GUARTICE 23

17 3 0
                                    

Jingmi berdeham muak dengan suasana hening yang kini terjadi di rumah keluarga Yu ini. Tepat setelah terbongkarnya rahasia Theol, mereke kecuali Mingrui dan parah gadis berkumpul di markas baru mereka ini. “Jadi gimana? Kalau beneran dia mata-mata, itu artinya Jihan tau semua rencana kita ‘kan?” Jingmi mulai buka suara. “Berarti, kalian harus udah rencana dong?”

“Kayaknya gak usah deh...” sahut Haihai
membuat semua orang menoleh padanya.

“Maksud lo? Lo tau kalau ternyata di berpihak sama Jihan ‘kan? Lo gak bermaksud buat mereka selangkah lebih maju dari pada kita kaena mereka tau rencana kita ‘kan?” tanya Shuyang.

“Kalau emang dia patuh sama Jihan, kita gak akan bisa sembunyiin soal kebenaran bang Rui sama bang Ajun yang masih hidup.” jawab Haihai.

“Lo tau apa Hai? Jangan sembunyiin apapun dari kita, cepet bilang.” ucap Asahi.

Haihai menghela nafas berat. “Kalian jangan kaget ya? Sejauh ini baru bang Jaehyuk, bang Rui, bang Zeyu, kak Anne sama bang Doyoung yang tahu tentang rahasia gue—”

“Lo nyembunyiin apa bocil?” Jeongwoo merangkul leher Haihai membuatnya hampir tercekik.

“Lepasin dulu lah bang!” ucap Haihai membuat Jeongwoo langsung melepaskannya. “Gue kecekek!” protes Haihai memegang lehernya yang terasa sakit.

“Langsung jawab bisa gak?” kesal Jeongwoo.
“Santai!” lerai Doyoung.

“Gue gabung organisasi politik Jihan.” ungkap Haihai membuat mereka mengangkat sebelah alis bingung.

“Lo becanda?”

Haihai menggeleng. “Alasan kita tau soal Theol itu berkat gue. Gue lagi nemuin Jihan kemarin dan gak sengaja gue liat dia dateng langsung diijinin sama Jihan. Itu bukan hal yang normal. Selama gue ada disana, yang gue tau Jihan gak pernah ijinin sembarangan orang dateng. Dan lagi... kayaknya dia udah tau soal identitas gue, dia dia manfaatin kita buat nyingkirin Oh Dongho yang menurut dia udah gak berguna.” jelas Haihai.

“Waww! Amazing!” refleks Haruto.

“Jadi menurut lo meski awalnya Theol ada di pihak Jihan, dia pindah pihak jadi mihak kita? Gitu?” tanya Hyunsuk bingung.

“Soal itu... cuman Theol sendiri yang tau...”

***

“Oy!”

“Ngagetin aja lo!” keluh Theol saat tiba-tiba teman jaksa yang berasa di satu ruangan bersamanya melempar kertas untuk menyadarkannya dari lamunannya. Namanya adalah Park Min-soo.

“Lagian lo ngelamun! Gue ngomong dari tadi masa lo gak dengerin gue sih? Percuma dong nafas gue kebuang sia-sia buat ngomong sama lo!” keluh Min-soo.

Theol malah semakin melamun. “Min, kalau lo dihadapin dengan dua pilihan, orang yang sayang sama lo dan selalu peduli sama lo tapi kalau lo pilih mereka lo harus mati, atau orang yang berkuasa yang bisa bunuh lo kapan aja, lo bakal pilih yang mana?” tanya Theol, tangannya kini tengah merobek kecil-kecil kertas ditangannya.

“Pertanyaan bodoh macam apa itu?” Min-soo menatap heran Theol. “Kalo gue sih, lebih milih orang-orang yang sayang sama gue, walaupun harus mati, ‘kan seenggaknya gue mati di tengah-tengah orang yang sayang sama gue. Menurut gue gak ada yang lebih baik dari itu semua.”

𝑮𝒖𝒂𝒓𝒅𝒊𝒂𝒏 𝒐𝒇 𝒋𝒖𝒔𝒕𝒊𝒄𝒆Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang