SEMOGA BAHAGIA ☺️
.
.
.Shani semakin bingung dengan kliennya kali ini. Raut wajah cemas bercampur waspada itu terlihat jelas oleh zean. Bundanya sampai melarangnya keluar malam karena hal ini. Dengan terpaksa zean harus mengurungkan niat untuk kembali ke rumah pucho. Lain halnya dengan Gito. Saat ini dia sedang santai di rumah pucho, setelah membantu Chika pindah. Melihat papinya akrab dengan Gito, Chika justru merasa sesak. Andai saja dulu dia tidak selingkuh, pastilah zean yang duduk disana, menunggunya membawakan kopi.
Chika : (Menaruh dua cangkir kopi) Kopinya Pi, bang
Papi pucho : Makasih sayang (ucapnya seraya mengelus rambut Chika)
Gito : (Melihat mata Chika berkaca-kaca) Duduk Chik.. (Pintanya sambil menyodorkan kursi)
Chika : Aku masuk dulu aja, masih harus beberes kamar (diangguki oleh Gito)
Papi pucho : (Memperhatikan mata Gito yang bergerak mengikuti Chika masuk ke rumah) Cantik kan putri om?
Gito : (Menoleh kaget) E.. iya om..
Papi pucho : (Terkekeh, menepuk-nepuk pundak Gito)
Gito tau tidak mudah menggantikan posisi zean di hati Chika. Wanita mana yang rela melepas lelaki setulus itu. Terlalu melekat diingatan, sulit tergantikan, dan tidak bisa terulang. Begitu cara Gito mendeskripsikan perasaan Chika. Sebuah deskripsi yang juga tepat untuk menggambarkan suasana hati Marsha saat ini. Dia terbaring sakit setelah kejadian di cafe kemarin. Hati Indah ikut tersayat-sayat mendengar putrinya mengigau nama zean terus-terusan hingga pagi.
Mami indah : Tolong kakak kamu sayang..
Katrina : Katrin ngga mau ikut-ikutan ngekang orang lain. Dia punya kehidupan sendiri mi
Mami indah : Bukan gitu nak.. mami ngga tega liat kondisi kakak kamu. No hp zean juga ngga aktif. (Pintanya sambil menangis)
Katrina : (Terdiam sejenak, lalu memberikan HP-nya) Cuma dia yang bisa bujuk kak zean
Mami indah : (Melihat profil wa) dia siapanya zean?
Katrina : Tanya sendiri ke orangnya (Jawabnya sambil membetulkan sepatu)
Pagi itu, indah segera menghubungi kontak yang diberikan putri bungsunya. Oniel memperhatikan indah dari atas tangga. Dia merasakan suasana rumahnya semakin berantakan. Indah pun mulai mengacuhkannya. Katrin yang melihat ekspresi mengerikan papinya itu, memilih untuk segera pergi ke sekolah. Dia telat hari ini karena macet kecelakaan ke arah sekolahnya. Kitty pun sama.
Zean : (Menarik Kitty ke depan UKS) Sama mereka dulu di UKS, nanti pas pergantian jam pelajaran, kamu ke kelas (Ucapnya memegang bahu Kitty)
Adzana : Beneran ngga bakal ketahuan ini bang?
Zean : Aman, serahin ke Abang
Kitty : (Menatap cemas kearah zean)
Zean : (Merogoh saku dan memberikan HP-nya ke Kitty) Gausah nyusul.. nanti aku jemput..
Kitty : (Mengangguk) Hati-hati..
Zean : (Tersenyum mengelus pipi kitty) Titip Na, Kath. Jangan di apa-apain (titahnya)
Katrina : Yee.. lu kira kita monster 😒
Adzana : Tau tuh, dah lah yuk masuk (Menarik tangan Kitty dan Katrin)
Zean terkekeh melihat mereka akur. Kitty menoleh kebelakang melihatnya sekali lagi. Zean senyum dan melambaikan tangan padanya, lalu berlari ke lapangan menyusul Aldo dan Frez menggantikan hukuman mereka bertiga. Sambil berlari dia terus memikirkan tatapan mata penuh kesedihan itu. Wanita itu sedang terluka, zean bisa melihatnya. Dia merenungkan ini sampai hukuman lari selesai sambil Istirahat dibawah pohon. Sampai jonand datang mengajaknya ngobrol empat mata.
Jonand : Dia gandeng tangan gw bukan karena udah buka hati, tapi karena cemburu sama Kitty
Zean : (Menarik nafas panjang) Pertama, gw gasuka Enjel dibawa-bawa ke masalah ini. Kedua, persoalannya ngga sesimpel yang lo kira
Jonand : Oke kita kesampingkan masalah cewe, gw tau persoalan terbesar lo sama Marsha itu om Oniel kan? Gw bisa bantu
Zean : (Beranjak pergi meninggalkan Jonand)
Jonand : Temuin dia, coba sekali lagi. Gw bantu lo deket sama om oniel (teriaknya, berusaha meyakinkan zean)
Zean : (Tidak menjawab)
Zean benar-benar pusing. Aldo dan Frez mengerti betapa sulit posisi sahabatnya itu. Mereka ajak zean ke kantin. Kebetulan saat ini sudah istirahat kedua. Seperti biasa, setelah hukuman mereka malas ikut pelajaran. Kantin adalah tempat terbaik untuk melepas lelah.
Zean : (Mengelus rambut Kitty seraya duduk disampingnya) Seblaknya kasian dianggurin..
Kitty : (Mengangkat wajahnya dari meja dan menoleh) Zee..
Zean : Suapin.. (Pintanya sambil membuka mulut)
Kitty : Tapi ini pedes, bentar aku..
Zean : (Menahan lengan Kitty) Aku mau makan apa yang kamu makan. Sepiring berdua.
Kitty : (Terdiam menatap zean)
Adzana : Ekhem! Ada manusia lain ya disini
Aldo : Kenapa sayang? mau sepiring berdua juga? (Ledeknya pada adzana)
Katrina : Tolong ya! Gw jomblo disini woy!
Mereka semua tertawa bersama. Kitty menyuapi zean sambil terkekeh melihat ekspresi randomnya menahan pedas. Zean senang melihat tawa lebar Kitty setelah sekian lama. Sungguh suasana yang menyejukkan. Setidaknya sampai bell pulang tiba dan Kitty menolak diantar zean. Dengan penuh air mata, dia membujuk zean agar mau menjenguk Marsha. Tatapan mata itu, zean tidak pernah bisa berkutik dihadapannya. Tidak ada pilihan lain. Apalagi ini permintaan Kitty.
Marsha : (Membuka mata dan terperanjat bangun) Akhirnya kamu dateng..(Menangis memeluk zean)
Zean : Makan dulu, aku suapin (Jawabnya sembari mengambil mangkuk)
Mami indah : (Tersenyum meneteskan air mata diambang pintu kamar, melihat putrinya makan dengan lahap. Lalu menutup pintu kamar itu)
Papi Oniel : Motor siapa diluar? (teriaknya dari bawah tangga)
Mami indah : (Cuek menuruni tangga) Calon mantuku dateng
Papi Oniel : (Bergegas menaiki tangga)
Mami indah : Kalo kamu ganggu mereka, kita cerai hari ini juga (Menatap Oniel berkaca-kaca)
.
.
.🌀BANTU FOLLOW, LIKE, COMMENT, AND SHARE YUUU🌀
YOU ARE READING
WANITAKU
FanfictionIni kisahku dengannya. Aku dan dia part 1000. Tokoh (zean, kitty, marsha, Chika dan seluruh teman tercinta yang terlibat)