah si manis. Minho langsung menepis tangan serigala gila itu dengan kasar.

"Kau ingin membawa ku ke mana?" Tanya Minho protes. Chan tersenyum sembari mengemudi. Reaksi yang sangat dia tunggu, melihat Minho marah-marah.

"Kita kan bekerja jadi harus profesional jangan dengan perasaan" kata Chan. Minho mengolo, apapun yang Minho katakan pasti dia bisa menjawabnya. Sungguh Bang Chan menyebalkan.

"Jangan khawatir, kita hanya akan menghadiri sebuah pesta bisnis. Kau kan asisten pribadi ku, dua sekretaris ku pun akan ikut juga" kata Chan. Minho menghela napas pelan, jika begitu dia pun bisa berpenampilan rapi tanpa harus ke salon.

Sungguh sangat berlebihan.

Chan sesekali menatap ke samping, jantungnya tak bisa berhenti berdetak kencang melihat wajah cantik di sampingnya. Wajah gugup Minho sangat ketara dilihat. Apalagi kedua tangah Minho kini saling meremas satu sama lain.

"Minho bagaimana menurut mu penampilan ku? Aku sudah cat rambut setelah kau mengatakan tidak suka dengan rambut pirang ku" kata Chan membuka obrolan. Minho kembali memutar bola matanya kesal.

"Tetap saja jelek" kata Minho jutek. Chan tiba-tiba tertawa terbahak-bahak mendengarnya mulut Minho yang pedas. Mata Minho kian memincing ke aras bos besarnya itu. Apa yang lucu coba?

"Baiklah baik, tapi kau cantik. Jadi kita akan saling melengkapi" kata Chan. Minho mendengus kesal, ingin sekali dia melompat pergi dari mobil ini. Berdua dengan Chan selalu membuat mood Minho berantakan.

"Saat di pesta, kau harus tersenyum pada orang lain. Jika tidak mungkin semua orang akan kabur melihat wajah masam mu" goda Chan lagi. Minho saat ini tak segan memukuli lengan kekar Chan berkali-kali. Dia bisa kena tekanan darah tinggi saat berhadapan dengan serigala mesum ini.





_____



Minho merasakan tangan hangat Chan ingin menggengam tangan mungilnya memasuki ruangan pesta. Ornamen klasik dan musiknya menunjukan kemahalan acara ini.

Banyak mata kini menatap mereka, apalagi  padanya. Seperti yang Chan perintahkan, Minho hanya tersenyum ramah pada mereka. Apa karena dia vampir? Tapi sebelum masuk, Chan menyemprotkan parfum agar aura Minho tersamarkan, apa benda itu tidak manjur?

Di sisi lain, Chan menoleh ke arah si manis di sampingnya. Untuk saat ini Minho agak tenang digenggamannya. Senyuman  manisnya menyapa semua orang. Chan merasa sudah memilih keputusan yang sangat tepat karena pria ini.

Tepat di depan sana, Changbin dan Han menyambut kedatangan mereka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tepat di depan sana, Changbin dan Han menyambut kedatangan mereka. Minho merasa lega, untung saja ada kedua rekan kerja lainnya.

"Anda sudah ditunggu Tuan Bang. Mari ikuti aku" kata Changbin penuh wibawa. Chan melepaskan tangan Minho sembari mengusap rambutnya.

"Tunggu di sini sebenar" ucapnya dengan berbisik. Minho diam membatu, dia sangat malu diperlakukan seperti ini di depan umum. Semua orang seperti menatap keduanya.

"Minho aku bersama ku" kata Han melambai padanya. Berbeda dengan Changbin, sekretaris Chan yang satu ini lebih ceria. Bahkan dia agak kekanak-kanakan.

"Pakaian mu bagus dan mahal" sindirnya dengan senyuman. Minho hanya terkekeh dan mengangguk tidak tahu harus menjawab apa.

"Apa kau pacaran dengan Presdir?" Tiba-tiba pertanyaan itu membuat Minho terkejut. Si manis langsung menggeleleng berusaha menyangkal. Tangan Han memberikan Minho sebuah gelas berisi cairan merah.

"Aku tidak minum" ucap Minho dengan canggung.

"Ini darah yang sudah diekstrak jadi jangan takut" ucapnya. Minho memberanikan dirinya meraih gelas tersebut. Han menatap dirinya kembali saat ini.

"Jangan salah paham ya Han. Aku dengan Tuan Bang dulu pernah satu sekolah jadi lumayan akrab. Tapi sama sekali tidak pacaran" jelasnya. Han hanya mengangguk meminum wine di gelasnya.

"Jika bukan kau kira-kira siapa ya? Dia sampai nekat membatalkan pertunangannya" ucap Han. Minho menaikan kedua bahunya tanda tidak tahu. Yang jelas dia tidak akan pernah mau dengan Chan.

Setengah jam di sini, seseorang tiba-tiba mendekat. Aroma feminim tercium di hidung Minho. Senyuman ramah itu terpancar sempurna di wajah cantiknya.

"Hai Han" sapanya. Han langsung terkejut dengan membungkukan tubuhnya pada si gadis cantik di depan mereka. Minho pun refleks mengekor apa yang dilakukan rekannya.

"Nona Miya senang bertemu dengan anda" katanya. Miya wanita itu tersenyum ramah dia pun mengangguk. Kini bola matanya menoleh ke pria manis di samping Jisung.

"Apa kau Lee Minho sekretaris baru Bang Chan?" Tanya wanita itu dengan lembut. Minho tersenyum manis sembari mengangguk.

"Kau cantik sekali ya rupanya" ucapnya. Minho merasa canggung dan malu dipuji seperti itu oleh wanita cantik.

"Salam kenal, sampai bertemu lagi ya" katanya melambai kemudian melalui keduanya. Han memegang dadanya, jujur sangat syok melihat mantan tunangan tuanya ternyata ada di sini.

"Agar kau tidak bingung, dia adalah mantan tunangan dari Presdir. Jujur agak takut melihat pria itu datang ke pesta, pengumuman pembatalan bahkan belum genap satu minggu. Entah bagaimana hancurnya hati gadis itu sekarang" jelasnya. Minho menatap wanita itu dari kejauhan, matanya tak lepas menatap Chan yang ada di kerumunan orang.

Sesekali dirinya juga merasa diawasi olehnya. Entah kenapa si bodoh Chan membatalkan pertunangannya dengan Miya. Gadis itu nampak polos dan baik, pasti mata Chan sudah buta.

"Semoga tidak ada masalah" batin Minho berusaha menikmati pesta.






_____







Minho merasa sangat pusing sekarang. Apa karena dia belum minum darah? Pusingnya terasa aneh di tubuh Minho padahal dia hanya minum seteguk cairan yang diberikan oleh Han.

Tubuh Minho entah kenapa bereaksi, minuman apa sebenarnya itu? Perlahan dirinya berusaha untuk mencari Changbin. Dia adalah orang yang paling bisa dipercaya walaupun pria itu agak kaku.

"Changbin bisa antar aku pulang, kepala ku sakit sekali" ucap Minho.










TBC

Jangan lupa vote dan komen ya

THE LAST VAMPIRE [ Banginho ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang