WANITAKU PART 16

179 6 0
                                    

SEMOGA BAHAGIA ☺️

.
.
.

Drrrtt.. drttt.. drttt... (Bunyi telfon pucho)

Papi pucho : ... Oke saya kesana sekarang (Mematikan telfonnya lalu menoleh ke aldo dan Frez)

Aldo dan Frez : (Mengangguk)

Aldo : Gw titip mereka bang (Menoleh ke Gito)

Gito : Percayain ke gw. Kalian pergi aja.

Papi pucho : (Melirik anak buahnya) Kalian semua jaga ketat area rumah sakit ini. Kabari saya kalo operasinya selesai!

Anak buah : Siap komandan!

Pucho pergi entah kemana setelah mendapat telepon itu. Sementara di SMA Natio situasi sudah sangat Keos, para ortu murid berdatangan.

Mami indah : Jangan gini sayang.. tenang dulu.. (Memegangi kedua lengan anaknya)

Adzana : Sha tenang sha..

Marsha : Marsha mau liat zean mami! Lepas! (Meronta-ronta)

Papi Oniel : (Plak! Menampar Marsha) Kekanak- kanakan kamu!

Marsha : (Terdiam menangis memegangi pipi)

Mami indah : Mas udah.. (Mengelus pipi anaknya)

Papi Oniel : Bawa dia pulang. Jangan biarin keluar rumah. Bahaya. (Diangguki oleh indah)

Jonand : Om sama Tante disini aja, biar jonand yang anter Marsha sama temen-temennya

Mami indah : Titip Marsha ya Jo.. (Diangguki oleh jonand)

Sepanjang perjalanan Marsha terus menangis. Dadanya sesak mendengar kabar zean terluka, ditambah lagi lelah menghadapi sikap papinya.

Adzana : Ini arah ke mana kak?

Pio : Iya, salah jalan keknya kak

Jonand : (Menoleh ke arah Marsha) Mau ketemu zean?

Marsha : (Menoleh lalu ngangguk)

Jonand : Aku tau dari Gito dia dirawat dimana

Adzana : Tapi kak, kalo ketahuan papinya Marsha nanti..

Jonand : Aku yang tanggung jawab (potongnya)

Mereka menuju rumah sakit. Begitupun dengan muthe, Katrin, dan olla. Mereka semua menunggu diluar ruang operasi hingga sore. Tapi berbeda dengan Chika. Seharian suntuk gadis itu tidak beranjak dari masjid sekitar RS bersama Elo.

Elo : Chik, bangun. Ini abang bawain makan.
(Menepuk pipi Chika yang bersandar di tembok masjid bagian luar)

Chika : Abang aja, Chika ngga laper

Elo : (Menarik nafas panjang dan mengelus kepala adiknya) Zean pasti selamat.. ayo makan

Tap tap tap (Suara orang mendekat ke masjid)

Papi pucho : (Brugh! Menjatuhkan badannya dan memeluk Chika yang sedang duduk)

Elo : Eh! Woi!! Siapa lo?!! (Menarik bahu pucho)

Papi pucho : (Menangis memeluk erat chika)

Chika : Ke-kenapa ini? (Terbelalak kaget)

Aldo : Kenapa ini om?

Elo : Kalian kenal orang ini? (Diangguki oleh Aldo dan Frez)

Papi pucho : (Menangkupkan tangan di kedua pipi Chika) Anak papi...

Aldo, Frez, Elo : Hah?!! 😳

Belum sempat pucho menjelaskan, ada telfon bahwa Operasi darurat telah selesai dilakukan. Dua raga yang berusaha saling melindungi itu kini terbaring lemas bertarung maut. Kitty kritis dan zean dinyatakan koma akibat pendarahan otak.

Marsha : Aku udah bilang, jangan ikut tawuran sayang.. tapi kamu ngga pernah nurut.. hiks.. (Mengelus pipi zean)

Bunda Shani : (Datang buru-buru dari kamar mandi dan melihat dari jendela ruangan,ada seseorang disamping putranya)

Adzana : Itu marsha bun, pacarnya bang zean (Jelasnya)

Frez : Mantan pacar!

Pio : Hih! (Mencubit perut Frez)

Frez : Awwhh!.. mantab sayang (Menahan sakit)

Adzana : Bisa diem ngga kalian?!! Aldo mana?!

Frez : Nemenin om pucho

Zean berada di ruang ICU, hanya bisa dijenguk 1 orang bergantian. Sedangkan Kitty dipindah ke ruang VIP karena kondisinya berangsur pulih dari kritis beberapa jam setelah operasi.

Papi pucho : (Mencium dan mengelus kepala Kitty) Sayang.. liat siapa yang dateng.. kakak kamu

Chika : Tolong jelasin apa yang sebenernya terjadi!

Elo : Iya, ada apa sebenernya ini. Jangan bikin kami bingung

Papi pucho : (Duduk di sofa dan mulai menjelaskan)

-Flashback on-

Papi pucho : (Naik keatas pohon besar) Halo? udah kedengeran sayang?

Mami Aya : Udah mas, ini aku deketin ke telinga putri kita

Papi pucho : (Mengadzani putrinya)

Mami Aya : Namanya mas?

Papi pucho : Ee..nama ya? (Garuk-garuk kepala)

Mami Aya : iiih! Jangan bilang kamu belum siapin ya!!

Papi pucho : (Tuk!! buah asam jatuh diatas kepala pucho) Mmm, gimana kalo.. Tamara Angelina Raymond?

Mami Aya : Halo papii.. nama atu Tamalaaa (menirukan suara anak kecil)

Papi Pucho : (Menangis bahagia diatas pohon asam)

Pucho Alexa Raymond. Seorang komandan prajurit khusus yang saat itu ditugaskan di daerah terpencil. Setelah anaknya lahir dia izin kembali ke daerahnya. Sampai akhirnya ketika anaknya TK, dia terpaksa harus kembali bertugas keluar daerah.

Drrttt.. drrrttt...drttt... (Suara telfon pucho)

Papi pucho : Apa?! Gimana ceritanya bisa hilang?!

Mami Aya : Maaf mas.. kepala aku dipukul dari belakang.. hiks.. (Menangis)

Papi pucho : Tenangin diri kamu. Mas pulang sekarang juga (Menutup telepon)

Pucho langsung menghubungi tim yang menyelidiki kasus anaknya. Matanya merah melotot mendengar penjelasan tim itu.

Papi Pucho : (Brak!! Mendobrak pintu) Keluar kamu Gaby!!

Ayah Gaby : Kenapa ini?

Papi pucho : (Bugh! Bugh! Bugh! Memukul Gaby tanpa ampun)

Bunda Shani : Stop! Ada apa ini pucho?!

Papi pucho : Pembunuh!! Suami kamu pembunuh!!

-Flashback off-

.
.
.

🌀BANTU FOLLOW, LIKE, COMMENT, AND SHARE YUUU🌀

WANITAKUWhere stories live. Discover now