57

9.6K 797 67
                                    

Elviro berdiam diri di dalam kamar mandi, ini sudah malam dan ia seperti merasa nyaman di tempat ini karena demi apapun saat keluar dari sini nanti kemungkinan besar ia akan mendapatkan pertanyaan kembali, mengingat perkataan suaminya tadi siang sama sekali tak ada rasa takut di dalamnya membuat dirinya gugup sendiri, haruskah malam ini mereka melakukan itu semua? Mulainya dari mana? Walaupun mantan anak nakal tapi untuk hal tak senonoh seperti ini ia kurang tahu mulainya dari mana, jadi bagaimana mungkin dirinya akan memimpin?

"Ayo berpikir El! Masa gini doang lo nggak tau sedangkan hal yang lainnya lo tau semua! Apa yang harus di mulai duluan? Haruskah gue nonton bok*p homo dulu biar tau? Cuman hp gue ada di dalam kamar anjir gimana ambilnya? Nanti kalau gue keluar buat ambil hpnya terus mas nanya lagi gimana? Mikirin ini kek mikirin hutang 271 triliun anjir!" ujar Elviro kesal sendiri, kenapa tak dari tadi ia berpikir untuk menonton tayangan tak senonoh dulu agar tahu semuanya? Karena tadi pikirannya hanya fokus pada perkataan suaminya kemarin saja jadi hal yang lainnya sama sekali tak terpikirkan olehnya, lalu apa yang harus ia lakukan saat ini?

"Kalau cowok sama cewek udah jelas masuknya dari sana dan gue juga dulu termasuk penggemar berat film kek gitu, cuman buat film nggak senonoh homo gue sama sekali belom nonton. Itu nanti masuknya dari mana? Dari mulut? Masa dari mulut? Emang iya? Dari mulut doang? Cuman perasaan nggak gitu deh, masuknya dari tempat lain juga tapi dari mana? Cewek punya lobang tiga tuh, cowok punya dua, jadi itu masukinnya dari dalam bool? Eh iya? Dari sana?" pemuda itu sibuk bicara dengan dirinya sendiri, terlihat sekali jika ia merasa sangat bingung.

"Kalau emang dari sana berarti bool gue bakalan kena tusuk nanti, emang muat? Bool sekecil ini di masukin titid jumbo? Eh punyanya mas ikut besar kek badannya juga atau kecil kek anak kecil? Kalau emang kecil pasti mudah sih masuknya cuman kalau gede? Bisa, tapi mati keknya." ujar Elviro, pikirannya mulai menjauh dari otaknya sendiri, hal yang tak seharusnya dirinya pikirkan malah melintas begitu saja tanpa tahu malu.

"Oke bersihin diri dulu setelah itu keluar dan ngelakuin semuanya. Mau nggak mau hal kayak gini emang harus gue lakuin biar mas nggak nanya lagi, bodoamat sama nggak bisa punya anak orang gue cowok tulen kok jadi seberapa sering pun hubungan pasti nggak bakalan bisa ngandung. Yang penting lakuin aja dah, urusan kalau emang mas mau anak, mungkin kami bisa adopsi anak orang di panti asuhan minta bantuan bunda kalau memang di butuhin." ujar Elviro sebelum keluar dari dalam kamar mandi, tatapan itu mengarah pada suaminya yang tengah sibuk membaca buku, entah hanya dirinya atau orang lain juga sama, ia tipe orang yang kalau sudah membaca semua buku pasti harus ganti buku yang lain untuk di baca tapi pria itu bisa membaca buku yang sama puluhan kali padahal di rumah ini ada satu rak besar buku khusus untuk Dalveno, jika dulu kamar pria itu penuh akan mainan, sekarang hanya penuh dengan buku.

"Mas ..." panggil Elviro, ia sudah tahu serta yakin saat ini jadi mereka bisa melakukan itu semua sekarang, walaupun mungkin akan ada kendala nantinya, ia tak peduli itu semua.

"Iya?" ujar Dalveno secara cepat, ia melihat ke arah samping sebelum meletakan buku miliknya di tempat asalnya, melepaskan kacamata miliknya sebelum berjalan mendekat ke arah Elviro, tatapan mereka bertemu dengan posisi pria itu menunduk agar bisa melihat pemuda itu saat ini.

"Kita bisa lakuin itu malam ini, cuman aku yang ajarin lebih dulu, mas liatin aja ya?" ujar Elviro, suaminya itu tak mengatakan hal apapun tapi malah dirinya yang memberikan dirinya sendiri pada pria itu.

"El bakalan ajarin mas bikin anak? Gimana caranya?" tanya Dalveno penasaran, ia mengira pemuda itu tak akan mau melakukan hal itu bersamanya melihat Elviro hanya diam saja tadi.

Kedua pipi Elviro memerah, demi apapun mendengar ini semua rasanya luar biasa malu apa lagi melihat kedua mata teduh itu seakan-akan menunggu apa yang akan dirinya katakan sebentar lagi.

"Mas lepas semua pakaian yang sekarang tengah mas kenakan, terus tiduran di atas tempat tidur," ujar Elviro dengan menggenggam handuk miliknya, sungguh ini lebih memalukan dari pada yang ia pikirkan sejak tadi.

Dalveno menganguk, pria itu mulai melepaskan semua pakaian yang ada di tubuhnya saat ini sebelum merebahkan dirinya seperti yang Elviro katakan, membuat pemuda itu menatap ke arah lain saat mata sialannya malah melihat benda besar di tengah-tengah selangkangan pria itu, ternyata dugaannya memang benar, benda itu mengikuti tubuh kembang dari pemiliknya, berdoa saja sekarang ia tak meninggal karena kesakitan.

Tangan itu terlihat bergetar hebat sebelum melepaskan handuk yang ia kenakan saat ini, naik ke atas ranjang sebelum mendudukan diri di atas tubuh suaminya itu, Dalveno terlihat diam memperhatikan apa yang tengah ia lakukan saat ini, sungguh rasanya ingin menangis saking malunya. Ia mulai meraih kejantanan milik suaminya itu sebelum menggerakan tangannya naik turun agar benda itu bangun, ia tahu pasti selama ini Dalveno tak pernah coli atau hal semacamnya oleh karena itu butuh waktu untuk membuatnya bangun, ia mengira tak bisa bangun tadi.

"El ... punya mas sakit ..." ujar Dalveno dengan tatapan masih terkunci pada Elviro yang tengah melakukan sesuatu di sana, ia sendiri tak tahu apa namanya.

"Ugh! Akh! Ben-bentar!" seru Elviro, ia merasa kesulitan memasukan benda besar ini ke dalam miliknya, ia mengira ini semua bisa langsung masuk begitu saja ternyata salah besar.

Setiap ingin memasukan benda itu rasanya sangat sakit padahal baru masuk kepalanya saja, bayangkan jika semuanya pasti ia sudah di temukan mati saat ini juga tapi karena sekarang mereka sudah memulai semuanya maka harus segera di selesaikan.

"El? Biar mas bantuin ya? Ugh! El kasih tau mas caranya bagaimana biar tau," ujar Dalveno menahan rasa sakit saat pemuda itu memaksa miliknya masuk kesuatu tempat, mungkin ia bisa membantu agar pemuda itu tak merasa kesulitan, melihatnya saja dirinya tak tega.

Elviro melepaskan benda itu saat merasa ia masih belum bisa memasukan itu semua, dirinya ragu bagaimana suaminya itu bisa sedangkan dirinya sendiri sulit melakukan itu semua? Tapi jika tak di coba maka tak mungkin tahu bukan?

Bersambung....

Votmen_

My Idiot Husband {BXB} {TERBIT}✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang