1

47.4K 1.4K 17
                                    

Seorang pemuda berjalan dengan santai melewati beberapa temannya yang lain saat berhasil membuat dosen yang datang ke dalam kelas mereka kesal sehingga tak ingin mengajar lagi.

"Elviro! Kapan sih kamu bisa berubah?!" Dosen itu jelas marah karena jika pemuda itu dalam mode iseng maka kelas yang awalnya damai pasti akan berubah berantakan dan juga ramai hanya seperti ini.

"Kapan-kapan deh," sahut pemuda itu dengan mudahnya, bahkan sekarang ia terlihat mulai mengeluarkan handphone miliknya dan mulai bermain game, mengabaikan tatapan memicing serta kesal dari dosen itu.

"Kamu nggak bosan di panggil terus ke ruangan saya buat di marahin? Bahkan sampai kedua orang tua kamu bosan harus datang ke sini terus-terusan hah?" ujar dosen itu kembali, pemuda itu memang sangat terkenal dengan kenakalannya dari sekolah dasar sampai saat ini, jadi tak heran jika ini semua terjadi hanya saja mereka tak bisa mengskor pemuda itu karena dia termasuk mahasiswa yang pintar di kampus ini.

"Orang tua saya mah nggak masalah, soalnya semakin di panggil semakin sayang mereka sama saya. Kan saya anak kesayangan, mana bisa mereka marah atau memberi hukuman," ujar pemuda bernama Elviro itu, orang-orang sering memanggilnya El agar lebih mudah dan juga singkat alhasil sampai sekarang namanya hanya terkenal dengan El saja bukan Elviro.

Pemuda itu merupakan anak tunggal dari sebuah keluarga yang cukup terpandang di kota ini, sering di manja tentu saja karena dia anak tunggal, selalu mendapatkan apa yang ia inginkan tanpa harus banyak berusaha, jadi sudah pasti apapun yang dirinya lakukan kedua orang tuanya tak akan masalah dengan itu semua bukan? Lagi pula tak setiap hari kok dirinya membuat onar seperti ini jadi santai saja, orang-orang saja berlebihan dalam menanggapi sebuah masalah sedangkan ia biasa saja tuh.

"Kalo saya yang jadi orang tua kamu, sudah pasti kamu saya masukin asrama atau ketempat lainnya agar bisa mengubah kamu sebaik mungkin. Walaupun kamu pintar tapi jika kepribadian kamu seperti ini, itu semua tak berguna," ujar dosen itu kesal, untung saja pemuda itu bukan anaknya, jika anaknya pasti sudah ia pindahkan ke asrama karena tak tahan akan sikapnya itu, bikin darah naik terus bukan orang tuanya saja sudah di buat naik darah apa lagi jika jadi orang tuanya.

"Makanya saya terlahir bukan jadi anaknya miss, simpel kan?" ujar El mulai muak, karena setiap dosen pasti akan mengatakan ini semua padanya, padahal ia tak salah apa-apa, hanya keusilannya saja yang sering kali kambuh.

Dosennya itu terdiam sebelum kembali ketempat duduknya dan menjelaskan materi hari ini, tak ada gunanya berdebat dengan Elviro karena itu hanya akan membuatnya bertambah kesal saja melihat betapa pintarnya pemuda itu membalas, bukannya kena mental akibat perkataannya.

Ruangan itu kembali senyap dengan suara dosen saja yang terdengar, baik Elviro maupun yang lainnya sibuk memerhatikan ke arah depan karena miss mereka ini sangat sulit untuk mengulang apa yang sudah dia ajarkan maka dari itu agar bisa pintar harus di perhatikan sebaik mungkin.

"Sstt, El ... lo nanti langsung pulang atau mau main dulu sama kita-kita?" tanya seorang teman dari Elviro, membuat pemuda itu yang awalnya fokus mendengarkan miss menerangkan langsung menatap ke arah samping.

Pemuda itu terdiam sebentar mengingat-ingat jika ibunya tak menyuruh langsung pulang hari ini jadi ia bisa bermain sebentar bukan? Lagi pula cukup lama tak bermain bersama dengan teman-temannya.

"Kuy lah! Gue yang traktir kalian, kebetulan uang jajan gue hari ini banyak. Yakali nggak kita gunain sebaik mungkin yakan?" ujar El dengan mudahnya, ia setuju-setuju saja diajak bermain hari ini karena ibunya tak menyuruh pulang lebih awal, karena biasanya di suruh.

Prinsipnya sih kalau di suruh pulang cepat ya pulang cepat, tapi kalau tak ada suruhan ya main dulu! Yakali nggak main! Masa muda itu harus di nikmati sebaik mungkin karena tak akan terulang untuk yang kedua kalinya, maka dari itu selagi ada kesempatan lakukan!

"Kita tungguin di tempat biasanya ya? Biar lo nggak terlalu di curigain mata-mata kedua orang tua lo kalo mau main sama kita-kita,"

Elviro menganguk, ia mengerti itu semua walaupun sering di sayang serta di manja, tapi kedua orang tuanya selalu menyuruh seseorang mengikuti dirinya tanpa sepengetahuan dirinya sendiri, bahkan orang tuanya tak mengatakan hal apapun sehingga membuatnya yakin jika ini mungkin saja bentuk protes dari kedua orang tuanya akan sikapnya selama ini. Ia memang sering di manja, tak pernah sekali pun kena marah atau di hukum orang tuanya tapi diam-diam mereka melakukan hal yang tak bisa ia bantah.

Kuliah selesai, Elviro langsung menaiki motor miliknya dan memasang helm di rambut kecoklatan miliknya, mungkin karena kedua orang tuanya campuran sehingga ia bisa mendapatkan ini semua, tatapan kedua mata bulat itu mengedar untuk melihat apakah ada hal yang mencurigakan sebelum menghidupkan motornya saat merasa aman, tujuannya sekarang adalah bar mereka sering bermain-main di sana, entah minum, bermain kartu, melakukan hal menyenangkan lainnya sebagai bentuk menikmati hidup.

Ia tersenyum saat sampai di tempat yang memang dirinya tuju sejak tadi, melepas helm miliknya sebelum berjalan masuk dengan santainya, karena tempat ini sudah sangat sering ia datangi jadi tak ada rasa takut ataupun ragu di dalam tubuhnya. Senyuman itu mengembang saat melihat kedua temannya melambaikan tangannya bermaksud memberi kode jika mereka ada di sana, kedua kaki itu segera melangkah mendekat sebelum melakukan tos ala mereka bertiga.

"Gimana? Amankan? Nanti takutnya ada orang tua lo datang ke sini lagi," ujar salah satu teman Elviro, ia merasa sangat takut jika itu semua sampai terjadi, takutnya orang tua Elviro memberitahu orang tuanya.

"Aman! Tadi gue liat-liat sekitar dulu sebelum berangkat ke sini dan nggak ada yang aneh sama sekali. Betewe pesan aja kayak biasanya," ujar El dengan mengeluarkan kartu miliknya, walaupun bukan backcard tapi ini sangat banyak isinya, perbulan selalu di beri 5 juta lebih oleh kedua orang tuanya, untuk jajan saja.

"Kayak biasanya ya? Berarti pesan tiga ya?" tanya salah satu temannya membuat Elviro menganguk semangat, hal ini jarang sekali terjadi akibat dirinya sering di suruh pulang cepat.

Pemuda itu terdiam, tatapannya mengarah pada orang-orang yang ada di sini sekarang. Walaupun suara musiknya terdengar sangat kencang tapi ini lah daya tarik dari sebuah bar dan orang-orang yang menyukai hal ini sepertinya, ah ia begitu menikmati hidupnya sekarang.

Bersambung...

#coba-coba dulu ygy🗿☠️

My Idiot Husband {BXB} {TERBIT}✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang