SEMOGA BAHAGIA ☺️
.
.
.Zean datang naik jetsky memutari tubuh Marsha dan pio yang pingsan mengambang dalam keadaan tengkurap didekat puing-puing. Byurrr! tanpa ragu dia langsung menceburkan diri. Disusul oleh Aldo dan Frez yang datang bersama petugas naik boat. Para lelaki itu membawa tubuh keduanya ke tepi pantai, untuk diberi pertolongan pertama. Para siswa riuh berkerumun menambah ketegangan. Dalam atmosfer kepanikan itu, tampak sepasang kaki menjauh pergi manakala tim penolong memberi aba-aba untuk melakukan pemberian nafas buatan. Kejadian setelahnya tidak diketahui. Yang jelas seluruh rangkaian peristiwa janggal ini sudah pasti tak luput dari pemantauan Pucho. Dia tetap memonitor kondisi putri bungsunya dari jauh.
Papi Pucho : Tolong handle sebentar. Secepatnya bantuan dari sini berangkat (Ucapnya sembari menutup telepon)
Papi Pucho : Siapkan penerbangan ke Bali hari ini juga (Titahnya pada anak buah)
Chika : Tamara ikut (Potongnya, datang tiba-tiba dari pintu utama diikuti Gito yang babak belur)
Papi Pucho : (Tersenyum) Pagi cantik. Anak papi pulang hari ini? (Ucapnya sembari mengecup kening Chika)
Entah apa yang membuat Chika pulang ke rumah pucho setelah semua huru hara itu. Yang jelas dia memaksa ikut ke Bali. Dan lagi-lagi Pucho tidak berdaya dengan permintaan putrinya. Dengan terpaksa dia membawa serta Chika menuju medan berbahaya itu, dengan syarat Gito sebagai orang yang dipercaya ikut mendampingi. Chika pun menyanggupi. Selama perjalanan ke bandara, papi dan anak sama-sama sibuk berkutat dengan HP-nya. Pucho terus memantau info terbaru terkait situasi di TKP. Pantai itu kini penuh sesak dengan tim investigasi. Tapi yang paling penting dari semuanya adalah info bahwa kondisi putrinya baik-baik saja. Wanita itu sampai saat ini masih betah bengong, memandang hamparan laut lepas dari atas ayunan di tepi pantai.
Tuing..tuing... (Sesuatu menoel-noel lengannya)
Kitty : Hwaaaa!!!! (Teriaknya kaget) Eh?? Aaaaa!!!!! pokemon siapa iniiiii??!! Gemoyyyyy!!! (Hebohnya sambil loncat-loncat)
Pokemon : (Menyerahkan sesuatu)
Kitty : Buat aku? (Tanyanya, diiyakan oleh gestur pokemon)
Kaesara : Kitt.. (Sapanya dari samping)
Kitty : Kae? Ada apa?
Kaesara : Mmmm... Bisa ikut aku bentar? (Pintanya)
Kitty mengiyakan permintaan itu. Dia ikut kemana kaesara membawanya pergi. Menuju ke tempat yang jelas itu bukan area pos penyelamatan, area dimana para siswa sedang berkumpul saat ini untuk mendengarkan arahan dari petugas setelah insiden barusan. Selama penjelasan, tampak Pio nyender di bahu Frez, sedangkan Marsha berbaring lemas di paha adzana. Mereka tetap ikut medengarkan setelah siuman.
Marsha : Zean mana? (Tanyanya lemas)
Adzana : Tadi pamit ke toilet Sha. Bentar coba aku chat ya (Jawabnya)
Aldo : Biar aku sama Frez yang cari. Kamu jaga mereka berdua disini (Ucapnya diangguki oleh Adzana)
(Aldo dan Frez berdiri keluar dari barisan. Melihat itu Katrina refleks ikut celingukan)
Katrina : Kitty mana ya? (Tanyanya)
Muthe : Aku juga baru nyadar dia gaada. Barusan aku telfon ngga diangkat.
Katrina, muthe, dan Olla saling tatap, mereka sepemikiran untuk keluar dari barisan mencari Kitty ke sekeliling pantai. Namun bukannya bertemu Kitty, ketiganya malah gagal fokus memicingkan mata melihat dari kejauhan ada pokemon menjatuhkan tangkai demi tangkai bunga dari dekapannya di sepanjang tepi pantai. Lalu tampak orang didalamnya melepas kepala kostum itu dan berbaring di gazebo. Muthe yang sudah heboh melihat pokemon selucu itu langsung mengajak kedua temannya mendekat. Tapi tak berselang lama, ternyata ada orang lain yg mendahului mereka.
YOU ARE READING
WANITAKU
FanfictionIni kisahku dengannya. Aku dan dia part 1000. Tokoh (zean, kitty, marsha, Chika dan seluruh teman tercinta yang terlibat)