WANITAKU PART 44

195 10 0
                                    

SEMOGA BAHAGIA ☺️

.
.
.

Waktu berkabung yang bahkan belum pasti terjadi seolah telah tercium sejak lama oleh firasat seorang ibu. Shani kini hanya bisa termenung sembari menyeka air mata di suatu lokasi yang cukup riuh untuk dikategorikan sebagai tempat menyepi. Kegelisahan terpancar dari jari lentiknya yang terus menerus meremat keringat dari telapak tangan sambil menelpon,menatap kearah ban-ban pesawat dimana beberapa mobil full black berbaris rapi dengan sekumpulan manusia berkostum hitam berdiri tegak disekitarnya. Mereka memberi hormat pada seseorang yang berjalan ditengah, sampai masuk ke mobil. Setelah menyaksikan semua itu Shani mendadak panik. Telpon ditangannya bergulir jatuh akibat langkah mendadak. Dia lari terburu-buru meninggalkan panggilan yang belum usai itu.

Zean : Halo? Bunda..? Bunda masih disana? (Ucapnya sembari melihat telpon)

Puk!

Aldo : (Menepuk pundak zean) Anak buah om Pucho udah dateng. Mereka bawa motor sama info lokasi penculik (Ucap Aldo sembari memapah Frez)

Zean : (Mematikan telponnya lalu membuang nafas kasar) Kalian ikut pulang ke bandung sama yang lain (Titahnya)

Frez : Maksud lo apa ngomong gitu? Lo udah ngga butuh kita? atau lo ngeremehin kemampuan kita? (Protesnya)

Zean : Ini terlalu bahaya buat kalian. Pulang. Lindungi diri kalian masing-masing. Biar gw yang maju sendiri.

Frez : (Mendekatkan wajahnya ke zean) Entah balik hidup atau tinggal mayat. Kita semua ngga akan pernah ninggalin Lo! (Tegasnya) Kasih perintah! Lo ketua kita semua!

Kasih perintah ketua! (Ucap mereka serempak sembari meletakkan tangan ke pundak zean)

Zean mematung sesaat mendengar kalimat itu. Matanya bergerak memandangi seluruh anggota geng 48 yang mengelilinginya. Tidak ada argumen apapun yang bisa dilontarkan. Disibaknya jaket kulit hitam berlogo matahari dibelakang itu ke tubuhnya, lalu diikatkan selembar slayer hitam untuk menutupi sebagian wajahnya, dan perlahan dia melajukan motor memimpin anggotanya berangkat ke lokasi yang telah diberitahukan oleh anak buah pucho. Namun tanpa disadari ada orang lain ditepi jalan raya yang menatap tajam kepergian mereka sembari menelpon seseorang.

Tut! (Bunyi telpon dimatikan)

Gito : Anak buah mana lagi yang nemuin zean om? Kita semua masih otw dari sini. Itu pasti jebakan! (Paniknya)

Papi Pucho : (Melihat kearah Chika) Sayang..

Chika : Papi nuduh?

Papi Pucho : Bukan gitu, papi cuma nanya apa Tamara tau siapa mereka?

Chika : (Berdengus kasar) Kalo papi sendiri udah ngga percaya sama Tamara, lebih baik Tamara pulang! (Kesalnya) Stop pak! Pinggirin mobilnya!

Papi Pucho : (Menahan lengan Chika) Bahaya sayang. Oke, papi minta maaf..

Chika : Stop atau Tamara lompat ke jalan?! (Ancamnya)

Pucho tidak punya pilihan lain. Mobil berhenti tepat di lampu merah. Chika membuka pintu dan tiba-tiba..

Brugh!!! Dorrr!!!!

Chika : PAPIIIIIIIIII!!!!!! (Pekiknya histeris)

Seorang pemotor mendorongnya hingga jatuh. Lalu menembakkan senapan ke dalam mobil. Sekujur tubuhnya terasa kaku, melihat darah menetes dari celah pintu bawah mobil, pertanda papinya terkena tembakan. Lirihnya histeris disepanjang jalan, menyiratkan ketersiksaan yang luar biasa. Seluruh ucapan penguat dari Gito seakan tidak bisa terdengar oleh telinganya yang telah tertutup oleh tebalnya kabut penyesalan. Sampai di tengah lorong IGD, setelah beberapa lama dia melihat bagaimana seluruh tim medis langsung berlarian menuju papinya dan melakukan hal apapun yang dia tidak mengerti. Kini, tangisnya semakin menjadi ketika dokter mendatanginya untuk menyampaikan sesuatu. Sambil menatap kedua tangannya yang telah berlumuran darah. Dia menjerit meneriakkan nama wanita itu. Hingga semua menjadi gelap gulita.

Byurrrrr!!! (Air mengenai wajah manusia yang sedang tertidur di sebuah ruangan. Sepasang mata terbuka melihat ke sekitar)

Tante Cindy : Selamat datang.. Romeo.. (Sapanya sembari membuka slayer penutup)

Aldo : Halo Tante. Apa kabar? (Jawabnya tersenyum smirk)

Tante Cindy : Ka-kamu?!!! DIMANA ROMEO?!! (Bentaknya kaget)

Frez : Ngga mudah ngebodohin ketua kita Tante. Dia itu briliant! (Potongnya datang dari depan)

Tante Cindy : Dasar bodoh kalian!!! Justru saya mau nyelametin dia!!!!! (Teriaknya panik sembari bergegas keluar ruangan)

Seluruh geng 48 saling toleh. Mereka bingung dengan semua ini. Frez yang merasa ditipu oleh ketua gengnya sendiri sudah mencak mencak sedari tadi. Lelaki itu benar-benar tidak pernah kekurangan akal. Hati yang tulus tersembunyi dibalik tubuhnya yang kekar. Sejak awal dia tau anak buah Cindy sedang menyamar. Karena itu disuruhnya seluruh anggota untuk menutupi muka dengan slayer hitam dan meminta Aldo untuk bertukar motor. Perlahan dia menjauhkan diri, membiarkan Cindy menculik seluruh temannya, agar setidaknya mereka pergi dari medan yang jauh lebih berbahaya. Yaitu, tepat dimana kakinya berpijak saat ini.

Zean : (Memungut syal berwarna magenta yang dilempar Aran, lalu menciumnya dalam-dalam sembari mengingat sesuatu)

-Flashback On-

Zean SMP : Tadaaaaaaa!!!! Gimana? Cukup keren kan? (Ucapnya membuka pintu kamar sembari memamerkan syal yang dibelinya dengan uang hasil menang lomba basket khusus untuk Kitty)

Zean SMP : Loh, Enjell? Enjell kamu dimana? (Tanya-nya bingung celingukan)

Brummmm!!!! Suara mobil dari arah luar. Zean berlari menghampiri suara itu. Tapi sayang mobilnya sudah berjalan meninggalkan rumah. Dia melihat kearah bundanya, namun Shani hanya masuk ke dalam tanpa berkata sepatah kata pun, tidak ada yang bisa menjelaskan padanya apa yang sedang terjadi. Dia pun segera mengejar mobil itu.

Zean SMP : ENJELLLL!! Jangan pergi Enjelll!!!! (Teriaknya, berlari sekuat tenaga)

Kitty SMP : (Melihat dari kaca mobil belakang sembari menangis) Papi... (Lirihnya)

Pucho menghela nafas panjang. Menurutnya, menghentikan mobil dan turun lagi akan membuat perpisahan ini semakin menyakiti putrinya. Tapi karena tidak tega melihat mereka berdua, ia pun akhirnya memelankan laju mobil dan membuka kaca jendela belakang.

Kitty SMP : Hiks.. Zee.. (Teriaknya dengan posisi kepala menengok keluar dari jendela)

(Zean Mengerahkan seluruh tenaganya, berusaha menyodorkan syal, sampai akhirnya berhasil dipegang oleh Kitty dan dia pun terjatuh kelelahan)

-Flashback Off-

.
.
.

🌀BANTU FOLLOW, LIKE, COMMENT, AND SHARE YUUU🌀

WANITAKUWhere stories live. Discover now