21

11.1K 842 17
                                    

"Nggak miss, nggak telat kok!" ujar pemuda itu sebelum mengambil tempat duduk miliknya, ia memang sesantai itu karena tahu ini pasti tak akan terlalu mempengaruhi kelas mereka sekarang.

"Kapan sih kamu bisa serius sama kuliahmu? Kemarin untuk pertama kalinya nilaimu turun banget dan sekarang datang terlambat? Nakal boleh tapi jangan sampai mempengaruhi kuliah kamu El. Ingat orang tua kamu susah payah melakukan ini semua dan anak mereka malah begini?"

Elviro mengurungkan niatnya untuk mengeluarkan buku catatan dan hal yang lainnya saat mendengar itu semua, tak bisakah di bahas saat mereka bicara berdua saja? Jangan di depan kelas sehingga membuatnya merasa malu atau memang dosennya ini ingin membuatnya di permalukan? Kalau begini cara mainnya maka tak ada pilihan lain.

"Nilai saya baru turun sekali tapi sudah di umbar di dalam satu kelas lalu apa kabar sama nilai orang yang nggak pernah tinggi? Kenapa miss nggak bilang itu semua di depan kelas? Hanya karena saya di cap sebagai anak nakal, miss bisa mengatakan semuanya sesuka hati begitu saja. Ini pertama kalinya, nggak setiap materi harus dapet nilai bagus kan? Menurut saya itu masih lumayan bagus di bandingan mahasiswa yang selalu miss bangga-banggakan itu. Gini aja deh kalo misalnya miss nggak suka sama cara saya atau prilaku saya selama kuliah di sini, miss bisa mengajukan diri buat jadi dosen ruangan yang lain. Dari pada kita sama-sama sakit hati nantinya yakan? Lebih baik gini." ujar Elviro, ia merasa dosen ini punya dendam pribadi dengannya.

Hening.

Suasana di dalam ruangan itu menjadi hening setelah Elviro mengatakan apa yang ada di dalam pikirannya, semuanya terasa sangat memuakan bagi pemuda itu, kenapa saat orang nakal berbuat sesuatu mau itu baik atau tidak pasti selalu di cap jahat, sedangkan orang baik mau dia berbuat jahat seberapa sering pun pasti masih baik di mata orang lain? Terkadang memang dunia sangat membingungkan dan juga tak adil seperti ini, ingin mengeluhpun rasanya tak bisa saking lelahnya.

Setelah itu semua mereka kembali belajar dengan tenang, baik dosen maupun Elviro tak ada yang membahas masalah itu lagi sekarang, biarlah semuanya berjalan sesuai alur yang sudah di tentukan. Sehingga secara tak sadar sudah waktunya istirahat, membuat pemuda itu langsung beranjak dari tempat duduknya tanpa menunggu teman-temannya lebih dulu, yang terpenting ia harus segera keluar lebih dulu agar bisa bertemu dengan temannya atau mungkin pria idamannya di luar sana?

Langkah itu di percepat sebelum kedua mata bulat itu memicing saat melihat beberapa gadis mendekati Dalveno sekarang! Sial! Ternyata kelas lain sudah keluar lebih dulu dan mengetahui jika ada pria itu di sini, memang pesona pria tampan itu sangat sulit untuk di tolak, seakan-akan ada sebuah magnet yang menarik mereka secara cepat dan kencang.

"Heh! Apaan nih? Hush! Hush! Jangan deket-deket sama pacar gue! Kalian tau aja mana yang bening sama cakep! Ini tuh hak milik gue! Jangan sampe tangan nakal kalian ngegodain dia!" ujar Elviro dengan berjalan mendekat sebelum berdiri di depan Dalveno sekarang, ia tahu pria itu merasa kurang nyaman saat ini, karena para gadis-gadis itu terkesan sangat agresif! Bahkan ada yang menyentuh tangan pria-nya!

"Anjir! Semua orang cakep lo pacarin semua El! Sisain juga dong buat kita-kita jangan semuanya di ambil! Lo kan masih punya yang lain, buat cowok ini kasih sama kita aja ya?" ujar salah satu gadis, membuat Elviro mendengus kencang, hak miliknya akan selalu menjadi miliknya! Lagi pula mana mau Dalveno sama mereka.

"Tuh! Kalian sama Danil aja sana! Kebetulan dia lagi butuh belaian tangan-tangan nakal kalian! Bye! Jangan deket-dekat sama pacar gue!" ujar Elviro dengan menggenggam tangan pria itu agar mau mengikutinya sekarang, di sini sudah tak aman untuk mereka!

"Males, Danil mah buluk El! Mana mau kita!"

Pemuda itu tak memerdulikan apapun lagi, yang terpenting sekarang mereka jauh dari para wanita mencari mangsa itu. Demi apapun sepertinya keputusan membawa Dalveno ke sini sangatlah salah, ia lupa jika banyak gadis-gadis yang mungkin saja akan mengincar pria itu.

"El? Kenapa mereka pegang-pegang mas? Mas nggak kenal sama mereka tapi kenapa mereka pegang-pegang mas?" tanya Dalveno saat mereka berhenti di suatu tempat, ia sendiri tak tahu nama tempat ini apa, yang jelas sekarang dirinya ingin bertanya kenapa mereka menyentuh dirinya padahal tak saling mengenal satu sama lainnya, berbeda jika orang itu Elviro maka ia akan senang hati membiarkan temannya itu memegang tangannya seperti sekarang ini.

"Mereka itu kegatelan! Udah tau kamu temennya aku! Nanti kalau mereka mau pegang-pegang kamu lagi tepis aja ya? Jangan mau di pegang sama mereka!" ujar Elviro masih kesal dengan kejadian tadi, ia sudah susah payah menjadi teman pria itu dan dekat dengan dia, malah mereka yang bersikap sesuka hati saja! Kan kesal jadinya.

"Em! Mas nggak tau tadi makanya cuman diam aja. Kamu jangan marah ya? Nanti mas nggak akan mau di pegang lagi sama mereka, kan kita teman di sini," ujar Dalveno, ia merasa temannya itu marah karena dirinya di pegang orang lain, maka dari itu ia mengatakan ini semua agar temannya itu tak marah.

"Peluk dulu biar aku nggak marah lagi," ujar Elviro dengan senyuman miring miliknya, ia bisa melihat para gadis itu mulai datang lagi, jangan sampai mereka menyentuh miliknya lagi! Mungkin beberapa hari ini ia selalu marah akan sikap Dalveno yang membuatnya risi tapi sekarang tidak lagi, terlebih melihat pria itu menjadi incaran para gadis, semakin tak mau ia lepas dari Dalveno.

Dalveno menganguk sebelum memeluk pemuda itu sekarang, ia tak ingin temannya marah karena hanya Elviro yang mau berteman dengannya jadi jangan sampai mereka marahan! Kedua tangan itu melingkar dengan sempurna di pinggang Elviro membuat pelukan mereka semakin mengerat, membuat Elviro tersenyum senang merasakan ini semua.

Para gadis itu pergi saat melihat ini semua, ia tahu walaupun mereka terlihat biasa saja tapi di dalam hati mereka ada dendam pada dirinya karena setiap orang ganteng pasti akan menjadi miliknya. Tapi apa boleh buat? Para pria itu sendiri yang mendekatinya dan ia dengan suka rela menerima itu semua. Resiko orang ganteng dan juga menggemaskan sepertinya bisa apa selain menerima? Ugh Elviro sangat bersyukur karena terlahir dengan paras cantik bukannya marah.

Bersambung...

Votmen_

My Idiot Husband {BXB} {TERBIT}✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang