Embusan napas lega Elviro keluarkan saat melihat pria itu keluar dari dalam ruangan tempatnya sekarang berada, ternyata tak sesulit itu memutuskan pria itu karena ia mengira kalau dia akan sangat sulit untuk di lepaskan, tapi saat sudah merasakan ini semua ia tak menyangka jika semuanya akan semudah ini.
"Ngapain lo bengong doang kayak orang nggak ada tujuan hidup?" tanya Danil heran, bukannya tadi malam temannya itu meminta bantuan padanya untuk datang ke kampus hari ini karena ingin melakukan sesuatu tapi saat ia datang, temannya itu malah bengong saja di tempatnya.
"Hah?" Elviro tersentak saat mendengar suara temannya itu sehingga secara refleks menatap ke arah samping di mana ada Danil dan juga Iron di sana.
"Lo ngapa bengong doang? Katanya mau minta bantuan? Buruan bilang mau minta bantuan apa selagi kita berdua lagi baik dan mau nolongin lo," sambung Danil setelah sadar jika Elviro sudah tak bengong lagi.
"Lo berdua tahu kan siapa saja pacar gue yang ada di sini? Terutama para cewek-ceweknya, gue pengen kalian bawa mereka ke sini semua karena gue pengen bilang sesuatu sama mereka," ujar Elviro langsung pada intinya, walaupun ada beberapa pria juga sebenarnya namun ia merasa untuk menyelesaikan semuanya dengan para gadis-gadis itu dulu sebelum lanjut dengan para pria juga, memang beginilah nasib orang playboy sepertinya, selama ini ia tak pernah sadar kalau hal ini sangat lah salah dan cukup memusingkan diri sendiri ternyata.
"Mau ngapain lo ngumpulin para cewek-cewek? Mau lo gangbang satu-satu? Inget kon- lo cuman satu nggak bisa muasin semua meki mereka." ujar Iron frontal, temannya itu memang sangat luar biasa bisa-bisanya ingin menyentuh semua gadis itu secara bersamaan padahal hanya punya satu penis dan ia baru sadar juga jika ternyata Elviro napsuan juga.
Plak!
"Anjim!" Iron mengelus bahunya yang di pukul sangat kencang barusan, ia merasa tak salah bicara tapi kenapa di pukul? Mana pukulan Elviro sama seperti emak-emak kematian.
"Pikiran lo pernah nggak sih sehat bentaran doang? Bisa-bisanya lo mikir ke sana dan di sini juga! Kalopun gue mau berbuat mesum kek gitu mana mau di sini anjir! Gue pengen mutusin mereka semua karena muak punya banyak cewek. Jadi tolong bantuan kalian buat bawa mereka semua ke sini ya? Gue tungguin selama lima belas menit deh paling lama," ujar Elviro, ia merasa pemikiran temannya itu sangatlah luar biasa, bisa-bisanya sampai ke sana padahal wajahnya tak semesum itu kok!
"Minta bantuan mau cepet lagi di kira kita mesin? Nanti setelah lo ngelakuin itu semua kita mau tanya alasan lo ngelakuin hal itu karena sangat nggak mungkin lo muak liat tet*k cewek." ujar Danil sebelum menarik Iron agar segera mengikuti dirinya sekarang, lebih cepat lebih baik agar bisa tahu alasan di balik ini semua.
Elviro mendengus cukup kencang mendengar itu semua, ia memang lumayan suka melihat buntalan padat itu tapi untuk sekarang fokus pada Dalveno dulu jauh lebih penting walaupun di sana tak ada buntalan padatnya. Ia merasa sangat senang ruangan ini lumayan sepi dan tak di gunakan, jadi bisa bebas bicara nantinya.
"Cewek gue di sini ada berapa ya kemarin tuh? Seinget gue ada lima atau enam cuman nggak tau lagi, atau jangan-jangan sepuluh? Kalo sampe iya ngeri juga ngebayangin mereka baris buat dapet giliran di putusin," ujar Elviro mengingat-ingat berapa banyak kekasih ceweknya yang ada di sini, ia ingat betul jika lumayan banyak dirinya mengencani gadis hanya karena payudaranya menggoda untuk di lihat seharian. Ini normal bukan? Ia suka payudara juga walaupun sekarang Dalveno jauh lebih penting dari hal apapun itu.
Terdengar suara langkah kaki lumayan ribut, membuat Elviro menatap ke arah pintu ruangan yang ada sebelum terdiam saat melihat Danil datang bersama Iron dengan beberapa gadis di belakang mereka.
"Bisa kalian baris? Dari yang paling lama ngerasa pacaran sama gue dan yang paling bentar terakhir," ujar Elviro sebelum mereka mendekat ke arahnya, jangan sampai para buntalan padat itu menggoyahkan keputusannya nanti.
Terlihat para gadis itu menurut walaupun merasa sangat bingung, pasalnya Danil dan Iron mengatakan jika Elviro ingin bertemu di suatu ruangan dan sekarang mereka di suruh untuk berbaris, memang sangat menganehkan tapi mereka harus menurut agar tahu apa yang akan terjadi.
Elviro berjalan mendekat ke arah gadis paling depan, menatapnya sebentar sebelum menarik napas cukup panjang, berurusan dengan banyak gadis rasanya sangat menyeramkan ternyata, melihat wajah kebingungan mereka sekarang.
"Gue tau kalo kalian emang cinta sama gue dan nggak main-main bahkan rela buat jadi yang kesekian demi bisa pacaran sama gue .... tapi buat sekarang gue nggak bisa gini lagi .... gue mau kita putus hari ini juga bukan karena kalian kurang cantik atau apa cuman karena emang kemauan dari hati gue sendiri ... maafin gue ... gue nggak bermak-"
Plak
"Dasar brengsek!"
Satu tamparan lumayan keras ia dapatkan dari gadis paling depan, membuat Elviro terdiam di tempatnya, rasanya lumayan panas namun ia tak bisa kabur ke manapun, membiarkan ini semua terjadi karena dirinya memang salah.
Plak
"Dasar penjahat kelamin!"
Gadis kedua ikut melakukan hal yang sama, membuat Elviro meneguk ludahnya lumayan susah karena melihat sisa 3 gadis lagi, pasti pipinya akan bengkak jika mereka menampar semua tapi tak ada pilihan lain.
"Kenapa sih orang ganteng itu rata-rata bangsat? Lo ganteng banget cuman bangsat! Gue doain lo jadi uke! Biar lo ngerasain rasanya jadi pihak bawah yang di injak-injak!"
Untungnya gadis ketiga tak menampar, tapi memberikan perkataan lumayan menusuk untuknya, ia memang sudah menjadi pihak bawah saat ini tapi semoga saja tak di injak-injak oleh pihak atasnya, jangan sampai itu semua terjadi padanya!
"Dasar orang gila!"
Hanya kata itu yang keluar dari gadis ke empat sebelum beranjak keluar dengan wajah memerah, demi apapun Elviro sudah takut pipinya akan bengkak dan tak mengemaskan lagi nantinya, untungnya mereka masih pengertian dengan membiarkan pipinya hanya di tampar beberapa kali saja.
Plak!
Plak!
"Brengsek! Bajingan!"
Namun sayang seribu sayang gadis ke lima malah memberikan dua tamparan sekaligus membuatnya menolek ke kanan dan juga ke kiri sebelum keluar dari ruangan ini, ia bisa melihat kedua temannya terdiam dengan tatapan prihatin padanya, ia tak peduli yang terpenting sekarang mereka semua bukan kekasihnya lagi dan dirinya bisa fokus pada Dalveno saja.
"Bisa kalian cariin batu es buat ngekompres pipi gue? Rasanya nyeri kek sakit gigi anjir! Apa bengkak?" tanya Elviro pada kedua temannya yang masih berdiri mematung di tempat mereka, terlihat sekali jika mereka syok dengan apa yang barusan terjadi.
"Merah doang sih nggak bengkak, kek kena sinar matahari gitu cuman sebagian doang." ujar Iron merasa prihatin dengan temannya itu, siapa suruh jadi buaya darat kan kena karma sendiri sekarang.
Bersambung..
Votmen_
KAMU SEDANG MEMBACA
My Idiot Husband {BXB} {TERBIT}✔️
RomanceElviro, sering di sapa dengan sebutan El oleh teman-temannya, merupakan pemuda pecicilan yang sama sekali tak tahu aturan, bahkan kedua orang tuanya pun sampai di buat pusing dengan tingkah anak mereka yang sangat luar biasa itu, lalu bagaimana jadi...