47

10.2K 838 39
                                    

Beberapa hari kemudian, kondisi Dalveno sudah membaik sehingga membuat Elviro bisa kembali masuk kuliah dengan tenang karena suaminya itu sudah sembuh jadi tak ada hal yang harus di khawatirkan sama sekali.

"Si Iron tumben banget nggak masuk kuliah, biasanya hari libur masih masuk saking rajinnya tuh orang tapi sekarang?" ujar Elviro bertanya-tanya, Iron tak masuk kuliah hari ini setelah pesan beberapa hari yang lalu, ia memang sedikit menjauhi temannya itu karena tak ingin suaminya merasa sedih atau sakit kembali tapi dirinya sama sekali tak menyangka jika saat kembali masuk kuliah temannya itu justru tak masuk.

"Mungkin lagi sakit, dia tuh kalo nggak sakit pasti masuk kuliah mulu walaupun otaknya masih bodoh," ujar Danil dengan santai, ia sudah melupakan kejadian waktu itu karena itu sama sekali tak harus ia pikirkan.

"Setelah kejadian waktu itu dan tau kalo dia suka sama gue, setiap kali dia ngirim pesan pasti cuman gue liatin doang tanpa ada niatan buat bales. Gue nggak mau bikin Mas Dalveno sedih dan sakit lagi, rasanya beda banget anjir karena gue jarang sakit dan tiba-tiba harus liat orang yang gue suka sakit. Gue ngejaga jarak aja selama beberapa hari ini dan fokus sama kesehatan Mas Dalveno doang, gue ngiranya mungkin kami bisa ketemu lagi pas gue masuk kuliah karena gue mau minta maaf sama dia udah cuek cuman dianya malah nggak masuk sekarang," ujar Elviro, selama beberapa hari ini ia cenderung cuek karena ingin fokus pada kesehatan suaminya itu saja dan saat masuk kuliah kembali rencananya ia akan meminta maaf tapi nyatanya temannya itu tak masuk kuliah.

"Iron mah orangnya santai jadi mungkin dia bakalan biasa aja pas lo cuekin, gue juga lo cuekin waktu kemarin-kemarin itu tapi biasa aja tuh sekarang jadi dia bakalan kek gini juga, lo santai aja. Lagi pula sekarang suami lo emang yang paling utama, gue paham kok," ujar Danil dengan pemikiran biasa miliknya, ia tahu Iron pasti sama seperti dirinya jadi temannya itu tak perlu merasa khawatir.

Elviro menganguk, ia berharap itu memang nyata karena takutnya setelah kejadian itu dan sikap cueknya membuat Iron merasa ia berbeda padahal itu salah, dirinya masih orang yang sama. Mungkin ada yang berbeda tapi mereka masih tetap teman baik, semuanya tak bisa di ubah hanya karena cinta sampai membuat pertemanan mereka hancur nantinya.

"Gue harap juga gitu karena kita nggak tau isi hati dari orang lain itu kayak gimana, mungkin tampangnya biasa aja tapi hatinya ngerasa sakit? Kita nggak tau itu semua kan ya?" ujar Elviro dengan menatap ke arah temannya itu, ia ingin mengatakan apa yang menggangu pikirannya sejak tahu Iron tak masuk kuliah hari ini.

"Berdoa aja dia santai kayak gue. Salah dia sendiri suka sama orang dari lama tapi nggak di ungkapin, terus setelah lo udah punya orang lain baru koar-koar, heran banget gue. Walaupun kita temen tapi jujur sama diri sendiri itu harus," ujar Danil, jika dirinya berada di posisi Iron pasti akan dirinya katakan semuanya tanpa peduli resiko apa yang mungkin saja akan menantinya di sana.

"Gue juga mikirin hal yang sama kayak lo, karena lo tau sendiri kan pas gue sadar sama cinta ini buat Dalveno, gue langsung bilang semuanya nggak pake lama atau basa-basi. Biar semuanya jelas, urusan di terima atau nggak ya itu belakangan yang penting semuanya udah gue bilang biar nggak jadi beban pikiran." ujar Elviro, walaupun apa yang ia lakukan terkesan mengerikan karena langsung maju tanpa melihat yang lainnya tapi itu semua termasuk berani bukan? Berani cinta sama harus berani juga menyatakan semuanya secara langsung.

Mereka kembali berbincang, membicarakan apa saja yang masuk ke dalam kepala selagi menunggu jam istirahat berakhir sekalian melepas rindu setelah beberapa hari tak bertemu akibat kesibukan Elviro menjaga suaminya agar segera sembuh.

*****

Seseorang dengan pakaian serba hitam keluar dari dalam sebuah mobil, kedua kaki itu melangkah ke arah gerbang rumah seseorang sebelum membukanya menggunakan kunci cadangan yang sengaja di buat untuk melakukan ini semua. Area sekitar terasa sangat sepi sehingga mendukung apa yang tengah ia lakukan sekarang sehingga membuat bibir tipis itu mengulas senyuman. Kawasan ini memang elit tapi sayangnya penjagaan yang ada di sini sangat minim sehingga membuatnya bisa melakukan apa saja di waktu siang seperti ini.

Pria itu melangkah masuk ke dalam halaman rumah, terdiam saat melihat seorang pria tengah duduk di salah satu kursi yang ada, sepertinya pria itu tak menyadari akan kedatangannya sekarang terbukti akan tubuhnya yang sama sekali tak bergerak dari sana.

Tangan itu mengangkat tongkat yang sempat ia bawa, sebelum memukul tongkat itu ke arah bahu pria itu sampai terdengar suara lengguhan sakit, pria itu kembali memukul namun sasarannya sekarang kepala bukan bahu lagi, setelah melihat pria incarannya tak bergerak lagi dirinya mulai menutup kepala itu menggunakan kain hitam sebelum membawanya pergi dari sana menggunakan mobil yang sempat ia bawah. Dirinya akan membawa pria itu pergi jauh dari sini dan memberinya pelajaran, Elviro akan menjadi miliknya setelah Dalveno menghilang ia yakin itu semua. Awalnya Iron tak ingin melakukan ini semua tapi sikap Elviro berhasil membuatnya berpikir jika suami pemuda itu sudah mengatakan hal yang tidak-tidak sampai membuat pemuda yang ia cintai itu menjauh serta menjaga jarak, dirinya tak bisa menerima ini sama sekali.

"Semua adil dalam cinta," ujar Iron dengan senyuman miliknya saat melihat Dalveno masih pingsan di belakang sana, orang yang mencari masalah dengannya sangat lah lemah tapi masih mau maju terus, pria itu tak tahu siapa musuhnya sekarang. Ia Iron, semua hal yang menghalangi niatnya maka akan musnah saat ini juga tak peduli orang itu hanya pria lemah tak tahu apa-apa, musuh tetap lah musuh.

*****

Kedua mata itu mulai terbuka, rasanya pusing dan juga sakit bahkan matanya terasa mengabur saat ini. Cukup lama ia terdiam sampai semuanya bisa terlihat, tempat ini sangat gelap hanya ada satu lampu di atasnya sekarang, kedua tangannya terasa sangat sulit di gerakan sampai membuatnya tersadar apa yang terjadi sekarang, tangannya di ikat dan posisi dirinya duduk di kursi usang, tangan kakinya di ikat.

"Gue kira lo bakalan mati tadi, baru mau gue buang ke hutan biar di makan sama binatang buas di luar sana,"

Suara itu sangat ia kenali, membuat Dalveno mendongak sebelum tertawa sangat kencang, senyuman miring tercetak di bibir tipis itu walaupun kepalanya terasa pusing dan ada yang aneh terasa mengalir.

Bersambung..

Votmen_

#hehe🗿🙏

My Idiot Husband {BXB} {TERBIT}✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang