Elviro terdiam saat ingin naik ke atas motor miliknya, tas yang ia kenakan malah di tarik seseorang cukup pelan namun masih bisa dirinya rasakan. Ia terdiam menatap ke arah pria itu sekarang, demi apapun ia sudah terlambat lumayan lama tapi Dalveno malah menahannya sekarang mau tak mau ia turun lagi dari motor sebelum menatap pria itu.
"Kenapa? Kamu butuh sesuatu?" tanya Elviro walaupun sudah terlambat tapi ia tak ingin langsung meninggalkan pria itu begitu saja takutnya ini hal yang penting atau yang lainnya.
Pemuda itu bisa melihat jika sekarang tatapan pria itu terlihat cukup suram, ada apa dengan dia? Bukannya tadi mereka sudah menghabiskan waktu sebanyak mungkin agar Dalveno tak merasa sendirian saat ia tinggal tapi sekarang?
"Mas nggak mau di rumah sendirian ... kamu pulangnya juga lama ... mas mau ikut kamu ke sekolah ya? Mas nggak akan ngerusuh kok! Mas akan diam aja nanti," ujar Dalveno, ia ingin ikut dengan temannya itu karena di rumah sendirian itu tak menyenangkan sama sekali! Elviro pulangnya juga lama, ia tak ingin menunggu terlalu lama di rumah, rasanya sangat bosan!
Elviro terdiam, jika ia menolak membawa pria itu maka bisa di pastikan jika dirinya tak akan bisa berangkat, bagaimanapun itu ia tahu pasti Dalveno merasa sangat bosan kemarin sehingga sekarang tak ingin di tinggal lagi. Tapi apa tidak masalah jika pria itu ikut bersama dengannya? Ia takut Dalveno bermasalah nantinya, demi apapun rasanya sangay bimbang.
"Kamu ganti pakaian dulu, cari pakaian yang panjang dan juga nyaman dan jangan lupa pakai sepatu nanti aku tunggu di sini dan jangan lupa kunci pintu rumahnya nanti." ujar Elviro pada akhirnya, dari pada tak bisa berangkat ke kampus lebih baik ia pergi membawa pria itu, toh Dalveno hanya tahu dirinya saja jadi akan sangat aman di sana nanti.
Terlihat pria itu menganguk dengan semangat sebelum langsung beranjak dari sana tanpa melakukan hal apapun lagi, membuat pemuda itu terkekeh melihatnya. Ia sudah berusaha memposisikan diri sebagai Dalveno dan dirinya merasa sangat bosan juga jika harus di rumah terus selama beberapa hari dan juga sendirian, ia mengerti itu semua oleh karena itu langsung setuju begitu saja.
Mungkin tak masalah ia melakukan ini semua bukan? Tak ada jalan lain, jika tidak maka bisa di pastikan ia tak akan bisa pergi kuliah hari ini, keputusan yang sulit tapi harus ia putuskan.
"Sudah!"
Tatapan itu mengarah pada Dalveno sekarang, sudah sering kali ia katakan jika pria itu memang type ideal kekasih untuknya, pakaian yang cocok di tubuh itu di tambah wajah sempurna itu ugh! Semua itu selalu bisa membuatnya semakin jatuh dan jatuh dalam pesona yang Dalveno berikan padanya.
"Ayo naik buruan! Kita udah hampir terlambat ini!" ujar Elviro dengan kaki berjinjit, motornya terlalu tinggi atau mungkin tubuhnya yang pendek sehingga susah untuk mencapai ke bawah sana.
Pria itu menganguk sebelum naik, ia terdiam saat mereka masih belum berangkat sebelum Elviro melepaskan helm miliknya dan mengenakannya pada Dalveno, untuk sekarang ini yang terpenting lebih dulu nanti ia akan membeli helm lagi agar mereka berdua bisa sama-sama aman nantinya.
"Pegangan ya! Aku mau berangkat sekarang juga!" ujar Elviro sedikit berteriak takut pria itu tak mendengarnya sama sekali, padahal mau suasana sekecil apapun itu Dalveno pasti mendengarnya orang mereka dekat.
Dalveno melingkarkan tangannya di pinggang pemuda itu sebelum mereka melaju dari sana, rasanya aneh karena walaupun sedikit menunduk agar bisa memeluk Elviro, tapi ia masih bisa melihat pemandangan yang ada di luar sana dari belakangan sini, atau mungkin karena tubuhnya tinggi sehingga ini semua terjadi? Ia tersenyum di balik helm yang dirinya kenakan sebalum memakin memeluk pemuda itu, biarlah nanti jika kedua orang tuanya marah karena ia keluar seperti ini, yang terpenting sekarang dirinya senang.
Sedangkan Elviro sendiri tersenyum merasakan pelukan yang mengerat di pinggang miliknya, ia tahu pria itu takut tapi mau bagaimana lagi? Ini sudah resiko yang harus mereka ambil jika Dalveno ingin ikut dan mungkin nanti di sana akan lebih sulit secara hanya mahasiswa dan mahasiswi saja yang bisa masuk kelas, orang lain tidak di perbolehkan, mungkin pria itu akan menunggunya di luar?
Saat sampai ia menghentikan motor miliknya, menatap ke arah belakang di mana pria itu mulai melepaskan pelukannya, membuat dirinya langsung melepas helm yang sejak tadi menempel di paras tampan itu, tersenyum melihat rambut Dalveno berantakan, ia merapikan itu semua sebelum memberi kode agar pria itu turun sekarang.
"Kamu nanti tunggu di luar ya? Soalnya di sana orang lain nggak boleh masuk," ujar Elviro dengan meraih tangan pria itu agar mengikuti dirinya, ini sudah sangat terlambat semoga saja tak kena hukuman, bisa tambah gawat jika igu semua terjadi, peluang pulang cepat menghilang begitu saja.
"Mas tungguin di sini?" tanya Dalveno saat mereka sampai di depan sebuah ruangan dan temannya itu berhenti dan menatapnya sekarang.
"Huum, kamu tungguin di sini dulu ya? Aku mau belajar sama teman-teman yang lainnya kalau sudah nanti kita bicara lagi," ujar Elviro, pria itu memang super peka! Ia hanya berhenti di sini saja tapi dia langsung tahu jika sekarang ia ingin Dalveno menunggu.
"Iya ... mas tungguin kamu di sini tapi jangan lama-lama ya? Nanti kita langsung pulang." ujar Dalveno sebelum temannya itu masuk ke dalam ruangan itu, ia tak tahu apa nama ruangan itu tapi sekarang dirinya akan menunggu di sini dan duduk.
Tatapan itu mengarah pada lorong yang lumayan panjang, di sini sangat sepi tapi jika tadi ia hanya diam di rumah maka rasanya akan bertambah membosankan, lebih baik menunggu di tempat ini dari pada di rumah.
"Ternyata ini yang namanya sekolah? Tapi kenapa sepi? Sekolahkan banyak orang-orangnya atau mereka sudah pada masuk?" tanya Dalveno pada dirinya sendiri, ia tahu jika sekolah itu pasti ramai tapi kenapa di sini sangat sepi?
****
Elviro berjalan masuk ke dalam kelas dengan sangat santai sehingga mengundang tatapan heran dari beberapa temannya yang lain, berbeda dengan kedua temannya yang bersikap biasa saja.
"Telat lagi kamu?" tanya dosen yang ada membuat Elviro mendengus, pertanyaan yang sudah tentu jawabannya bagaimana.
"Nggak miss, nggak telat kok!" ujar pemuda itu sebelum mengambil tempat duduk miliknya, ia memang sesantai itu karena tahu ini pasti tak akan terlalu mempengaruhi kelas mereka sekarang.
Bersambung..
Votmen_
#sesekali double update🗿🙏
KAMU SEDANG MEMBACA
My Idiot Husband {BXB} {TERBIT}✔️
RomanceElviro, sering di sapa dengan sebutan El oleh teman-temannya, merupakan pemuda pecicilan yang sama sekali tak tahu aturan, bahkan kedua orang tuanya pun sampai di buat pusing dengan tingkah anak mereka yang sangat luar biasa itu, lalu bagaimana jadi...