41

10.4K 769 9
                                    

Elviro melakukan tos pada kedua temannya, itu hal yang harus mereka lakukan saat bertemu dan tak boleh sampai terlewatkan sama sekali. Setelah beberapa hari dirinya tak masuk kuliah, rasanya cukup menyenangkan bisa datang ke sini lagi demi apapun.

"Ngapain aja lo beberapa hari nggak masuk? Di tanyain di grub kita malah nggak ngejawab kek orang nggak punya kouta cuman nggak mungkin banget lo nggak ada kouta. So ke mana aja lo?" Seperti biasa Danil pasti yang paling banyak bicara di antara mereka bertiga, selalu banyak tanya jika ada hal aneh terjadi.

"Gue habis nikah," ujar Elviro santai, bahkan dengan memakan mie ayam miliknya sebab itulah yang terjadi selama dirinya menghilang selama beberapa hari, tak ada kebohongan sama sekali di sana.

Danil tersedak minuman miliknya sendiri mendengar itu semua, begitupun dengan Iron yang tengah memakan bakso, rasanya ingin memangis karena tersedak sangat lah tak enak, mereka terlalu terkejut dengan perkataan santai dari Elviro itu, melihat itu semua pelaku yang mengatakan itu semua dengan santai hanya bisa menepuk-nepuk punggung temannya itu agar tersedaknya segera menghilang.

"Bangsat! Lo jangan bercanda bajingan! Kita lagi serius nanyanya!" ujar Danil marah, ia serius bertanya hal itu tapi kenapa temannya malah bercanda? Dengan kata lain mereka khawatir.

"Lah? Gue emang serius, setelah sadar akan cinta gue, gue bilang itu semua sama kedua orang tuanya Dalveno. Dan kalian tau? Mereka setuju! Begitupun dengan kedua orang tua gue, makanya kemarin kami bisa nikah. Gue mau-mau aja secarakan cinta gue habis buat dia doang, walaupun dia nggak mungkin ngerti tapi bodoamat! Yang penting sekarang kami udah sama-sama," ujar Elviro mengatakan semuanya secara kasar, urusan temannya mengerti atau tidak ia sama sekali tidak peduli! Yang terpenting sekarang ia senang dan bahagia, itu sudah lebih dari cukup.

"Si anjing! Malah maennya sat set! Mana udah nikah lagi, jadi gimana udah kagak perjaka lagi dong? Lo yang mancing dia atau gimana?" tanya Danil penasaran, ia mulai percaya karena memang temannya itu jika sudah ingin akan sesuatu pasti langsung dia lakukan, mungkin sekarang juga begitu jadi tak terlalu mengherankan.

"Otak lo! Kagak lah! Gue sama dia nggak ngapa-ngapain, dia tuh kan bukan kayak kita-kita jadi mana mungkin mau ngelakuin hal mesum," ujar Elviro saat paham akan kemana pembicaraan temannya itu, mana mungkin mereka bisa melakukan itu semua karena Dalveno sangat polos, otaknya masih begitu suci!

"Nggak asik dong! Nikah doang tapi kagak ngapa-ngapain, yang bener aja rugi dong! Kan alasan nikah itu biar bisa main sepuasnya tanpa ada batasan, lo malah nikah sama orang yang nggak bisa begituan. Rugi!"

Plak!

Tangan itu dengan mudahnya memberi pukulan di kepala temannya itu, otaknya memang tak jauh dari selangkangan, pantas saja saat mulai belajar tak ada satupun materi yang masuk, orang isi otaknya mesum semua.

"Nikah bukan perkara entot per entotan anjir! Nikah itu beda! Kalo mau ngentot doang ngapain nikah? Bisa nggak nikah kan? Gue nikah sama dia karena emang mau dan cinta sama dia, urusan begituan belakangan. Mungkin nanti bisa gue ajarin caranya, itu mah mudah," ujar Elviro tanpa filter sama sekali karena teman-temannya itu tahu dirinya bagaimana, ia terlanjur kesal demi apapun.

"Kata-kata lo kek orang bener aja selama ini, salut sama lo," ujar Danil, ia merasa bangga pada temannya itu karena dulu dirinya melihat sendiri bagaimana liarnya Elviro, ini adalah perubahan yang sangat luar biasa hanya karena bersama pria itu, hebat juga dia.

Iron hanya diam, ini semua di luar dugaan untuknya karena selama ini Elviro terlihat sangat tak menyukai pria itu dan secara tiba-tiba mengatakan jika dia mencintai Dalveno, ia mengira itu hanya perasaan sementara dari pemuda yang sudah sejak lama dirinya sukai itu ternyata apa yang ada di dalam pikirannya salah besar bahkan sangat salah. Cintanya harus kandas sebelum memulai semuanya, memang benar tak seharusnya ada cinta di antara teman karena itu hanya akan memberi rasa sakit dan kerenggangan dalam pertemanan itu, seharusnya sejak awal ia tak menyimpan rasa.

"Woi! Mikirin apaan lo? Diem-diem aja dari tadi, kesambet sama apaan?" tanya Elviro heran, biasanya Iron dan Danil itu dua orang yang sangat ribut jika sudah bertemu tapi sekarang salah satu dari mereka banyak diamnya.

"Hah? Eh nggak sih. Gue jadi berpikir apa kami bisa berkunjung ke rumah lo nanti setelah pulang dari kampus? Atau nggak bisa takut mertua lo marah?" ujar  Iron, ia ingin bertemu dengan pria itu kembali dan memastikan apakah keanehan dulu masih ada ataukah sudah hilang sebab ini sudah satu bulan sejak kejadian itu.

"Boleh-boleh aja sih soalnya sekarang kami nggak tinggal di rumah orang tua dia atau orang tua gue. Kami tinggal di rumah sendiri, rumah hasil uang dua keluarga soalnya masih belom kerja gue-nya. Nanti datang aja ke sana, sekalian temenin laki gue juga kasihan soalnya sendirian gue tinggal tadi." ujar Elviro, ia sama sekali tak keberatan karena kedua temannya itu sering berkunjung ke rumah kedua orang tuanya dulu jadi sekarang tak masalah sama sekali.

"Oke, siapin cemilan aja yang banyak di jamin kami betah tinggal di rumah lo dan jadi temennya suami lo," ujar Danil dengan senyuman miliknya.

"Dasar matre!" Sindir Elviro sampai mereka tertawa bersama walaupun tak ada yang lucu sama sekali.

***

Elviro turun dari atas motor miliknya, berjalan membuka gerbang rumah miliknya di ikuti kedua temannya dari belakang sekarang, mereka memang datang berkunjung sehingga membuat pemuda itu mau tak mau pergi ke alpamaret untuk membeli makanan lebih dulu sekalian membelikan apa yang suaminya inginkan tadi, ia memasukan motornya ke dalam halaman rumah sebelum berjalan ke arah pintu dan mengetuknya beberapa kali sampai pintu itu terbuka.

Ia langsung di peluk begitu saja saat pintu itu terbuka membuat Elviro langsung saja membalas pelukan itu tanpa peduli jika ada kedua temannya di sini.

"Kalian?" tanya Dalveno dengan tatapan mengarah pada dua orang di belakang Elviro, ia tahu mereka terutama satu pria yang cukup menganggunya ada di sana juga.

"Iya, temanku pengen ketemu sama mas sekalian datang berkunjung ke rumah baru kita. Mas ajak mereka duduk di ruang tengah ya? Aku mau masak makan siang lebih dulu agar kita bisa makan bareng." ujar Elviro sebelum masuk ke dalam rumah lebih dulu, sedangkan Dalveno masih menatap kedua orang itu dalam diam tanpa mengatakan hal apapun itu. Sebenarnya ia tak masalah Danil ke sini, tapi Iron, jujur saja dirinya tak menyukai orang itu sejak awal bertemu.

"Masuk saja." ujar Dalveno sebelum masuk ke dalam lebih dulu, tak ada senyuman ramah seperti biasanya. Hanya ada raut biasa saja membuat kedua teman Elviro langsung menatap satu sama lain sebelum masuk ke dalam rumah.

Bersambung....

Votmen_

My Idiot Husband {BXB} {TERBIT}✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang