Kedua mata bulat itu secara perlahan terbuka, tatapan pertama yang masuk ke dalam retina matanya adalah dada seseorang, bisa ia pastikan jika saat ini tubuh kecilnya berada di dalam pelukan serta dekapan hangat milik suaminya ini, padahal semalam ia sangat yakin jika pria itu yang memeluknya lebih dulu tapi saat ini semuanya berbanding terbalik, rasanya sangat nyaman, baru bangun tidur sudah di sambut perlakukan manis seperti ini. Pemuda itu mendongak agar bisa menatap ke arah Dalveno yang terlihat masih tertidur sekarang, mungkin karena mereka bergadang sehingga saat ini suaminya itu belum bangun, padahal biasanya Dalveno paling awal bangunnya.
"Selamat pagi~" sapa Elviro walaupun pria itu tak bisa mendengar suaranya karena masih tertidur, ia sendiri tak peduli itu semua yang terpenting apa yang ingin hatinya sampaikan sudah dirinya sampaikan saat ini.
Sungguh, Elviro sangat menikmati saat matanya menatap Dalveno seperti ini, mata itu tertutup, bulu mata lebatnya terlihat sangat indah, hidung mancung itu, alis tebal, bibir tipis yang akan tersenyum jika bicara dengannya, sangat luar biasa bukan? Semua orang ingin ada di posisinya saat ini namun sayang sekali hanya dirinya yang bisa merasakan ini semua.
"Gue tercandu-candu ngeliatin lo kayak gini ... rasanya pengen liatin lo mulu sampai hari mulai malam lagi. Terdengar berlebihan sih cuman emang gitu yang gue pikirin sekarang, lo orang pertama yang bisa narik gue sejauh ini," ujar Elviro, entah sudah beberapa kali ia mengatakan hal ini, pria itu selalu bisa menariknya semakin dalam sampai rasanya sulit untuk keluar, ah ia sendiri tak ingin keluar karena ini sangat luar biasa demi apapun itu.
"Gue cinta sama lo ..." bisik Elviro sebelum melepaskan pelukan miliknya, sekarang ia harus bangun dan memasak karena akan pergi ke kampus, sudah beberapa hari ini dirinya izin tak masuk, jika sekarang tak masuk lagi mungkin akan ada surat datang ke rumah kedua orang tuanya, jangan sampai itu semua terjadi karena itu sangat memalukan!
Pemuda itu tersenyum saat berhasil melepaskan pelukan mereka berdua, pria itu masih tertidur sangat pulas tanpa terganggu sedikitpun, biarlah mungkin saat ia akan berangkat nanti baru lah pria itu akan ia bangunkan, kasihan Dalveno karena bergadang jadi kesiangan bangunnya, ini kali pertama hal ini terjadi. Ia mulai beranjak dari tempat tidur sebelum keluar dari dalam kamar untuk melakukan tugasnya, ini masih lumayan pagi, banyak waktu yang akan ia dapatkan jadi tak perlu terburu-buru.
Hingga 30 menit kemudian, pintu kamar kembali terbuka dengan Elviro berada di sana, senyuman manis ia berikan saat melihat seorang pria tengah terdiam di atas ranjang tidur, tatapan itu terlihat sangat sayu dan juga mengantuk, belum lagi rambut tebal itu yang terlihat sangat berantakan, ingin sekali ia tertawa melihatnya. Persis anak kecil yang baru bangun tidur dan menunggu ibunya datang.
"Mas udah dari lama bangunnya?" tanya Elviro dengan berjalan mendekat ke arah suaminya itu, mengelus rambut tebal itu serta merapikannya sedikit, sangat lucu sekali melihat pria itu terbangun dan terdiam seperti anak kecil.
"Barusan, mas mau cari kamu tadi cuman kepalanya pusing jadi diem aja di sini dari tadi. Kamu dari nama?" ujar Dalveno, ia mengatakan semuanya bagaimana tadi dirinya bangun dan ingin mencari Elviro tapi sangat di sayangkan kepalanya pusing sehingga ia hanya bisa terdiam di atas tempat tidur menunggu sampai sakitnya hilang, mungkin ini karena dirinya tidur larut malam?
"Mas sakit? Kepalanya masih sakit? Tadi aku ke dapur bentaran buat masak sarapan karena aku mau ke sekolah sebentar," ujar Elviro dengan memijat kepala suaminya itu cukup pelan berharap bisa membantu membuat pusing itu berkurang, karena jujur saja ia takut saat ini.
"Nggak, mas nggak sakit. Cuman kepalanya pusing karena tadi saat lihat El nggak ada di atas tempat tidur, mas merasa takut. Tapi sekarang pusing berkurang," ujar Dalveno, ini bukan sakit yang biasa dirinya rasakan, ini hanya pusing sesaat akibat dirinya langsung duduk saat baru bangun tidur bukan terdiam dulu.
"Yakin nggak sakit? Kalau sakit kita panggil dokter biar bisa periksa mas-nya, takutnya mas sakit karena kita bergadang semalem," ujar Elviro, ia masih merasa takut karena ini pertama kalinya dirinya melihat dan mendengar pria itu merasa pusing, jujur Elviro merasa bersalah baru tinggal bersamanya sehari sudah membuat suaminya itu seperti ini.
"No! Mas nggak sakit, biasanya kalau sakit pasti kepalanya pusing banget terus mimisan, sekarang nggak mimisan jadi aman! El jangan takut, mas baik-baik aja kok!" ujar Dalveno, ia merasa pemuda itu takut saat tahu dirinya sakit padahal ini pusing biasa bukan sakit yang biasa dirinya rasakan, ia tahu itu!
"Kalau pusingnya makin parah mas bilang ya sama aku, bunda bilang buat jagain mas baik-baik jadi aku harus pastiin mas sehat-sehat aja," ujar Elviro, ia bisa percaya dengan perkataan suaminya itu, mungkin memang benar jika Dalveno baik-baik saja karena selama ini ia belum pernah melihat bagaimana suaminya itu saat sakit jadi saat ini dirinya akan percaya-percaya saja.
"Huum! Mas mandi duluan ya? Soalnya udah lumayan siang," ujar pria itu dengan beranjak dari atas tempat tidur, ia terbiasa bangun pagi dan langsung mandi tapi saat ini sudah jam setengah delapan, pertama kalinya bangun siang.
"Boleh, aku akan siapin pakaian sama sarapannya dulu kalau gitu. Nanti setelah aku mandi kita bisa langsung sarapan berdua nanti." ujar Elviro sebelum menepuk punggung tegap itu, refleks dari tangannya tak bisa di tahan sama sekali.
Setelah mereka sama-sama selesai mandi dan sarapan, kini saatnya Elviro berangkat ke kampus, pemuda itu menatap ke arah pria yang tengah berdiri di depan pintu dengan menatap ke arahnya terus sejak tadi.
"Aku berangkat dulu ya? Nanti jangan lupa kunci pintunya nanti setelah aku keluar dari gerbang, gerbangnya bakalan aku kunci. Mas kalau lapar nanti bisa makan sarapan seperti kita tadi sudah aku tinggalin di lemari atas dan inget jangan nyalain kompor atau yang lainnya. Nonton tv atau baca buku aja nanti, aku usahain pulang cepet nanti," ujar Elviro dengan mengelus pipi suaminya itu walaupun harus berjinjit.
"Mas minta beliin jajanan nanti ya?" pesan Dalveno, ia biasa di tinggal sendirian jadi mungkin tak akan masalah jika sekarang juga di tinggal.
"Oke! Nanti aku beliin pas pulang nanti, bye!" Sebelum beranjak dari sana dengan beraninya pemuda itu mencium pipi suaminya itu secara cepat lalu berlari kecil ke arah motor miliknya agar malunya tak terlalu terlihat mencolok.
Bersambung...
Votmen_
KAMU SEDANG MEMBACA
My Idiot Husband {BXB} {TERBIT}✔️
RomantizmElviro, sering di sapa dengan sebutan El oleh teman-temannya, merupakan pemuda pecicilan yang sama sekali tak tahu aturan, bahkan kedua orang tuanya pun sampai di buat pusing dengan tingkah anak mereka yang sangat luar biasa itu, lalu bagaimana jadi...