33

10.6K 765 6
                                    

Elviro menatap ke arah samping di mana ada Dalveno tengah duduk bersama dengannya di kursi bagian belakang mobil yang tengah membawa mereka pergi ke rumah kedua orang tua pemuda itu, ia merasa sangat senang karena rencana bunda dan papa ingin mendatangi kedua orang tuanya akhirnya menjadi nyata, mungkin dulu mereka bertemu karena dirinya dan demi kebaikannya tinggal di rumah bunda dan juga papa tapi saat ini berbeda lagi, terasa seperti acara lamaran walaupun belum tentu kedua orang tuanya setuju atau tidak, yang terpenting mereka sudah berusaha sekarang.

"Mas senang karena akan datang ke rumahku?" tanya Elviro penasaran, pasalnya sejak tadi pria itu hanya diam saja tanpa mengatakan hal apapun dan itu sama sekali tak mencerminkan seorang Dalveno sama sekali.

"Iya? Mas senang! Tapi mas juga takut, bagaimana jika ibu sama ayahnya kamu pengen El tinggal di sana? Mas bisa ikut sama kamu juga kan di sana?" tanya Dalveno penasaran, sejak tadi ia memikirkan itu semua, bagaimana jika kedua orang tua pemuda itu ingin Elviro tetap tinggal di sana dan tak bisa bersama dengannya lagi? Jika bisa maka ia akan ikut bersama dengan temannya itu!

"Mungkin itu bisa aja terjadi sih tapi paling cuman beberapa hari doang, setelah itu kita kembali ke rumah kamu lagi. Karena ibu sama ayah nggak mungkin mau pisahin kamu terlalu sama bunda," ujar Elviro, ia merasa walaupun kedua orang tuanya rindu dan memintanya tinggal, itu mungkin hanya beberapa hari saja karena mereka pasti juga memikirkan bagaimana kondisi Dalveno, pria itu tak pernah menginap di tempat orang lain sebelumnya.

"Mas mau ikut sama El .... bunda kasih izin kan kalau mas ikut sama El menginap nantinya? Mas nggak akan nakal di sana nanti! Bunda kan selalu bilang agar mas nggak nakal kalau di rumah orang," ujar Dalveno yang mulai menatap bundanya yang tengah duduk di bagian depan bersama papa, wanita sekitar umur 50 tahun lebih itu menganguk sebagai jawaban.

"Kalau mas mau menginap bunda tak masalah sama sekali karena di sana akan ada El dan kedua orang tuanya menjaga kamu dengan baik. Ini juga agar kamu bisa terbiasa berada di tempat yang berbeda bukan hanya di rumah saja." jawab bunda, ia sama sekali tak keberatan karena sudah pasti kedua orang tua pemuda itu dan Elviro sendiri akan menjaga Dalveno sebaik mungkin, terlebih anaknya itu sangat mudah di atur.

Dalveno tersenyum senang, ia menggenggam tangan Elviro sebagai pelampiasan atas rasa senang yang sekarang ada di dalam hatinya, selama bersama dengan Elviro maka ia akan baik-baik saja dan juga aman. Pemuda itu selalu bisa menjaga serta menjadi teman yang baik untuknya, mana mungkin ia tak senang.

*****

Elviro berjalan lebih dulu, masuk ke dalam halaman rumah kedua orang tuanya, sudah beberapa minggu berlalu ia tak datang dan tinggal di sini, rasanya cukup merindukan terlebih dirinya hanya anak tunggal di keluarga ini, pasti kedua orang tuanya merasa kesepian walaupun dirinya sering membuat masalah tapi anak tetap saja anak di mata kedua orang tuanya bukan? Tangan itu menggenggam tangan Dalveno yang berada di sampingnya karena pria itu tak bisa jauh darinya, mungkin dia berpikir jika mereka terpisah sebentar saja maka tak akan pernah bisa bertemu kembali.

Tangan itu mengentuk pintu rumah beberapa kali sebelum menekan bel juga beberapa kali, ia tak sabar untuk melihat bagaimana reaksi kedua orang tuanya melihat dirinya datang sekarang, mungkin jika sendirian maka mereka akan berpikir macam-macam namun sekarang ia datang bersama dengan Dalveno dan kedua orang tua pria itu.

Tak lama terdengar pintu itu terbuka sebelum sosok ibunya ada di sana, wanita yang sudah melahirkan Elviro itu terlihat terdiam beberapa saat karena sedikit syok melihat kedatangan anaknya, ia memang sangat merindukan sang anak akhir-akhir ini tapi menunggu waktu yang baik dulu untuk berkunjung ke sana namun siapa sangka saat ini anaknya datang sendiri ke sini bersama pria yang waktu itu dan orang tuanya juga.

"Ibu!" ujar Elviro, pemuda itu memeluk ibunya cukup erat sehingga genggaman tangan mereka terlepas, Dalveno hanya diam melihat itu semua karena ia ikut merasa senang melihat pemuda itu bisa bertemu ibunya.

"Gimana kabar kamu? Di sana kamu tidur dengan baik 'kan? Kamu tak nakal di sana?" tanya ibu dengan menangkup wajah anaknya itu, tak ada orang tua yang ingin berpisah dengan anaknya tapi takdir memaksa mereka untuk ini semua, karena dirinya tak mampu mendidik anaknya sendiri sebaik mungkin.

"Aku baik, buktinya sekarang aku bisa datang ke sini buat ketemu ibu sama ayah! Gimana keadaan kalian? Ibu nggak sering sakit kan?" tanya Elviro dengan kedua mata berkaca-kaca, ia menyesal sudah nakal tapi jika sejak dulu dirinya jadi anak baik maka Dalveno tak akan pernah bertemu dengannya.

"Ibu baik. Eh kita masuk dulu kasihan mereka berdiri terlalu lama melihat kita menangis bersama sekarang," ujar ibu saat melihat kedua orang tua angkat Elviro ada di sini dan pria itu juga, bisa di bilang mereka kedua orang tua angkat anaknya bukan?

Elviro menatap ke arah belakang sebelum menganguk, ia kembali menggenggam tangan Dalveno sebelum menariknya agar ikut bersama dengannya masuk ke dalam rumah, di ikuti kedua orang tua pria itu, mereka duduk di sofa yang ada di ruang tengah.

"Kamu sekarang makin gembul aja El, perasaan kemarin-kemarin kamu masih kurusan sekarang udah mulai berisi," ujar ayah dengan tatapan mengejek pada anak tunggalnya itu, karena Elviro sangat susah jika di suruh makan dengan baik saat di rumah tapi sekarang saat berada di tempat berbeda, mau tak mau anaknya itu harus mengikuti aturan yang ada di sana.

"El nggak gembul! Cuman naik beberapa kilo doang kemarin ...." ujar Elviro dengan sangat pelan di akhir karena ia malu, memang berat badannya naik akibat Dalveno sering memaksanya memakan sesuatu sampai membuatnya terbiasa.

"Bagaimana perkembangan Elviro di sana pak?" tanya ibu menatap ke arah papa Dalveno, ia penasaran bagaimana anaknya itu di sana, sudah bersikap baik atau masih minus seperti dulu.

"Di rumah kami dia sama sekali tak nakal, bahkan sangat jarang keluar buat kumpul bersama teman-temannya. Dia lebih banyak waktu di rumah bersama dengan anak kami," ujar bunda menjawab pertanyaan itu karena dirinya yang paling tahu sebab pemuda itu selalu berada di rumah, sedangkan suaminya sedikit tahu tentang hal itu karena sibuk kerja.

Bersambung....

Votmen_

My Idiot Husband {BXB} {TERBIT}✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang