18

11.8K 814 10
                                    

Dalveno terdiam menatap ke arah Elviro yang tengah sibuk di depan laptop, ia ingin bertanya apa yang sedang temannya itu lakukan tapi takut mengganggu, hanya saja jika keheningan seperti ini terjadi ia merasa tak nyaman. Mereka sudah berada di dalam kamar untuk tidur tapi pemuda itu bukannya tidur malah membuka laptop dan berdiam diri di sana sejak tadi.

"Kamu lagi ngapain itu? Belum mau tidur?" Akhirnya Dalveno membuka suara setelah terjadi keheningan cukup lama dan ini malam kedua mereka sebagai seorang teman, mungkin kemarin pemuda itu hanya diam saja tapi sekarang ia tak akan membiarkan itu semua terjadi! Rasanya sangat bosan saat berdiam diri seperti ini saja.

Elviro menatap ke arah samping, sial! Ia lupa jika sekarang dirinya ada di dalam kamar orang lain bukan kamarnya sendiri seperti di rumah dulu, sehingga langsung saja membuka laptop serta mengerjakan tugas yang ada tanpa terganggu sedikitpun, sampai pria itu memanggilnya dan membuatnya sadar di mana ia saat ini.

"Ini tugas sekolah, harus di kumpul beberapa hari lagi tapi karena nggak mau kepepet jadi aku kerjain sekarang dikit-dikit. Kalo kamu mengantuk tidur saja duluan ya? Karena tugasnya banyak aku pasti akan begadang," ujar Elviro, sebenarnya ia sedikit merasa tak nyaman karena selama ini saat dirinya mengerjakan tugas maka hanya akan ada keheningan saja sehingga ia bisa fokus mengerjakan semuanya tapi sepertinya sekarang tidak bisa.

"Biasanya tugasnya selasai kapan?" tanya Dalveno, ia jadi penasaran akan hal itu, karena selama ini dirinya tak pernah tahu akan hal ini.

"Tergantung sih, kalo idenya lancar ya cepet selesainya tapi kalo idenya mepet ya lama kelarnya," ujar Elviro menatap ke arah samping di mana Dalveno tengah melihatnya, ia merasa bingung kenapa setiap hal pasti ingin sekali pria itu ketahui semuanya. Padahal terkadang hal yang tidak perlu kita ketahui itu malah bagus dari pada tahu semuanya.

"Mas boleh liatin kamu ngerjain tugas nggak? Mas belum mengantuk soalnya.  Nanti kalau mengantuk pasti mas akan tidur duluan," ujar Dalveno, walaupun tak mengerti tapi ia ingin sekali melihat apa yang tengah temannya itu lakukan, karena ini hal pertama untuknya.

"Boleh, tapi kamu jangan gangguin aku ya? Nanti tugasnya jelek terus di marahin sama gurunya." ujar Elviro serius, jika di ajak bicara terus maka ia tak akan bisa fokus sehingga membuat tugasnya hancur berantakan, jangan sampai itu semua terjadi.

"Iya, mas cuman liatin kamu ngerjain tugas aja kok." ujar Dalveno sebelum menyamankan tubuhnya agar bisa melihat temannya itu dengan posisi tiduran.

Elviro tersenyum sendiri melihat pria itu memang menatapnya saja dengan kedua mata yang terlihat sangat serius, rasanya menyesal sudah marah seperti tadi bukan marah tapi kesal karena di ajak bicara saat tengah fokus mengerjakan tugas.

"Kenapa kamu berhenti? Mas lagi liatin kamu sejak tadi," tanya Dalveno saat melihat pemuda itu hanya diam bukannya mengetik lagi, padahal tadi dia mengatakan padanya untuk diam bukan agar tugasnya bisa segera selesai?

"Eh? Anu tadi aku liatin kamu udah tidur atau belom sambil cari ide yang menarik juga," ujar Elviro dengan senyuman canggung miliknya, ia ketahuan mengagumi pria itu padahal tadi ia yang merasa kesal karena Dalveno mengganggunya.

"Mas masih belum mengantuk kok!" ujar Dalveno dengan senyuman miliknya, tangan itu meraih tangan Elviro sebelum menciumnya pelan, sangat pelan.

"Semangat! Nanti kalau sudah selesai dikit mas akan kasih cium di pipinya juga! Sekarang tangannya dulu biar semangat nulisnya! Jangan dipaksain kalo udah buntu idenya tuh! Nanti sakit kalo sakit mas sedih dong! Mana bunda nggak ada di rumah," ujar Dalveno dengan senyuman manis miliknya, ia sangat senang melakukan hal itu pada teman barunya terlebih pemuda itu juga tak masalah bukan?

"Goblok ... gini aja gue baper padahal biasanya kalo jalan sama orang lain tuh mau di gombalin gimanapun pasti nggak ngaruh apapun lah ini?" ujar Elviro sangat pelan, ia kembali mengerjakan tugasnya sebelum menatap tangannya yang tadi di kecup pelan oleh Dalveno, huh! Ia belum pernah di sentuh-sentuh seperti ini oleh orang asing ataupun kekasihnya tapi sekarang pria itu melakukan ini semua padanya, sial!

"Mas semalem mimpi sesuatu .... di mimpinya kamu pergi dari sini dan mas nangis liatnya. Terus saat mas bangun ternyata kamu masih ada di samping mas tidur dengan nyenyak. Bunda suruh bangunin kamu tadi karena dia mau pamitan katanya." ujar Dalveno setelah terjadi keheningan sangat-sangat lama, ia merasa bosan jika hanya berdiam diri saja, sangat sulit menahan diri padahal temannya sudah mengatakan jangan bicara.

"Aku baru di sini mana mungkin langsung pulang gitu aja. Lagi pula kita baru ketemu mana bisa pulang yakan? Kita belom terlalu mengenal satu sama lainnya," ujar Elviro, refleks dari mulutnya karena memang terjadi keheningan sangat lama setelah ia salah tingkah tadi.

"Huum, jangan tinggalin mas ya? Soalnya mas nggak suka sendirian lagi rasanya sakit .... dadanya mas sakit saat mereka bilang kalau mas aneh sama gila. Mas nggak aneh! Mas juga nggak gila! Kata bunda mas anak yang baik dan selalu menurut sama orang tua," ujar Dalveno, raut pria itu berubah menjadi sendu sekarang saat ingatan akan orang-orang yang mengatakan dia aneh dan gila muncul.

Elviro lagi dan lagi di buat terdiam, ia sama sekali tak bisa berjanji untuk tetap ada di sini dan tak meninggalkan pria itu karena nyatanya setiap hati mudah sekali berubah-rubah.

"Aku nggak bisa janji soalnya kita nggak tau gimana hati kita nantinya bukan? Takutnya aku berjanji tapi malah ingkar nantinya," ujar Elviro dengan menatap ke arah samping, mengatakan semua yang ada di dalam hatinya sekarang.

"Mas nggak ngerti kamu bicarain apa tapi semoga saja kita selalu bersama ya?" ujar Dalveno dengan senyuman manis miliknya membuat pemuda itu terdiam.

Ia terkadang merasa bingung dan juga bimbang saat melihat tingkah pria itu, kadang seperti anak kecil dan juga seperti orang dewasa di saat bersamaan. Dirinya merasa jika pria itu sama saja seperti orang normal lainnya hanya saja sakit menjadi alasan ini semua, bisakah ia berpikir demikian? Di saat dokter sendiri yang mengatakan jika Dalveno memang berbeda. Andai apa yang ada di dalam pikirannya memang nyata, mungkin nanti mereka bisa bersama tanpa harus membuatnya terus-terusan merasa aneh akan hal ini. Munafik jika orang tak memikirkan hal sepertinya karena setiap orang ingin pasangan yang sehat dan sempurna, terkesan sangat jahat tapi ini lah kenyataan.

Bersambung....

Votmen_

My Idiot Husband {BXB} {TERBIT}✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang