SEMOGA BAHAGIA ☺️
.
.
.Oniel tidak menyangka indah sampai mengucap kata cerai hanya demi membela zean. Wajahnya merah padam seperti ingin menyambar manusia disekitarnya. Segera indah menuju ke samping kolam, supaya anaknya tidak mendengar amarah papinya. Perdebatan panjang itu diakhiri dengan isak tangis indah.
Jonand : Jonand yang minta dia kesini om (datang tiba-tiba dari ruang utama)
Papi Oniel : Joe?
Jonand : Setelah liat kondisi Marsha, menurut jonand sebaiknya perjodohan ini dibatalin
Papi Oniel : (Terperanjat kaget) Apa yang ada di otak kalian berdua ini?
Jonand : Om.. Kalo soal pekerjaan, joe yakin zean berpotensi besar. Dia itu siswa tercerdas se-SMA. Apapun kerjaannya nanti, dia pasti bersinar
Papi Oniel : (Menatap tajam Jonand) Sampai mati pun om ngga akan nyerahin anak om ke dia.
Zean : Gausah debat (Potongnya)
Mami indah : Zean? Marsha..
Zean : Tidur tante, efek minum obat (diangguki oleh indah)
Zean : (Menatap Oniel) Gausah khawatir om, hati zee udah tau harus kemana. Setelah ini zee bakal fokus ke pilihan sendiri. Gaakan ganggu orang lain.
Seisi ruangan terdiam mendengar perkataan zean.
Berat rasanya indah melepas putra Shani itu saat berpamitan. Dia takut kalau ternyata pilihan zean bukanlah putrinya. Sedangkan Oniel tetap dengan tatapan tajamnya, tapi zean tidak peduli. Sepulang dari sana dia langsung ke rumah. Entah kenapa firasatnya sangat tidak enak. Dan ternyata benar..Mami Kinal : Mereka ada banyak, kemungkinan suruhan (Ucapnya sembari menyerahkan gelang)
Zean : (Mengelus rambut bundanya yang terbaring lemas)
Bunda Shani : (Mengelus tangan zean) Bunda ngga apa-apa sayang. Cuma pingsan..
Zean : Mulai sekarang bunda kemana-mana harus sama zee. Butik, semua biar zee yang urus.
Bunda Shani : (Terkekeh) Mana bisa lelaki ngurus butik, kamu ngga bakal..
Zean : Bisa bunda (Potongnya singkat lalu beranjak pergi)
Bunda Shani : Mau kemana lagi?
Zean : Tolong jaga bunda sebentar tante (jawabnya tanpa menoleh, diangguki oleh Kinal)
Shani cemas melihat amarah putranya. Dia takut zean berbuat nekat. Kecemasan yang sama dialami oleh Kitty. Dia baru sadar, kalau sedari tadi sendirian di rumah. Saking sepinya rumah itu, isak tangisnya karena zean sampai terdengar jelas. Kakaknya sedang les, tapi papinya? Dimana dia?
Tante Cindy : Kamu masih tampan seperti dulu
Papi pucho : Jangan ganggu mereka
Tante Cindy : (Tersenyum tipis) Jadi cinta kamu ke Aya sudah luntur? Sekarang ganti ke Shani?
Papi pucho : Justru karena cinta ke istriku, sampai mati pun aku akan melindungi mereka
Tante Cindy : (Berkaca-kaca) Kenapa bukan aku yang kamu cintai sedalam itu Alex..
Papi pucho : (Berbalik badan) Kembali ke tempat asalmu. Atau perang besar akan terjadi
Brakk!! (Suara dari lantai bawah, Pucho dan Cindy bergegas turun)
Papi pucho : (Terkaget melihat semua anak buah Cindy terkapar) Boy..
Zean : Maaf om, zee dateng tanpa bilang dulu ke om (Ucapnya dengan nafas terengah-engah)
Tante Cindy : Romeo? (Siapanya mendekati zean)
Zean : Sekali lagi anda sentuh bunda saya, saya ratakan seluruh aset anda (Menunjuk muka Cindy sambil menatap tajam)
Zean benar-benar dalam mode brutal. Tatapan mematikan itu, Cindy tidak asing lagi. Itu milik lelaki yang dia kenal. Pucho menangkan zean, dia juga mengirim beberapa anak buah untuk Shani dengan penyamaran. Sang pelindung itu kini resmi kembali ke jalanan. Sesaknya atmosfer ini sama persis seperti saat insiden penembakan itu. Dia meminta seluruh temannya untuk bersiap.
Gito : Serangan ke bunda lo, kok bisa barengan jamnya sama serangan anak Hercules tadi?
Zean : Mereka buat kerusuhan apa lagi?
Aldo : Begal payudara
Frez : Gw heran kenapa mereka ngga ada kapoknya?
Elo : Menurut gw mereka punya backingan. Bos-nya ini lagi ngincer orang. Makanya mereka mancing terus
Aldo : Aran, kakak tiri lo juga terlibat. Menurut info, dia pindah ke SMA Hercules
Zean : (Terdiam, berpikir serius) Kalo sampe orang-orang yang gw sayang disentuh. Gw patahin leher mereka semua (Ucapnya tajam)
Ekspresi tidak main-main seorang ketua geng itu disambut respon serius dari seluruh rekannya. Setelah obrolan yang cukup berat itu, zean hanya duduk di teras rumah, menjaga bundanya sambil bermain gitar, dan mengingat kejadian di sekolah tadi. Dia kelelahan, terlelap diteras disemalaman.
(Pagi hari di sekolah)
Marsha : (Melihat Kitty berjalan dari arah parkiran menuju kelasnya memakai jaket zean)
Adzana : (Menepuk bahu Marsha) Jadi ke kamar mandi ngga sha?
Marsha : Zean berangkat bareng siapa hari ini?
Adzana : Lah? Kok jadi bang zean?
Marsha : Selama gw sakit, dia jalan sama cewe lain? (Tanyanya mulai berkaca-kaca)
Pio : Sha.. ini masih pagi Hlo.. masa udah mau nangis lagi..
Adzana : (Memegang bahu Marsha) Ke kelas aja yuk. Lo keknya masih belum pulih
Sakit sekali. Marsha tidak pernah menyangka, jaket kulit hitam yang dulu tidak pernah mau dia sentuh karena benci geng motor, kini dipakai oleh perempuan lain. Apa zean benar-benar sudah tidak mau memberinya ruang? Seberapa dekat mereka berdua? Marsha sesak memikirkannya.
Kitty sendiri mengenakan jaket itu hari ini karena ingin mengembalikannya bersama hp zean yang masih dibawanya dari kemarin.Aldo : Kenapa ngga dikasih langsung aja?
Frez : Iya, gw yakin zean juga pasti seneng
Kitty : (Menunduk) Gapapa titip ke kalian aja..
Zean : Ngga mau ketemu aku? (Tanyanya tiba-tiba datang)
Kitty : (Menoleh) Zee..
Zean : (Berusaha mengelus pipi Kitty tapi Kitty menghindar) Kenapa kamu ngehindarin aku gini.. salah aku apa..
Kaesara : Dia cewe gw (Nimbrung dari belakang zean)
(Zean kaesara saling menatap tajam)
.
.
.🌀BANTU FOLLOW, LIKE, COMMENT, AND SHARE YUUU🌀
YOU ARE READING
WANITAKU
FanfictionIni kisahku dengannya. Aku dan dia part 1000. Tokoh (zean, kitty, marsha, Chika dan seluruh teman tercinta yang terlibat)