55

9.3K 644 10
                                    

"Boleh! Tapi mereka nggak boleh lama-lama ke sininya soalnya mas harus istirahat yakan? Sebenarnya mas mau kalau ada orang yang datang ke sini biar nggak bosan tapi kata dokter harus banyak istirahat jadi waktunya sedikit." ujar Dalveno, ia sudah tak merasa masalah lagi jika bertemu Iron karena semuanya sudah berakhir dan ia tahu pemuda itu hanya mencintainya.

Elviro tak akan pernah berpaling darinya walaupun hanya sesaat, melihat bagaimana pemuda itu saat tahu ia sudah sadar, sangat tak mungkin jika itu semua terjadi.

Pemuda itu menganguk sebelum beranjak dari sana untuk memberitahu temannya jika hari ini Dalveno mau di datangi, ia merasa ini saatnya mereka bertemu lagi, walaupun mungkin saja reaksi yang akan suaminya itu berikan sama seperti saat mereka bertemu waktu itu, ini sudah resiko yang harus mereka ambil karena ingin datang, ia sudah mengatakan kemungkinan apa saja yang akan terjadi nantinya.

"Buruan masuk, cuman bentaran aja ngejenguknya, suami gue butuh istirahat yang banyak," ujar Elviro dengan membuka pintu ruang rawat milik suaminya itu, kedua temannya sudah menunggu di sana, padahal ia mengatakan tunggu di luar rumah sakit saja agar tak menggangu pasien lainnya, sebab kedua temannya ini cukup ribut jika sudah bersama-sama di dalam satu ruangan.

"Iya! Bentaran doang lagi pula kami datang cuman mau liat kondisi laki lo doang setelah itu pulang. Soalnya sejak lo bilang dia udah sadar kami pengen datang buat liat kondisi dia cuman waktunya sering nggak pas banget, jadi baru bisa datang sekarang." ujar Danil santai, apapun yang akan terjadi nanti maka terjadi lah, ia sudah kebal sekarang.

Mereka masuk ke dalam mengikuti langkah Elviro, meletakan buah-buahan yang mereka bawa untuk Dalveno, sekedar basa-basi saja sebenarnya karena makanan pria itu begitu banyak di dalam sini, persis seperti warung, memang sangat menyenangkan menjadi anak orang kaya, semua hal pasti ada tapi sayangnya mereka terlahir dari orang biasa bukan orang kaya, tapi tak masalah sama sekali.

"Gimana keadaan lo? Itu kepala sama bahu lo masih sering sakit-sakitan?" tanya Danil dengan mengambil tempat duduk di samping Dalveno, ia sudah seperti teman dekat pria itu saja padahal melihat sisi berbeda dari Dalveno saja dirinya takut waktu itu, ini hanya sekedar melawan rasa takutnya saja lagi pula pria itu tak terlalu menyeramkan.

"Bahunya masih sakit, kata dokter butuh waktu seminggu lagi biar bisa lebih kuat lagi tapi itu pun belum bisa sembuh secara total karena bahunya lukanya besar! Kepalanya juga gitu, lukanya besar! Ada jahitan juga tahu!" ujar Dalveno dengan senyuman miliknya, ia menatap ke arah Danil dan Iron bergantian, tak aura dingin seperti waktu itu, hanya ada keramahan seperti saat mereka pertama kali bertemu waktu itu.

"Kata si El seminggu lagi kalian udah bisa pulang ke rumah, nanti kami bantuin bawa barang deh pas lo pulang, kita kan sekarang temen, ya nggak?" ujar Danil, seperti biasa ia akan selalu mudah bergaul dengan orang baru tanpa merasa malu sedikitpun, menurutnya ini hal yang mudah jadi tak ada alasan untuk merasa malu, lagi pula bukan bugil sehingga harus malu.

"Temennya mas cuman El aja! Kamu temennya El bukan temennya mas!" ujar Dalveno dengan tatapan mengarah pada Iron beberapa saat, ia senang melihat pemuda itu terlihat sedikit berubah mulai dari cara menatapnya dan juga senyumannya, dulu tatapan itu mengandung begitu banyak makna di dalamnya tapi sekarang sudah tidak ada lagi.

Walaupun harus merasakan ini semua, tapi setidaknya sekarang ia bisa mengubah seseorang menjadi lebih baik lagi. Biarpun tak ada yang tahu tapi sekarang dirinya bisa melihat sendiri bagaimana hasil dari perjuangannya sekarang, sangat memuaskan bisa melihat sedikit perubahaan dari Iron saat ini.

****

Beberapa minggu kemudian, kondisi Dalveno sudah jauh lebih baik sehingga sudah di perbolehkan untuk pulang dengan catatan ia harus rajin meminum obat dan datang ke rumah sakit saat jadwal yang sudah di tentukan ada. Pria itu terlihat tersenyum senang berada di samping Elviro saat ini bahkan tangan itu selalu setia menggenggam tangan temannya itu, setelah dua minggu berada di rumah sakit radanya sangat bebas bisa melihat area luar kembali, merasakan udara panas serta sejuknya membuat ia lagi dan lagi tersenyum.

"Mas seneng bisa pulang?" tanya Elviro yang sejak tadi memperhatikan suaminya itu dalam diam, melihat senyuman itu rasanya begitu memuaskan bahkan ia ikut tersenyum juga melihatnya. Sekarang kepala pria itu sudah sembuh dari luka begitupun dengan bahunya namun masih harus rajin meminum obat serta melakukan pemeriksaan agar bisa sembuh secara total seperti semula kembali, memang butuh waktu yang lama mengingat betapa parahnya luka pria itu waktu itu.

"Seneng dong! Kita udah lama di rumah sakit terus dan nggak keluar sama sekali jadi saat di bolehin pulang rasanya bahagia banget. Oh ya! Tadi mas minta izin sama bunda, sebelum pulang ke rumah kita jalan-jalan di taman dulu ya? Sebentar aja biar mas nggak sakit lagi kayak biasanya," ujar Dalveno, ia ingin menghabiskan lebih banyak waktu bersama dengan pemuda itu setelah pulang dari rumah sakit sebelum kembali terkurung seperti biasanya.

"Boleh, kita nanti pulangnya jalan kaki aja biar tambah seru soalnya rumah kita lumayan deket sama tamannya," usul Elviro, ia setuju-setuju aja selagi ada izin dari bunda karena jika sampai tak ada izin maka dirinya tak mungkin akan berani, takutnya kondisi suaminya itu malah ngedrop nantinya jadi lebih baik jaga-jaga lebih dulu bukan?

Dalveno menganguk sebelum mobil yang membawa mereka berhenti pertanda jika sekarang mereka sudah sampai di taman yang pria itu inginkan tadi, mereka berdua keluar dengan Dalveno langsung menggenggam tangan pemuda itu sangat cepat seakan-akan jika tangan mereka tak saling bertaut maka Elviro akan menghilang.

"Untungnya cuaca hari ini nggak terlalu panas ya mas jadi kamu bisa sedikit bebas walaupun nanti hanya bisa sebentar saja jalan-jalannya," ujar Elviro dengan tersenyum menatap ke arah suaminya itu, hanya karena bisa menghabiskan waktu seperti ini rasanya brgitu luar biasa menyenangkan, ia tak pernah tahu jika mencintai seseorang akan sangat luar biasa seperti ini.

"Em! Mas cuman mau jalan-jalan sebentar saja sama El terus setelah itu kita pulang!" ujar Dalveno dengan senyuman manis miliknya, tangan yang saling nenggenggam satu sama lainnya itu mengayun dengan pelan, tanpa peduli akan tatapan orang-orang, terserah mereka ingin mengatakan apa ia tak peduli, sungguh.

Bersambung...

Votmen_

My Idiot Husband {BXB} {TERBIT}✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang