Elviro mengikuti langkah Dalveno dalam diam, membiarkan pria itu membawanya kemana saja karena ia sudah mengatakan pada kedua temannya jika dirinya akan berusaha bukan? Mungkin berat karena ia belum terbiasa tapi mau bagaimana lagi?
"Duduk di sini," ujar Dalveno dengan sedikit mendorong tubuh pemuda itu agar bisa duduk di sofa yang ada di ruang tengah sebelum ia beranjak dari sana untuk mengambilkan minuman dan makanan yang sempat ia beli bersama dengan bundanya tapi.
Sedangkan Elviro hanya terdiam di tempat duduknya, kenapa pria itu harus mendorongnya? Ia bisa duduk sendiri tanpa harus di dorong, untung saja tak kuat jika kuat pasti sudah ia balas sejak tadi. Demi apapun ia bukan orang sabar yang hanya akan diam saja saat melihat orang mengganggunya atau membuatnya kurang nyaman tapi karena kedua orang tuanya ia harus bertahan sebisa mungkin.
Tangan itu mulai melepas sepatu yang ia kenakan tadi, meletakannya di samping kaki miliknya, takutnya saat ia beranjak maka pria itu akan marah padanya, ia sangat tahu bagaimana anak kecil sering membuat drama, takutnya pria itu sama saja seperti mereka. Embusan napas berat terdengar lagi, tugas kuliah miliknya tadi kurang mendapatkan nilai sempurna sehingga membuatnya merasa kesal sedikit, sehingga hanya diam saja sejak tadi. Takutnya karena kesal ia malah membuat masalah nantinya.
"Ini, tadi mas keluar sama bunda buat beli bahan makanan di luar terus mas lihat ini! Mas beliin buat kamu juga biar kita bisa makan bareng," ujar Dalveno dengan meletakan secangkir air untuk Elviro dan satu mangkuk besar somay di depan mereka, ia membeli ini tadi dan meminta bundanya membelikan teman barunya juga agar mereka berdua bisa makan bersama.
"Ini belum kamu makan? Mau makannya barengan sama aku?" tanya Elviro dengan tatapan mengarah pada pria itu saat ini, apa hanya penglihatannya saja? Tapi pakaian yang pria itu kenakan sangat berbeda saat ini, padahal ini belum sore sama sekali atau kah dia sudah mandi?
Saat ia datang tadi pria itu mengenakan pakaian kaos hitam panjang dengan celana panjang cargo, dan sekarang pakaiannya berganti dengan hodie warna abu-abu serta celana panjang yang ia kurang tahu mananya, mungkinkah Dalveno sudah mandi?
"Iya! Mas pengen makan barengan sama kamu! Tadi bunda masak ulang makanannya karena mulai dingin makanya mas lama tadi! Aaa~" ujar Dalveno menjelaskan, tangan itu meraih sendok mengambil sedikit somay dan mengarahkannya pada Elviro, membuat pemuda itu terdiam beberapa saat sebelum menerimanya dengan baik, di sana ada dua sendok tapi pria itu terus saja menyuapi dirinya dengan sendok yang sama dengan yang ia pakai. Memang di luar nalar manusia.
"Kamu sudah mandi sekarang? Udah ganti baju aja," tanya Elviro, ia memegang teguh prinsip jika penasaran maka tanya, agar tak terbawa pikiran.
"Sudah! Tapi nanti sore mandi lagi karena tadi siang mas keluar barengan sama bunda buat beli bahan makanan. Kata bunda mas nggak boleh terlalu lama kena debu di luar maka dari itu setelah pulang dari tempat belanjanya mas langsung mandi tadi," ujar Dalveno menjelaskan apa yang ia tahu tentang ini semua pada teman barunya, karena bundanya sama sekali tak melarang dirinya jika ingin mengatakan hal apapun itu.
"Ah ...." Elviro jadi canggung sendiri karena itu semua, pasti ada sebabnya sehingga pria itu tak bisa terkena debu terlalu lama, ia sendiri kurang tahu sebenarnya jika hal itu ada di dunia ini atau memang ada tadi dirinya tak tahu? Mungkin saja.
"Aku mau ke kamar buat istirahat, kamu mau ikut nggak?" ujar Elviro setelah terjadi keheningan cukup lama dengan mereka terus memakan somay dalam diam, ia terlalu takut bertanya lagi karena hal yang mungkin saja tak perlu ia ketahui harus dirinya dengar karena pertanyaannya sendiri.
"Mau! Tapi mas taroh ini di dapur dulu ya? Kamu duluan saja ke kamarnya nanti mas akan menyusul," ujar Dalveno sebelum beranjak dari sana.
Elviro menganguk sebelum beranjak dari sana, ia butuh sekali istirahat dan juga ketenangan sekarang. Nilainya cukup rendah berhasil membuatnya badmood saat ini karena ini pertama kalinya. Saat sampai di dalam kamar, tas yang ia bawa tadi langsung saja dirinya letakan asal sebelum merebahkan dirinya dan kedua mata bulat itu langsung menutup dengan sempurna, ia butuh sekali tidur agar pikiran dan hatinya jauh lebih tenang dulu.
Beberapa saat kemudian, terlihat pintu kamar terbuka dengan pelan sebelum Dalveno masuk ke dalam, pria itu terdiam saat melihat temannya tertidur saat ini. Mereka masih belum bisa bermain sekarang, tapi tak apa selama ada teman maka ia akan senang-senang saja, kedua kaki panjang itu berjalan mendekat sebelum melepas kaos kaki milik pemuda itu, meletakannya di keranjang pakaian kotor, merapikan tas Elviro sebelum ikut merebahkan dirinya di sana juga.
Kedua mata dengan bulu mata lebat itu menatap ke arah pemuda itu terus, melihat sendiri bagaimana wajah lelah itu saat ini, selama ini ia tak pernah sekolah atau melakukan aktifitas yang sangat lama di luar karena kedua orang tuanya melarangnya melakukan hal itu, tubuhnya sangat sulit bisa menerima hal itu sehingga sangat-sangat sulit. Tapi melihat bagaimana lelahnya pemuda itu saat ini ia merasa jika mungkin saja sekolah juga tak semenyenangkan itu? Kenapa temannya tak berada di rumah saja bersama dengannya? Mereka bisa sering bermain berdua dan melakukan hal lainnya bersama tanpa harus merasa lelah seperti sekarang.
"Kamu istirahat yang banyak ya? Mas nggak mau temannya mas sakit karena terlalu lelah. Bunda selalu bilang kalau tubuh kita itu tidak sepenuhnya kuat jadi harus di jaga baik-baik. Kalau kamu tidak bisa menjaga diri sebaik mungkin, mas akan jagain kamu kok! Sekarang kita teman jadi semua hal akan kita lakukan bersama seperti teman-temam yang lainnya di luar sana." ujar Dalveno, tangan itu terulur untuk mengelus pipi temannya yang terasa sangat lembut, ini pertama kalinya ia mempunyai teman dan rasanya sangat menyenangkan!
"Makasih ya karena kamu sudah mau jadi temannya mas? Walaupun kamu tidur tapi mas akan bilang ini semua karena kalo bilang langsung takutnya kamu nggak suka nanti! Tadi mas awalnya takut tau sama kamu karena banyak orang yang sering jahatin mas karena mas berbeda, tapi setelah kita bicara mas jadi tau kalo kamu baik! Makanya sekarang mas banyak bicara." ujar Dalveno, ia sudah tidur siang setelah pulang dari luar tadi jadi tak akan bisa tidur lagi sekarang, melihat temannya tidur sudah lebih dari cukup.
Bersambung..
Votmen_
KAMU SEDANG MEMBACA
My Idiot Husband {BXB} {TERBIT}✔️
RomanceElviro, sering di sapa dengan sebutan El oleh teman-temannya, merupakan pemuda pecicilan yang sama sekali tak tahu aturan, bahkan kedua orang tuanya pun sampai di buat pusing dengan tingkah anak mereka yang sangat luar biasa itu, lalu bagaimana jadi...