Hampir satu jam perjalanan berlalu, mata Minho kian mengantuk. Bukan rasa mual yang dia rasakan, tapi jujur matanya sangat berat. Apalagi saat melihat sinar matahari yang lumayan terik.
"Jangan ditahan tidur saja" ucap Chan di sampingnya. Minho langsung membuka mata dan menatap jendela. Kepalanya semakin pusing melihat jalanan, sungguh menyebalkan. Minho pada akhirnya menyandarkan tubuhnya dan menghadap ke depan. Berusaha menghirup oksigen sebanyak-banyaknya.
Chan tersenyum melihat itu, setelah sekian lama akhirnya dia memberanikan diri untuk mendekati vampir manis ini lagi. Benar-benar seperti yang neneknya katakan, dia harus sabar. Minho bukanlah serigala yang mampu dengan mudah terpesona dengan aura Alpha dominan dari Chan. Jadi butuh kerja keras untuk meluluhkan hatinya.
Kelopak mata indah Minho berkedip beberapa kali seperti menahan kantuk. Chan terus menatapnya lekat, tak ingin kehilangan kesempatan. Dalam hitungan detik, kepala Minho lemas dan tersandar pada bahu lebarnya. Sungguh manis.
Chan bisa menghirup shampo yang wangi dari rambut hitam legam Minho. Aromanya lebih seperti mint dan buah. Deru napas Minho dapat Chan rasakan juga, sepertinya pria ini sudah terlelap. Jantung Chan kian berdetak kencang, senyuman itu tak bisa dia sembunyikan. Saat ada di sekitar Minho moodnya langsung berubah drastis.
"Tidurlah" bisik Chan sembari mengusap bahu milik si manis dengan lembut.
_____
Minho sangat tidak bersemangat saat ditempeli Chan ke mana-mana. Pria itu benar-benar tak melepaskannya, dia selalu mengekor dengan Minho.
"Aiss kenapa kau selalu mengikuti aku?" Tanya Minho menepis tangan Chan kuat membuat sang empu menjadi sedih.
"Aku takut Minho. Aku takut hilang" kata Chan. Minho menaikan salah satu alisnya, mana bisa pria sebesar Chan hilang. Jika ada penjahat yang ingin menculiknya pasti akan berpikir berulangkali.
Tubuh Chan lumayan gagah dari siswa lainnya. Ototnya berbentuk sangat bagus dan indah. Minho pernah melihatnya saat Chan mengganti pakaiannya selepas dirinya tenggelam waktu itu.
"Aiss aku memikirkan apa" batin Minho mengusap wajahnya malu. Bisa-bisanya dia berpikir semesum itu.
"Pergi kau!! Aku ingin sendirian" usir Minho pada Chan lalu pergi ke tempat lain.
Kaki Minho berjalan sesuai instingnya, dia hanya ingin mencari kedamaian. Miss tadi mengatakan bahwa mereka punya waktu dua jam bermain di teman bermain ini. Sudah ada beberapa tiket di tangan Minho, tapi dia tak ada sedikit pun keinginan untuk baik ke arena bermain.
Dua jam sepertinya cukup untuk menenangkan dirinya, setelah ini dia akan kembali pada Chan dan duduk di tempat yang sama.
"Kenapa dia tidak kapok dan malu?" Gumam Minho sembari menghela napas. Kini dia ada di pinggiran taman menatap pemandangan indah di depan sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE LAST VAMPIRE [ Banginho ]
Hayran KurguSEBELUM BACA WAJIB FOLLOW AKUN AUTHOR!!! Hidup menjadi seorang vampir di kota ini sangat sulit bagi Minho. Semakin lama aturan-aturan tentang vampir kian berubah. Selama masih hidup Minho berusaha untuk cuek dan membiarkannya saja. Namun, semua beru...