The_Last_Vampire_Chapter 22

264 30 12
                                    

Minho menunduk malu ketika melihat apa yang dia lakukan semalam. Orang itu seperti bukan dirinya, Minho merasa tidak pernah merasa begitu. Apalagi tadi malam dia sangat binal.

Kepalanya tak berani menatap wajah yang ada di depan dirinya. Malu, Minho sangat malu hingga ingin lenyap dari dunia ini.

"Untung saja orang yang menemukan mu adalah aku, bukan orang lain. Jika tidak uhh habis harga diri mu" kata Chan sembari melipat kedua tangannya. Minho sudah tidak bisa menontonnya lagi, dia jadi mual dengan kegiatan tadi malam.

Minho merasakan selangkangannya kian basah. Perlahan kepalanya menatap ke sana, cairan putih itu keluar dari lubangnya. Agak banyak tak bisa dikendalikan. Minho sangat tahu apa ini, tapi dia sudah sangat malu sekarang.

"Maafkan aku" katanya tiba-tiba. Chan diam sembari duduk di samping pria manis ini. Saat bersama Chan dirinya seperti tak peduli. Lagipula harga dirinya sudah hancur karena kejadian semalam.

Tangan Chan kini menekan perut Minho yang penuh dengan cairannya. Seketika cairan itu keluar lebih deras. Merasa dirinya dipermainkan Minho langsung menangis. Dia tidak tahu harus melakukan apa, tapi Chan sungguh merendahkan dirinya sekarang.

"Kenapa sayang?" Tanya Chan lembut sekaligus panik. Minho tak menjawab, dia menangis tanpa air mata.

"Tidak, aku tidak akan memecat mu. Kau boleh libur hari ini. Aku juga minta maaf atas semuanya" ucap Chan membujuk Minho. Kedua tangan Chan kini memegang wajah manis Minho yang pucat dan lemah.

"Kita bersihkan dulu, aku tidak akan pergi ke kantor untuk hari ini" katanya. Minho entah kenapa jadi lega mendengar kata maaf dari Chan. Sikap lembut Chan membuat dia jadi aneh. Apa mungkin Minho sudah terbiasa dengannya?

Seharian Minho dilayani layaknya seorang pangeran oleh Chan. Karena memang gengsian dan dingin Minho enggan untuk membalas perlakuan darinya.

"Aku mau pulang" ucap Minho tiba-tiba ketika mereka menonton TV bersama. Chan menoleh dan menggeleng, dirinya kini memeluk lengan kurus si vampir yang terasa dingin.

"Kita sudah pacaran, kenapa tidak tinggal bersama?" Tanya Chan. Minho mendengarnya langsung sinis. Melihat itu, Chan yakin Minho sudah kembali ke mode pabrik.

"Suami istri mungkin? Kita sudah melakukannya semalam" kata Chan kembali memberikan pancingan. Minho jadi marah dan menjitak kening Chan saat itu juga hingga Chan meringis.

"Ogah! Tidak mau! Semalam itu aku mabuk jadi tidak sah" katanya. Chan perlahan mengusap keningnya yang mungkin memerah. Senyuman kembali muncul di wajahnya.

"Mana bisa, semalam kau sangat bergairah sampai tidak mau dilepas" ujar Chan kini menyerang Minho. Minho menelan ludah ketika Chan menahan tubuhnya di sofa. Bibir tebal Chan mendekat ke wajahnya. Satu kecupan didapatkan oleh Minho sekarang.

"Lihat? Kau bahkan diam" kata Chan agak melonggarkan tubuh mereka. Minho kembali murka, dia tak segan menerjang tubuh Chan dengan salah satu kakinya. Semakin dewasa Chan semakin kurang ajar padanya.

"Dasar serigala menyebalkan!!" Teriak Minho padanya.



_____




Beberapa bulan kemudian Minho bekerja seperti biasa walaupun kadang dirinya mendapatkan gangguan dari Chan. Namun, gangguannya tak terjadi di kantor jadi Minho agak merasa bersyukur. Besok tepat satu tahun dirinya bekerja di sana. Minho sudah pula punya uang yang cukup.

Entah kenapa juga peraturan di wilayah mereka agak ketat. Apalagi dikatakan bahwa vampir merupakan kaum buas yang harus diasingkan. Minho bingung mendengarnya, tapi untung Chan selalu memberikan parfum yang bisa menyamarkan aroma dirinya.

Beberapa vampir juga ditangkap oleh polisi dan entah apa yang mereka lakukan. Hal itu membuat Minho agak takut memperlihatkan jati dirinya di depan umum. Chan juga membantu Minho untuk melakukannya. Dia dengan rapi bisa menutupi identitas Minho yang aslinya vampir.

"Aku tidak mau di tangkap" kata Minho bergumam. Dari ada satu berita yang dia dengarkan bahwa vampir-vampir sepertinya ditangkap untuk dibunuh dan diasingkan ke wilayah lain. Hal itu kadang membuat Minho sangat takut keluar rumah.

Setelah bekerja dalam waktu lama akhirnya dirinya libur. Minho masih dengan pakaian tidur dan jaket. Stok darahnya sudah habis untuk hari ini maka dia harus keluar membelinya.

Ketika membuka pintu flat sewanya, Minho terkejut melihat beberapa paper bag dan seikat buket bunga di sana. Si manis memutar bola matanya perlahan  ketika melihat si pengirim.

"Ini untuk kekasih ku sayang, selamat makan sayang. Sampai jumpa saat aku datang dari luar kota"

Ketika akan membuang semuanya ke tempat sampah, Minho jadi ingat sesuatu hal dulu. Tapat dua bulan saat dia baru bekerja sebagai asisten pribadi Chan.



__

Flashback

"Uangnya sudah hampir habis karena harga darah naik tiga kali lipat. bagaimana ini? Sewanya harus dibayar besok. Sudah satu minggu ibu pemilik flat menagihnya" kata Minho sembari melihat layar ponsel.

Terkenal wanita itu adalah orang yang sangat galak, jika telat sehari saja mungkin Minho bisa langsung diusir olehnya. Jika dia diusir sangat sulit untuk mencari tempat baru. Apalagi dekat dengan kantor.

"Bagaimana ini?" Batin Minho yang kalut. Dia baru tahu ternyata gaji di perusahaan ini dibayarkan tiap tiga bulan sekali. Jadi masih ada sebulan lagi Minho mendapatkan gaji pertamanya.

"Apa aku harus pinjam ke Changbin?" Batin Minho bingung. Walaupun sering bersama sebagai sekretaris, tapi sikap dingin Changbin susah sekali ditembus. Wajahnya sangat serius, jika Minho minta pinjaman apa dia akan berikan?

"Aku jadi bingung" batin Minho sembari mengacak rambutnya. Mungkin ini adalah karma untuknya karena sudah menjual rumahnya dulu.

"Maafkan aku nenek moyang dan kakek moyang. Aku memang cucu dan anak yang durhaka" kata Minho menyesal.






"KELUAR JIKA TIDAK BISA MEMBAYAR"

Teriakan itu membuat Chan terkejut. Pria itu sampai nyaris menjatuhkan bawaannya.  Di depan sana dia melihat Minho dengan seorang wanita paruh baya yang bertubuh gempal.

Vampir manis itu hanya menunduk ketika mendapatkan bentakan dari wanita itu. Chan benar-benar-benar tidak tega, dia langsung berlari menghampiri mereka.

"Ada apa ini?" Tanya Chan. Wanita itu menatap Chan dengan wajah antagonisnya. Jujur benar-benar menyeramkan dan membuat jantung Chan bergetar.

"Dia tidak bisa membayar uang sewa jadi harus segera pergi" kata wanita itu dengan melipat kedua tangannya di depan dada. Ajaib sekali, wanita ini bisa membuat Minho mati kutu. Apa dia seorang penyihir? Batin Chan.

"Sudah aku yang akan bayar, berapa rekening mu" kata Chan mengambil ponsel. Wanita itu pun tak menjawab dan menatap ke arah Minho yang kini masih menunduk.

"Tanya saja pada pacar mu. Ingat jika tidak dibayar hari ini, kau harus pergi" katanya ketus lalu pergi meninggalkan keduanya. Chan melihat Minho meremas kedua tangannya seperti menahan diri.

"Minho maafkan aku jika ikut campur, jangan khawatir aku akan membantu mu" kata Chan berusaha menenangkan Minho. Minho mengangguk, dia pasrah akan keadaan.

"Aku pinjam beberapa dolar ya Chan" katanya melemah. Chan mengangguk dan memeluk Minho. Dia juga memberikan semua bawaannya untuk Minho.







TBC

Jangan lupa vote dan komen ya

THE LAST VAMPIRE [ Banginho ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang