Satu minggu berlalu, keadaan Dalveno sudah lebih baik dari sebelumnya, pipi yang awalnya di perban sekarang sudah di lepas, bibir sobek itu sudah kembali sembuh, hanya tinggal menunggu luka jahitan di kepala serta bahu cedera itu saja baru lah mereka bisa pulang, mungkin harus menunggu satu minggu lagi untuk itu semua.
"El hari ini nggak sekolah?" tanya Dalveno dengan menerima setiap suapan sarapan yang pemuda itu berikan, selama seminggu ini ia begitu merasa senang karena ada Elviro yang selalu setia menemaninya di sini walaupun terkadang temannya itu pergi sekolah tapi ia sama sekali tak masalah, sebab saat pulang pasti Elviro akan datang kemari agar bisa bertemu dengannya.
"Libur mas, ini kan hari minggu," ujar Elviro dengan senyuman tertahan miliknya bisa-bisanya pria itu melupakan jika ini hari libur, padahal biasanya Dalveno paling ingat akan hari.
"Iya? Mas lupa ini hari mingggu, berarti minggu depan kita bisa pulang ke rumah ya? Papa sama bunda bilang sama mas tadi kalau nanti setelah pulang ke rumah, mereka mau kasih penjaga di rumah kita biar mas ada temennya," ujar Dalveno mengatakan apa yang sempat kedua orang tuanya katakan sebelum pamit untuk pulang tadi, membuat Elviro menganguk karena memang setelah mereka pulang nanti maka rumah mereka akan di jaga lebih ketat lagi, mulai dari satpam serta bodyguard yang akan berjaga sampai ia pulang ke rumah.
Sampai saat ini mereka belum menemukan pelaku yang sudah membuat kondisi Dalveno memburuk seminggu yang lalu dan untuk bertanya pada pria itu sendiri mereka kurang berani, takutnya ada trauma akibat kejadian itu sampai membuat kondisi Dalveno drop lagi, mereka tak ingin itu semua sampai terjadi.
"Mereka bakalan jadi penjaganya kita saat di rumah nanti, agar nggak ada orang jahat yang bisa lukai kita mas. Bunda sama papa nggak mau mas terluka lagi," jelas Elviro, ia ingin sedikit memancing suaminya itu agar mau terbuka dan mengatakan semuanya padanya karena demi apapun ia merasa sangat penasaran siapa yang sudah melakukan ini semua sebab kunci utamanya hanya ada pada suaminya.
Dalveno terdiam setelah mendengar itu semua sebelum kembali tersenyum, ia menerima suapan dari pemuda itu kembali, karena sekarang tak ada yang perlu di takutkan lagi sebenarnya sebab orang yang menjadi akar dari masalah ini sudah sadar akan kesalahannya tapi ia tak bisa mengatakan itu semua sehingga hanya bisa tersenyum saja.
"Aku tanya boleh?" ujar Elviro saat melihat tak ada reaksi apapun dari suaminya itu, ia mengira akan ada sesuatu hal terjadi.
"Nanya apa? Mas bakalan jawab kalau tahu apa jawabannya nanti! El tanya aja!" ujar Dalveno sebelum menahan saat pemuda itu ingin memberinya makan kembali, ia merasa sudah sangat cukup, perutnya sudah kenyang sekali.
"Mas tau nggak siapa yang udah lukai mas sampai bisa kayak gini? Waktu itu mas di rumah aja kan nggak keluar-keluar?" ujar Elviro mulai mengatakan hal yang mengganjal hatinya sejak hari pertama suaminya terluka.
"Mas waktu itu nungguin El duduk di bangku halaman rumah tapi tiba-tiba bahu mas sakit seperti ada yang mukul dan nggak lama dari itu mas juga ngerasa kepalanya di pukul setelah itu nggak tau lagi apa yang terjadi. Saat mas bangun sudah ada di rumah sakit dan di sini hanya ada bunda sama ibu aja makanya waktu itu mas mau nangis! Kirain El pergi!" ujar Dalveno mengatakan semuanya tapi hanya setengahnya saja, sangat tak mungkin ia mengatakan semuanya bukan? Itu akan membuat usaha Iron untuk berubah sia-sia saja, ia ingin pemuda itu berubah sebaik mungkin sampai saat ingin melakukan ke jahatan saja dia takut.
Elviro terdiam, itu semua sama sekali tak membuktikan hal apapun itu. Ternyata kejadiannya hanya seperti itu sehingga semuanya masih terlihat abu-abu. Jika seperti ini jadinya maka pelaku utamanya tak akan pernah ketahuan.
"El kenapa tanya begitu? Mas sudah nggak sakit lagi kok! Kamu tenang saja ya? Nanti sebentar lagi sembuh kok kata dokternya." ujar Dalveno dengan menggenggam tangan Elviro agar pemuda itu tak merasa takut sama sekali sebab semuanya akan baik-baik saja, ia juga akan segera sembuh kata dokter!
Pemuda itu menganguk sepertinya memang mereka tak di takdirkan untuk tahu siapa pelaku sebenarnya, sebab suaminya saja tak tahu apa yang sudah terjadi waktu itu.
"Sebentar lagi mas sembuh, kita boleh keluar nggak nanti? Mas pengen jalan-jalan sama El nanti, nggak papa kalau nanti harus pake alat biar bahunya nggak sakit! Mas bosan di rumah sakit terus El ..." ujar Dalveno dengan menunduk, ia memang selalu berada di rumah tapi rasanya tak terlalu membosankan sebab begitu banyak hal yang bisa ia lakukan di rumah, main, melihat orang lewat atau bahkan keluar ikut bersama bundanya sebentar tapi sekarang? Ia hanya bisa berdiam diri di atas ranjang pasien, makan, istirahat, minum obat, tidur, makan lagi, seperti itu saja terus-terusan, rasanya sangat-sangat membosankan.
"Boleh! Nanti kita jalan-jalan di taman yang deket sama rumah kita! Jalan pagi seperti ajakan mas waktu kita pertama kali bertemu waktu itu, pasti bakalan menyenangkan banget!" ujar Elviro semangat, sejak suaminya itu sadar kembali ia ingin sekali menghabiskan waktu bersama pria itu terus-menerus jika ada waktu luang.
"Boleh! Mas nggak sabar buat cepet sembuh biar bisa jalan-jalan sama Elviro!" ujar Dalveno semangat, ia bertambah yakin untuk terus rajin meminum obat serta banyak istirahat agar segera sembuh.
"Eh ya mas, hari ini teman-teman aku pengen datang ke sini buat lihat kondisi kamu boleh nggak? Mereka nungguin di luar, kalau kamu izinin buat masuk aku bakalan kasih tau mereka cuman kalau mas nggak kasih izin, aku bakalan suruh mereka pulang nanti." ujar Elviro saat mengingat temannya mengatakan akan datang ke sini namun menunggu izin dari suaminya ini lebih dulu, melihat pertemuan kedua mereka sedikit berantakan.
"Boleh! Tapi mereka nggak boleh lama-lama ke sininya soalnya mas harus istirahat yakan? Sebenarnya mas mau kalau ada orang yang datang ke sini biar nggak bosan tapi kata dokter harus banyak istirahat jadi waktunya sedikit." ujar Dalveno, ia sudah tak merasa masalah lagi jika bertemu Iron karena semuanya sudah berakhir dan ia tahu pemuda itu hanya mencintainya.
Elviro tak akan pernah berpaling darinya walaupun hanya sesaat, melihat bagaimana pemuda itu saat tahu ia sudah sadar, sangat tak mungkin jika itu semua terjadi.
Bersambung....
Votmen_
KAMU SEDANG MEMBACA
My Idiot Husband {BXB} {TERBIT}✔️
RomanceElviro, sering di sapa dengan sebutan El oleh teman-temannya, merupakan pemuda pecicilan yang sama sekali tak tahu aturan, bahkan kedua orang tuanya pun sampai di buat pusing dengan tingkah anak mereka yang sangat luar biasa itu, lalu bagaimana jadi...